BONUS CHAPTER = setelah kepergiannya

156 11 1
                                    

*
*
*
*

setelah pulang dari pemakaman. ken begitupun dengan aiden menyempatkan singgah ke rumah skay hanya untuk memberikan sebuah amplop yang mereka sendiri pun tidak tahu apa isi di dalamnya. mereka berjalan menghampiri jaka dan nisa yang tengah duduk di sofa sambil sesekali terisak.

setelah sampai ken langsung memberikan amplop tadi kepada jaka. kini mereka hanya saling pandang, mereka berdua kini ikut duduk bersebelahan dengan eghi.

"apa ini?" tanya jaka kepada kedua orang itu.

"surat dari skay" balas ken.

setelah mendengar perkataan itu jaka membuka isi amplop dan mendapatkan selembar kertas yang di dalamnya terdapat tulisan indah milik skay.

dengan sangat hati hati jaka dan nisa mulai membacanya.

ayah, bunda. terimakasih karena sudah mau membaca surat ini, pasti surat ini sampai di tangan kalian di waktu skay udah gaada ya. skay cuman mau bilang kalau skay sangat sayang sekali sama kalian, skay ga nyesal kok terlahir jadi anak kalian, tapi yang skay sedih kenapa takdir skay ga seperti anak anak lainnya yang bisa senantiasa mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang yang tiada batas dari orang tuanya. skay berharap skay bisa merasakan sekali saja pelukan hangat dari ayah sama bunda... tapi sepertinya itu sangat sulit untuk skay dapatkan. ohya maafin skay ya ayah? karena terlahir jadi anak yang nakal dan ga bisa membanggakan, skay udah berusaha mencoba menjadi apa yang seperti ayah mau tapi seperti nya apapun yang skay lakukan selalu salah di mata ayah. tapi ayah tau ga? skay sangat bangga tau punya ayah seperti ayah jaka, meskipun ayah sering mukul skay tetap aja skay ga bisa benci ayah karena ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, jadi skay ga bisa benci ayah. skay minta maaf ya? karena skay menyembunyikan sesuatu dari kalian, skay ga bermaksud apa apa skay hanya saja skay takut buat kalian khawatir. skay sakit tumor otak, skay juga ga nyangka kenapa skay bisa mengidap penyakit yang sangat berbahaya itu, tapi apa boleh buat itu sudah takdir skay. ayah sama bunda ga marah kan? bentar bentar skay mimisan lagi. kayanya cuman itu aja yang bisa skay sampai kan. trimakasih ayah bunda dan bang eghi.

dari skay anak pembawa sial.

setelah mereka berdua selesai membaca surat itu suara tangis pun semakin keras terdengar. jaka dan nisa tak mampu lagi menahan air matanya, mereka adalah orang tua yang gagal, mereka telah menancapkan berjuta juta duri kepada anak yang tak berdosa itu.
mereka tak pantas di sebut orang tua.

"anakku skay. maafin bunda nak, maafin..." nisa lagi dan lagi memukul dadanya yang terasa sesak. begitupun dengan jaka ia sangat sulit mengendalikan dirinya, alhasil ia memukul mukul kepala nya sendiri.

"skay sakit tumor otak apa kalian tau? yang kalian tau cuman memaki dan memukul skay aja kan? letak hati nurani kalian dimana? orang tua macam apa kalian?" aiden membuka suara, ia benar benar sangat emosi saat ini. mengapa harus tunggu skay tidak ada baru mereka menyesali perbuatannya.

"ikut saya om. om harus masuk penjara dengan tuntutan penganiayaan!!" aiden berdiri dan menggenggam tangan jaka untuk berdiri mengikutinya.

"silahkan bawa saya, saya memang pantas mendapatkan ini semua" jaka menurut ia mengikuti aiden yang perlahan membawanya keluar dari dalam rumah.

"mas..." ucap nisa lirih.

3 tahun kemudian

"mau sampai kapan al? mau sampai kapan kamu mendiamkan bunda? mau sampai kapan kamu terus hidup menyendiri? sadar al, hidup kamu harus tetap berjalan meskipun tidak ada skay!!" nita sudah tak kuasa menahan emosinya, sudah tiga tahun lamanya ia merasakan perubahan drastis yang di buat oleh anak semata wayangnya itu.

semenjak kepergian skay, kepribadian Aiden berubah drastis, nampak bukan seperti Aiden yang di kenal. ia lebih sering menyendiri, ia tidak pernah berbicara dengan siapapun, tubuhnya yang sekarang sangat tampak kurus. kepergian skay sangat membekas bagi kehidupannya.

"bunda tanya kenapa deden seperti ini? ini juga semua karena bunda, bunda ngelarang Aiden buat tidak menjalin hubungan dengan skay" Aiden menjeda ucapannya, ia kembali menarik nafas dalam dalam. "bun andai aja bunda restui hubungan deden dengan skay mungkin sampai sekarang skay masih ada bun!! Aiden masih bisa ngejagain skay, dan Aiden juga gaakan seperti ini, katanya bunda sayang Aiden tapi bunda ga ngebiarin Aiden bahagia"

tanpa ijin dari pemiliknya nita langsung memeluk sang buah hati dengan air mata yang ada di pipinya. ia baru menyadari apa yang ia lakukan selama ini salah, ia tau tak seharusnya ia ikut membenci anak yang tidak bersalah itu, seharusnya ia cukup membenci orang tua skay saja.

"maafin bunda nak..."

"Aiden ga bisa hidup tanpa skay bun"

🪐

aku harus menunggu senja yang indah itu meski harus melibatkan waktu
aku harus melepas senja itu tak kala malam telah tiba
aku harus kecewa saat senja yang ku nantikan tak sesuai harapan

melepas kepergianmu tak segampang melepas tas dari pundakku
bayang bayangmu terus merekat dalam pikiranku

bisakah aku menyusul mu yang jauh disana?
mengapa kau harus hadir dalam hidupku jika di akhir kita tak jadi satu

kau memang manusia tak punya hati
yang hanya bisa memberi luka tanpa bisa mengobati

apa kau senang membuatku menderita karnamu?
apa kau tertawa melihat aku yang seolah olah tidak bisa hidup tanpamu?

dasar kesayanganku
berbahagialah dirumah barumu sang pemilik senyum candu

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Yang Tidak Adil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang