chapter 10

39 18 1
                                    


Hai guys
Jumpa lg

Vote n komen ya

Happy Reading

***

Dikelas arka sedang melangsungkan pelajaran bahasa Indonesia. Semua belajar dengan serius kecuali arka dkk yang malas belajar, saga tampak fokus mendengarkan guru yang menjelaskan didepan, karna ia terbilang pintar dari mereka berlima. Arka cukup pintar jika saja ia mau mendengarkan, dan fokus untuk belajar. Ia cepat nangkap soal pelajaran, tapi ia terlalu malas belajar, menghabiskan waktu tidur itu yang menjadi kebiasaannya. Lebih baik ia tidur dikelas dari pada ia membolos.

Sekarang saja arka tidur dipelajaran itu, tadi malam ia pulang larut malam jam 12, untung saja orang tuanya sudah tidur. Tapi walaupun mereka tau arka pulang jam 12 mereka hanya memberitahu saja untuk jangan seperti itu. Arka itu anak semata wayang mereka, anak kesayangan. Makanya arka dibebaskan melakukan apa saja.

Kringgg....

Bel istirahat telah berbunyi, menandakan pelajaran telah selesai. Arka yang mendengar itu terbangun.

"Eugh" Lenguh arka meregangkan ototnya.

"Gilak sih cinta banget gue pelajaran bahasa Indonesia, gurunya baik banget ngebiarin kita tidur tiap kali" Ucap jevon tersenyum

"Dosa lo" Ucap dion melemparkan pulpenya ke jevon, langsung diambil jevon memasukinya kekantong. Dion mengambil kembali pulpennya yang akan diambil jevon, dan mengetuk kepala jevon keras

"Bukan baik, tapi udah jenggah sama kelakuan lo pada" Timpal saga beranjak pergi keluar kelas, ia memang jarang berbicara tapi sekalinya berbicara sesuai fakta.

"Woi kemana lo?" Tanya rava

"Kantin" Jawab saga yang belum sepenuhnya keluar kelas. Rava menatap dion menunjuk saga pakai dagunya

"Yok lah ar keluar" Ajak dion pada arka, arka bangun dari duduknya, melangkah keluar diikuti oleh mereka.

Entah kenapa mereka suka berjalan dibelakang arka, tidak ingin berjalan didepan arka, padahal arka bukan bos mereka, tapi mereka merasa arka patut diberi perilaku seperti itu. Arka selalu menolong mereka sedari dulu, jika ada masalah, mentraktir makanan mereka, Dan mereka tak berani pada arka, kecuali saga, mereka juga takut jika macam-macam dengan saga, jika saga telah ngamuk habis babak belur mereka.

***

Dilain tempat kayra dkk sudah berada dikantin. Kali ini kayra yang memesan makanan, mereka tidak menyuruh, tapi kayra yang ingin sendiri, karna ingin melihat-lihat menu kantin lebih dekat.

"Panjang banget antrian nya" Ucap kayra yang baru sampai, melihat banyak sekali yang mengantri.

Sedangkan disisi lain arka dkk sudah sampai dan memilih bangku pojok, yang belum terisi murid lain. Arka berjalan untuk membeli sendiri makanannya.

"Gue temenin ka" Ujar rava, menyusul arka, arka membiarkan saja. Sampai nya disana ia terdiam karna banyak sekali orang yang mengantri

"Anjir banyak bener yang antri" Ucap rava kesal. Arka hanya memandangnya sekilas, lalu menatap lagi kearah sana. Ia menemukan sosok perempuan yang terdorong-dorong oleh siswi lain, berebut untuk mendapatkan makanan terlebih dahulu.

"Serobot aja lah ka"kesal rava, arka berjalan kearah kerumunan itu.

"Awas anjing kita mau duluan" Teriak rava berjalan duluan dengan tangan yang didepan. Mereka pun membelah kerumunan dengan kesal, untung saja ada arka, jadi nya mereka mempersilahkannya duluan.

"Pelan-pelan dong sakit tau" Gerutu kayra yang terdorong-dorong oleh mereka. Tiba-tiba tangannya ditarik paksa ke depan menuju penjual. Kayra melihat tangan yang menariknya, pandangannya keatas melihat seseorang yang menariknya. Ia terkejut mendapati arka yang menariknya. Tarikannya Berhenti dipenjual itu. Arka menoleh padanya menaikan sebelah alisnya. Kayra tersenyum.

"Makasih kak" Ucap kayra, rava pun tidak bisa menutup mulutnya terkejut melihat perlakuan arka pada kayra yang menolongnya dari kerumunan, apalagi yang menonton mereka terheran-heran melihat arka mengandeng perempuan yang diduga murid baru untuk ke penjual duluan. Bisik-bisik mulai terdengar.

Arka tersadar dengan tingkahnya. Ia hanya kasihan saja melihat kayra yang terdorong-dorong oleh pembeli lain. Tangan nya tiba-tiba saja reflek menarik kayra.

"Jangan gr, gue kasian aja" Ucap arka mengalihkan pandangannya dengan muka datar. Kayra yang mendengar itu hanya tersenyum saja

"Ayo Beli apa"tanya para pedagang itu karna sedari tadi melihat adegan arka dan kayra. Kayra menatap sang penjual, lalu meneguk ludahnya.

"Kay lo duluan, abis tu kita" Suruh rava pada kayra yang masih terdiam

"I-iya kak" Jawab kayra lalu memesan makanannya, pedagang itu pun mengambil pesanan kayra dengan gesit, karna karyawan nya ada 5, begitupun rava dan arka memberitahu pesanannya dan tempat duduknya, agar mereka mengantar kemeja. Kayra pun memberitahu juga.

"Baik bisa ditunggu, nanti pelayan yang mengantar sendiri kemeja kalian", ucap pedagang pada arka dan Kayra. Segera diangguki oleh mereka. Arka pun berbalik kembali. Kayra segera berlari menyusul arka dan rava, tidak ingin terdorong lagi. Apalagi mereka sudah dorong-dorongan kembali berebut antrian.

"Emm kak, makasih udah kasian sama aku tadi, gak tau deh kalau kak arka gak bantuin aku, mungkin aku belum selesai sampek sekarang" Ucap kayra menghentikan langkah arka. Bagi arka kayra sangat lebay, ia cuman berperilaku seperti itu, dan kayra tidak berhenti berterima kasih, sudah seperti menolong nyawa saja.

"Hm" Jawab arka singkat agar kayra tidak berterima kasih terus, lalu kembali melanjutkan langkahnya. Rava yang melihat itu tertawa karna tingkah lucu kayra.

"Udah gapapa sih kay, arka juga punya hati, walaupun mukanya datar gitu kayak tembok, aslinya ibu peri penolong" Ujar rava dengan tertawa, kayra yang mendengarkan tertawa juga.

"Haha iya kak, dia selalu nolongin aku, tapi gak ibu peri juga kali kak" Canda kayra dengan tawa, rava tertawa juga mendengarnya.

"Haha udah deh, makanan kita udah sampe dimeja masing-masing" Ucap rava menghentikan tawanya. Kayra mengangguk.

Yovanca dan clarita yang melihat itu terbengong. Mengapa kayra bisa ngobrol dengan arka dan rava, pantas saja lama. Clarita mencibikan bibirnya, karna iri melihat kayra yang bisa membuat raba tertawa.

Kayra baru saja duduk dikursinua kembali, sangat cape mengantri.

"Kayra lo gak bakal nikung gue kan?!" Ucap clarita kesal jangan lupakan mukanya yang masam Kayra tertawa pelan.

"Nggak lah njir, gila aja baru kenal" Timpal kayra

"Terus bahas apa tadi kalian sama kak arka?" Tanya yovanca, kayra pun menceritakan ia sedang antri tadi tiba-tiba saja arka menarik tanganya, untuk membeli terlebih dahulu. Mereka pun tak percaya, dengan antusias mereka bertanya-tanya.

Disisi lain rava tak berhenti tertawa sehingga membuat mereka penasaran, arka tentunya hanya diam memandangnya datar, lalu memakan pesanannya, tanpa memperdulikan rava. Jevon memaksa rava untuk menceritakan itu, tapi rava terus tertawa sehingga membuat jevon dan dion kesal.

Jevon berhenti bertanya dengan muka kesal, ia masih sangat penasaran tetapi rava tertawa terus membuat emosinya naik. Ia memakan pesanannya dengan keras. Rava pun semakin tertawa.

"SERAH ANJING" teriak jevon kesal, rava semakin tertawa kencang, saga hanya menukikkan alisnya binggung dengan sikap mereka. Mereka pun melanjutkan makanannya dengan muka kesal dan tawa rava.

***

Ada yang baper gak sama perlakuan arka? Riri sih pengen jungkir balik haha

Vote komen cingta

Tulipnya sengku 🌷🌷🌷

you are only mine!  (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang