bab2|culik

2K 85 0
                                    

Bright pun mengajak Win untuk pulang karena waktu sudah sore hari dan Win pun tidak menolak nya mereka tidak pulang ke rumah tetapi ke markas karena katanya Win mau di jemput Pawat.

"Paw Paw Awin datang bawa banyak jajan," Awin menunjukkan sekantong penuh belanjaan yang ia beli tadi.

"Bright maafin Kaka gw ya berapa jajan nya gw ganti."

"Gak papa, kaya sama siapa aja Lo."

"Thxs ya bro udh mau di repotin," Pawat merasa tidak enak hati dengan perlakuan Bright ke Win.

"Paw Paw Awin gak ngerepotin p'bai, yakan phi?," tanya nya menatap ke Bright.

"Iya Awin," Bright mengacak pelan rambut Win.

"Udah ayo pulang Win buna udah nunggu di rumah," ajak Pawat.

"Lo mau ikut gak Bright?."

"Gak usah gw mau di sini aja."

Awin dan Pawat pun pulang karena Buna dan Dady nya sudah menunggu kedatangan mereka saat di tengah perjalanan tiba tiba ban motor Pawat bocor dan ia pun menepi untuk mengecek nya saat sedang fokus mengecek ban tiba tiba Win di culik seseorang dan langsung di bawa kabur.

"Paw tolong Awin!!," teriak nya ketakutan.

"Woy jangan bawa Kaka gw!!!," teriak Pawat panik saat melihat kaka nya di bawa orang yang tidak di kenal.

Pawat yg kebingungan itu pun langsung me telfon Bright untuk meminta bantuan.

"Bro bro bantuin gw Win, win bro."

"Win knp?"

"Win di culik!!"

"Gw otw sekarang"

"Makasih bro''

Bright pun langsung datang ke lokasi Pawat berada di sana ia menanyakan kepada Pawat apa yang terjadi dan siapa yg sudah berani menculik Win.

"Bro, Win win mana!"

"Win udah di bawa"

"Sebutin ciri ciri orng nya ke gw gw bakal cari''

"Mereka 2 orang baju item motor iteng kalo gak salah plat no nya 1843"

"Kita balik ke markas kita selidiki ok"

"Bro gw takut buna sama Dady gw marah"

"Udah kita cari dl."

Mereka pun balik ke markas untuk menyelidiki siapa orang yang sudah berani berani nya menculik Win. Bright menemukan bahwa yg menculik Win ada hubungan nya dengan perusahaan Dady nya Win, mereka menculik Win untuk menghancurkan perusahaan Mew.

"Bro bentar ya Dady gw telpon."

"Iya.''

Pawat pun mengangkat telepon dari Mew.

"Pawat Win diculik, Dady butuh bantuan kamu, tadi mereka memberikan dady foto Win yang sedang di sekap" nada bicara Mew yang terdengar sangat panik

"Iya dad Pawat tau, info yang bright dapatkan yg menculik Win adalah musuh Dady mereka pingin perusahaan Dady hancur"

"Kamu di mana sekarang Dady sama buna mau ke sana."

"Biasa dad markas.''

"Otw."

Pawat pun meminta ijin Bright karena orang tuanya ingin ke mari dan Bright pun mengijinkannya. Saat buna datang buna langsung memeluk Pawat dan menangis.

"Pawat!!!, Kaka Awin sayang Awin gimaana," Gulf memeluk putranya itu dan menangis sesenggukan.

"Bun buna tenang ya Pawat, Dady, Bright kita semua lagi usahain buat nyari Awin oke," Pawat menepuk pundak Gulf berusaha menenangkannya.

"Tapi buna taku Awin kenapa kenapa."

"Kalo sampe Awin luka Pawat bakal bunuh mereka," jawab Pawat dengan emosi.

"Tenang aja Bun ada Pawat," lanjut Pawat.

Bright pun masih menelusuri dimana Win berada  saat ia ingin mengambil dompet nya ia teringat bahwa dompetnya masih berada di keresek jajan Win. Ia juga ingat bahwa di dompet ia beri pelacak jaga jaga buat dompet kalo ilang dan Bright pun mencoba membuka pelacak yg sudah di pasang nya.


















Gimana ya Awin ketemu gak ya?

Kasian sama buna udah nangis nangis

posesif my husband [BW].   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang