(41) Kiss

17.3K 1.7K 1.6K
                                    

Apa kabar?

Jangan lupa Vote nya ya :)

Jangan lupa follow Wattpad dan Instagram aku juga.

Selamat membaca!

🦋🦋🦋---SelBral

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋
---SelBral

Wangsa mengerjapkan kedua netranya. Ia baru tersadar dari tidurnya. Selepas pingsan— ia malah ketiduran. Lucu sekali. Wangsa mengingat semuanya. Dirinya mendadak lemas. Untung saja ada beberapa pelayan.

 Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Burung tidak berkicau. Langit mendung. Sepertinya semesta juga tengah bersedih sekaligus terpukul karena Selatania berada di rumah sakit. Terbaring lemas.

Wangsa mengambil segelas air mineral. Menyeruput nya perlahan, setelah itu ia mengambil remot. Menyetel TV. Ada berita apa hari ini. Ia belum berani membuka ponsel. 

Siaran di TV langsung terpapar. Wangsa terbelak. Jalanan tempat di mana Selat kecelakaan— di tutup oleh petugas. Dijadikan bahan penyelidikan lebih lanjut. Kasus ini harus di usut tuntas. Gibraltar yang menyuruh nya. Pria itu bisa melakukan apa saja.

Pria itu tidak akan pernah melepaskan manusia yang menabrak Selat. Reka ulang kejadian juga di jelaskan. 

Jantung Wangsa berdentam-dentam. Nadi menjadi cepat— pun dengan napas. Mata memanas. Ia mengambil ponsel yang ada di atas nakas. Banyak sekali notifikasi masuk dari Jasmin . Hanya memberitahu kabar terbaru dari Selat. Dan menanyakan apakah ibunya itu sudah sadar atau belum.

Wangsa membaca nya satu-persatu. Dengan seksama. Air mata tidak bisa ditahan. Wanita itu langsung memencet tombol telepon yang ada di kontak sang anak bungsu nya. 

Berdering. Menyambungkan.

Menggigit-gigit kuku karena resah. Berjalan ke sana- kemari karena resah sendiri. Bingung. Pikiran negatif memeluknya.

Tersambung.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumus salaam." balas Jasmin dari ujung sana.

"Gimana keadaan kakak ipar mu, Jasmin?" tanya Wangsa dengan nada khawatir. Wanita itu berusaha menyeka air matanya. Rambut Wangsa masih terurai, karena semalam para pelayan membantu Wangsa menggantikan bajunya. Tidak apa-apa. Mereka semua wanita.

"Kakak ... kakak ipar belum siuman, mom. Masih bobo. Mungkin mimpi dulu." Jasmin berusaha membuat suasana tidak tegang. Kalau dijawab dengan serius— bisa-bisa si Wangsa pingsan lagi. Keadaan Selat ternyata lebih serius dari pada perkiraan nya. 

Para dokter mengira bahwa Selat hanya akan koma beberapa jam saja. Sampai sekarang pun belum siuman. Mereka sudah menetapkan bahwa Selatania lumpuh. Bisa disembuhkan dengan terapi.

Selat GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang