7. Cemburu

1.3K 88 10
                                    

Jangan lupa untuk bahagia!
Tetap jaga iman dan imun🥀

Happy Reading!

RAMAIKAN KOMENTAR KALIAN YA GUYS🥳

***

Hari pertandingan tiba, Zize dan Lula bersemangat menuju Stadion Gelora Bung Karno untuk mendukung timnas. Mereka merasakan euforia dan semangat suporter yang memenuhi stadion.

"Seru banget, ya, Lul! Ini pertama kalinya kita nonton timnas langsung di stadion," ucap Zize dengan bola mata berbinar.

Lula mengangguk setuju. "Iya, Ze! Ayo kita dukung Arhan dan timnas sampai menang!" serunya antusias.

Saat mereka menikmati pertandingan, tiba-tiba Zize merasa sejuk di tengah kehangatan suporter. Ia menoleh dan melihat Kiya di sebelahnya, menatap dengan dingin.

"Jadi, lo emang serius nih, mau private hubungan lo sama Arhan?" ejek Kiya sambil tersenyum sinis.

Zize menjawab dengan tenang. "Private atau nggak, bukan urusan lo, Kak. Kita lagi dukung timnas, loh, bukan ngomongin urusan pribadi."

Kiya tersenyum menghina. "Seharusnya, Arhan bersama orang yang lebih baik."

Zize memilih fokus pada pertandingan, berusaha mengabaikan komentar Kiya. Namun, Kiya terus menyulut dengan komentar yang merendahkan.

"Pernah gue denger, lo nggak cocok buat Arhan. Mungkin itu sebabnya lo takut pamer hubungan di sosmed, takut dibandingin sama mantan Arhan."

Zize merasa hatinya teriris, tetapi dia tetap menjaga ketenangan. "Biarin aja, Kak. Toh, yang penting hati Mas Arhan dan hati gue saling mencintai."

Pertandingan berlangsung sengit, tetapi Zize merasa distraksi dari Kiya semakin mengganggu. Lula mencoba menenangkan. "Ze, fokus ke pertandingan aja. Kita ini datang buat dukung timnas," bisiknya.

Kiya tersenyum penuh kemenangan, merasa berhasil mengganggu Zize. Namun, Zize bersikap dewasa, terus mendukung timnas tanpa terpengaruh.

Setelah pertandingan selesai, Zize dan Lula meninggalkan stadion dengan senyum puas. Namun, kehadiran Kiya meninggalkan rasa tidak nyaman dalam hati Zize.

Di luar stadion, suasana malam Jakarta yang ramai membuat Zize dan Lula berusaha melupakan insiden dengan Kiya. Mereka memutuskan untuk makan malam di sebuah warung nasi goreng dekat stadion sedangkan Arhan masih bersama dengan tim timnasnya.

Lula mencoba meredakan kekhawatiran Zize. "Ze, jangan terlalu dipikirin ya. Kiya cuma mencoba bikin masalah aja. Kita kan datang buat dukung timnas, bukan untuk dengerin komentar negatif."

Zize mengangguk, mencoba tersenyum. "Iya, Lul, lo benar. Omongan Kak Kiya harusnya dianggap angin lalu aja," ucapnya terkekeh kecil.

"Pas Arhan cetak gol, gue bener-bener nggak nyangka dia bakalan lakuin selebrasi dengan kelakuan lo kalau tidur, Ze terus kok sempet dia nyablon baju dengan tulisan Azizah," kata Lula sembari tertawa.

"Gue bener-bener nggak expect to Mas Arhan bakalan selebrasi kayak gitu, Lul. Gue malu, tapi seneng," ucap Zize dengan tersenyum malu-malu.

"Lo tau nggak kalau Arhan bakalan nyablon nama lo?" tanya Lula penasaran.

"Enggak, Lul. Mas Arhan sama sekali nggak cerita apapun soal nyablon baju. Ternyata gini rasanya dicintai secara ugal-ugalan, Lul."

Zize masih tersenyum sendiri mengingat selebrasi yang dilakukan suaminya di tengah lapangan. Wanita itu yakin jika media sosial akan ramai tentang selebrasi Arhan, tapi Zize tidak peduli karena ia sangat bahagia dengan tindakan suaminya.

***
Arhan dan Zize berencana untuk menghabiskan waktu di mall pada akhir pekan. Mereka tiba di mall, siap untuk menjelajahi toko-toko dan menikmati suasana. Tujuan mereka saat ini adalah toko sepatu.

Saat mereka masuk ke toko sepatu, Arhan secara tidak sengaja bertemu dengan mantannya, Selina. Mereka menyapa satu sama lain dengan sopan, tapi Zize dapat merasakan ketegangan dalam udara. Arhan berusaha menjelaskan bahwa itu hanya pertemuan kebetulan, tetapi Zize mulai merasa cemburu.

"Kok tiba-tiba ketemu si Selina, ya?" tanya Zize dengan nada curiga.

Arhan mencoba meredakan kecemasan Zize."Tenang, ini hanya kebetulan. Lagian, mas dengan dia udah putus lama," jawab Arhan tenang.

"Aku tahu, tapi dia kelihatan seneng banget ketemu kamu Mas. Mana dia nyapa kamu girang banget sampai lambai-lambai tangan."

Arhan berusaha menjelaskan. "Kami sekarang hanya berteman biasa kok, jangan khawatir di hati mas cuma kamu."

"Dia di toko sepatu, mungkin mau membelikan Mas Arhan sepatu baru."

Arhan tersenyum lalu mencubit kedua pipi istrinya dengan gemas. Jika sedang cemburu seperti ini, Zize terlihat semakin imut.

"Mas Arhan senang?"

"Apa?"

"Bagaimana perasaan mas setelah bertemu mantan?" tanya Zize kesal.

"Mas tidak mendeteksi adanya perasaan apa pun, Sayang."

"Enggak mungkin." Zize cemberut membuat Arhan langsung merangkul istrinya.

"Buktinya, Mas tadi senyumin Selina kayak gini." Zize menirukan senyuman Arhan ke Selina.

"Sayang ...."

"Hai juga Selina." Zize juga menirukan respon Arhan tadi ketika ketemu Selina.

Arhan langsung memeluk istrinya supaya Zize tidak mengungkit sikapnya saat ketemu Selina tadi. Meskipun Zize memberontak, tetapi akhirnya perempuan itu tenang ketika Arhan berulang kali mengusap kepalanya dengan lembut.

"Maaf, ya," tuturnya lembut.

Pelukan mereka terlepas. Zize menarik tangan suaminya untuk keluar dari toko sepatu karena ia sudah tidak mood untuk beli sepatu. Arhan berusaha memahami sikap istrinya.

"Yaudah, sekarang mas bakalan ajak kamu ke tempat makan yang paling enak di sini," ucap Arhan mengalihkan topik pembicaraan.

Zize masih merajuk. "Si Selina pasti suka makan di sana juga ya?"

"Aku beneran nggak suka loh, Mas kalau kamu ajakin ke tempat makan yang buat kamu nostalgia sama Selina. Nanti kalau Mas ketemu dia, pasti Mas nyahut sapaan dia lagi hai juga Selina," lanjut Zize cemberut.

"Sayang, kita di sini untuk bersenang-senang bersama. Mas sama sekali nggak peduli dengan Selina. Kamu tahu kan mas ini hanya milikmu sekarang. Tidak ada yang bisa mengubah itu."

"Hai juga Selina." Zize tidak peduli dengan omongan Arhan barusan, ia masih meroasting suaminya.

Arhan merapikan rambut Zize yang sedikit berantakan lalu ia mencium dahi istrinya membuat Zize merasa sedikit malu karena ini di tempat umum. Namun, cara itu mampu meredakan cemburu Zize.

"Kamu masa depan mas sedangkan dia hanya masa lalu yang sudah mas kubur dalam-dalam. Jadi, jangan cemburu lagi, ya, cantiknya Arhan."

Brosur Jodoh (END)Where stories live. Discover now