03

6 2 0
                                    

🌾

Hari ini adalah hari di mana semua calon model baru akan berkumpul dan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar badan dan lainnya. Dan situasi di kantor agensi ini hari ini sangatlah ramai dengan peserta yang siap mengikuti kegiatan ini.

Camilla tidak tahu mengapa dia malah mau saja mengantarkan temannya, yaitu Beverly yang ingin ikut audisi model ini. Padahal Camilla tahu kondisinya akan ramai sekali dan Camilla juga tahu dia tidak begitu menyukai berdesak-desakan dengan orang lain, tapi dia nurut saja mengantarkan temannya ini.

“Duh, Camilla! Kalau nanti aku gagal gimana? Kamu bakalan ketawain aku, enggak?” ujar Beverly yang diketahui teman Camilla itu dengan tangan bergetar sangking gugupnya.

Camilla memegang tangannya dan berkata, “Tenang. Tarik napas Beverly, yakin aja dulu jangan gugup gitu!”

Beverly menuruti saran temannya itu. Ia menarik napasnya berulang kali, tapi yang ada ia malah semakin gugup. Keringat sudah hampir jatuh ke matanya hingga Camilla panik dan semakin mendekatkan kipas ke arahnya agar riasan yang dipakainya tidak luntur karena keringatnya itu.

“Aduh, ini agensi impian aku. Aku pokoknya harus lolos!” ucap Beverly dengan mengepalkan tangannya dengan tatapan mata yang sangat-sangat berambisi, membuat Camilla berdecak.

“Jangan banyak gerak dulu, ini nanti kamu makin banyak gerak makin keringatan. Terus nanti riasan kamu luntur. Nanti malah jelek. Kamu juga berhenti ngomong dulu, ngomong itu banyak keluarin keringat!” Camilla mengoceh panjang lebar dan berhenti ketika handphone miliknya berbunyi. Ia menyerahkan kipas mini itu ke Beverly dan mengangkat telepon dari orang yang tak ia kenal.

“Halo, benar dengan nona Camilla?” ujar seseorang dari seberang.

“Iya benar. Saya Camilla. Ini siapa dan ada apa ya?”

“Ah saya kepala sekolah dari sekolah yang kemarin anda lamar. Hanya menginfokan bahwa besok anda sudah bisa mulai mengajar di sekolah. Dan apakah hari ini anda bisa ke sekolah? Saya ingin menyampaikan hal-hal penting sebelum besok anda mulai mengajar.”

Detik itu juga senyum Camilla keluar. Camilla tidak bisa mengekspresikan lagi seberapa bahagianya mendengar bahwa ia diterima di sekolah yang ia lamar semalam.

“Bisa Bu. Saya sekarang juga menuju sekolah,” kata Camilla dengan penuh semangat yang membara. Ia bahkan acuh saja melihat wajah Beverly yang bingung dengan perkataannya serta ekspresi wajahnya yang sangat bahagia itu.

“Kamu telponan sama siapa, Mil?” tanya Beverly dengan wajah penuh penasaran karena wajah Camilla yang begitu berseri-seri.

“Ingat gak kemarin aku cerita aku ngelamar ke sekolah jadi guru? Hari ini mereka kasih tau kalau aku besok udah bisa mulai ngajar di sana! Dan sekarang
a

ku disuruh ke sana, senang banget!” ujar Camilla dengan senyum yang merekah serta sembari berjingkrak-jingkrak.

Beverly langsung ikut tersenyum dan berujar, “Wah, selamat!” Namun sedetik kemudian dia lesu karena berarti Camilla tidak akan menemaninya audisi.

“Tapi berarti kamu enggak bisa nemenin aku, dong?” tanya Beverly dengan wajah yang sedikit lesu, sedangkan orang yang ditanya masih mempertahankan senyuman di wajahnya.

“Iya nih. Maaf ya Beverly, nanti malam kita keluar makan aja bareng baru kamu ceritain deh soal audisi kamu.”

“Yaudah deh, seman—” Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Camilla langsung lari dengan semangatnya yang membara-bara.

Sepertinya benar ya kalau seseorang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginannya pasti ketika saat itu juga akan sangat bersemangat layaknya seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan permen dari seseorang. Tapi, terlalu semangat juga tidak boleh.

Karena, karena semangat yang membara itu, pada saat Camilla berlari ia sampai menabrak orang lain. Dengan badannya yang ringan itu, tentu saja ia hampir jatuh jika tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

“Aduh maaf aku beneran buru-buru!” kata Camilla sembari membungkukan badannya lalu dengan segera berlari tanpa melihat orang yang ia tabrak. Dan dengan semangatnya ia terus saja berlari tanpa memikirkan apapun lagi.

Disisi lain, sangat tidak terduga orang yang ternyata Camilla tabrak adalah Malik. Pria itu tentu saja langsung menatap aneh wanita yang sekarang sudah menghilang dari pandangannya itu. Memang sih, wanita itu sudah meminta maaf karena tidak sengaja menabraknya. Tapi kenapa kelihatannya sangat buru-buru sekali? Sampai-sampai cara berbicaranya sudah seperti rapper.

Malik menggelengkan kepalanya. Setelah itu ia menghapus pikirannya tentang wanita itu dan mulai memfokuskan pandangannya ke arah gedung tinggi di depannya. Ia menghela napas panjang. Karena hari ini ia akan melihat ratusan manusia di gedung ini. Karena hari ini adalah hari pertama audisi dan dipastikan gedungnya pagi ini tidak akan tenang dan dia harus siap akan itu.

🪷

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Make You MineWhere stories live. Discover now