3

510 65 4
                                    

🎲🎲🎲🎲















...

Banyak dari sekian yang menunggu dan menebak, apa yang terjadi setelah Seraphine mendengar bahwa pertunangannya dengan Elgara, akan diadakan seminggu yang akan datang.

Entahlah, Sera pun bingung.

Hatinya merasa bingung dan putus asa. Beribu kali timbul pertanyaan dalam hati, tapi tidak satu pun mendapatkan jawaban.

Sera juga seorang gadis biasa.

Gadis yang mau menyusun masa depan dan dengan siapa nanti dia akan berlabuh. Seseorang yang nantinya akan menemaninya, untuk menjadi teman hidup abadi.

"Permisi, aku mau ke belakang dulu. "

Hanya kalimat itulah yang bisa Sera katakan, disaat mulutnya sudah menyutujui tentang tanggal pertunangan dan pernikahan.

Atmaja dan Candrakara.

Keduanya adalah sebuah keluarga kaya raya, dengan segudang bisnis di dalamnya. Eksistensi mereka di dunia kalangan atas itu sangatlah kentara. Menjadi raksasa diantara kalangan itu.

Karenanya, beberapa keluarga juga berlomba untuk menjadikan keturunan Atmaja dan Candrakara untuk menjadi anak menantu mereka. Memang sebesar itu, pengaruh Candrakara dan Atmaja.

Kembali pada Sera. Gadis itu berjalan tak tentu arah. Suasana gemerlap kota Jakarta, yang seharusnya menjadi indah, nyatanya sangatlah membosankan.

Gemerlap lampu yang menyinari, membuat Sera tambah kelabu.

Di sebuah taman restoran itulah, kini Sera terduduk. Dengan sebuah gaun indah yang membalut dirinya. Juga sepasang sepatu mewah keluaran terbaru.

Nyatanya itu semua tidak menarik lagi. Sera terlampau sedih, dengan apa yang akan terjadi padanya. Sebentar lagi, dia akan menjadi bagian dari orang yang tidak mencintainya.

Huhh, akan semengerikan apa nanti hidupnya?

"Gue boleh duduk disini ya? "

Sera tersentak kala suara itu menginstrupsinya. Saat menoleh, ternyata itu adalah orang yang mulai malam ini, Sera akan benci keberadaannya.

"Ini tempat umum. Duduk aja. "

Elgara tersenyum tipis. Lalu mengambil duduk di sebelah gadis yang memakai gaun berwarna biru dongker itu. Malam ini nampak sunyi. Dengan lampu lampu yang menerangi dari kegelapan.

Sera membuang pandangannya. Mata indahnya seharusnya tidak membuang waktu dengan menatap Elgara. Ada yang lebih indah, yang harus Sera tatap mulai hari ini, karena berhasil menyita perhatian dan hatinya.

Karena Seraphine, mulai malam ini, memutuskan untuk memperjuangkan hak dan hatinya.

"Gue beli bunga buat lo. Kata orang, perempuan itu suka bunga mawar merah. Sounds romantic and powerful at the same time. " Ucap lelaki itu, dengan tangannya yang memberikan sebuket bunga mawar merah itu.

Sera hanya melirik buket bunganya.

Ibunya mengajarkan, untuk menghargai pemberian orang lain. Mau apapun itu, Sera harus bisa menghargai. Dan kali ini, dia mendapat sesuatu dari Elgara.

SIMFONIWhere stories live. Discover now