Setelah Halilintar mengetahui jika terdapat tanda di leher nya. Setiap Halilintar tertidur mimpi saat dia di rumah sakit terus berulang hanya saja perkataan 𝟖𝟓𝟗 berubah ubah seperti saat ini.
Halilintar berlari kembali di lorong rumah sakit
"Sial kenapa aku disini terus"
Semuanya terulang hingga dia menabrak 𝟖𝟓𝟗
'𝐈𝐤𝐮𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐢𝐧𝐢. 𝐊𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 lagi'
"Kau sudah lenyap! Aku tidak akan mengikuti mu"
Semua nya terulang kembali hingga Halilintar berlari ke arah masa lalu.
Lalu terbangun di kasur kamar nya dengan keringat yang bercucuran.
"Terulang lagi" tanpa Halilintar sadari di pantulan cermin telinga Halilintar berubah menjadi seperti ini
Seperti telinga elf mirip dengan 𝟖𝟓𝟗 .
Halilintar tidak menyadari keadaan tubuh nya yang mulai sakit sakitan.
Beberapa lama Halilintar menenangkan diri tiba tiba dia merasa mual, secepatnya Halilintar pergi ke kamar mandi di kamar nya.
Halilintar tertegun dengan apa yang dia muntahkan. 𝐃𝐚𝐫𝐚𝐡
Secepat nya Halilintar membersihkan darah itu, lalu melihat dirinya di cermin. Saat itu lah dia menyadari jika telinga nya telah berubah.
"Tunggu bagaimana?! " halilintar meringis ketika tanda yang di leher nya menjadi panas di saat itu juga Ice membuka pintu kamar mandi."Bang Hali! "Ice menangkap tubuh Halilintar sebelum Halilintar terjatuh ke lantai.
" kau kenapa ? "Tanya Ice sambil membawa Halilintar ke kasur nya.
Ice tidak sengaja melihat ke arah tanda di leher Halilintar juga telinga Halilintar yang tidak seperti biasanya.Ice ingin bertanya tetapi memiliki diam untuk saat ini karena melihat kondisi Halilintar yang kecapean.
Setelah Halilintar di baringkan. Ice ingin memanggilnya Genpa dan lainnya kesini. Tetapi di tahan oleh Halilintar.
" kenapa? Lebih baik memanggil yang lain bukan? "Tanya ice.
" terserah"
Akhirnya Ice tetap memanggil yang lainnya.
Sekarang kamar Halilintar diisi oleh adik adik nya. Gempa meletakkan handuk basah di dahi Halilintar karena Badan Halilintar suhu nya cukup panas.Ice melihat Halilintar yang tertidur, dan berpikir.
'Apa tidak ada yang menyadari nya? 'Ice melihat saudara nya yang hanya melihat Halilintar dan tidak mengetahui tentang perubahan Halilintar.
'Tubuh bang Hali juga sedikit membesar kuku nya lebih cepat tumbuh. 'Ice berpikir tentang perubahan Halilintar hingga dia menyadari jika Halilintar di ambil oleh orang asing 8 tahun lalu.
'Apa yang mereka lakukan pada bang Hali' tanpa sadar Ice mengepalkan tangan nya.
"Ice kau tidak apa apa? " blaze bertanya pada ice yang sepertinya marah.
"Bukan apa apa" ice berjalan keluar dari kamar Halilintar.
"Kenapa kita memiliki 2 kulkas di sini"
Waktu berjalan begitu cepat, 2 hari telah berlalu. Tetapi Halilintar masih belum membuka matanya. Semua nya khawatir dengan Halilintar sehingga Halilintar dibawah kerumah sakit dan tidak ada yang salah dengan kesehatan nya. Walau begitu Halilintar tetap berada di rumah sakit untuk mencegah penyakit yang tiba tiba muncul.
Halilintar sekarang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Lalu pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan remaja yang kembar dengan Halilintar.
Ice mendekati ranjang Halilintar lalu duduk di samping nya.
"Sebenarnya kau kenapa bang? " ice tentu tahu jika pertanyaan nya tidak akan di jawab. Orang nya aja lagi tidur kek orang mati.
Ice menyentuh telinga Halilintar yang masih sama seperti kemarinnya.
"Bisa bisanya yang lain tidak menyadari ini bang.. Padahal ini kelihatan jelas. Atau aku yang terlalu teliti"Ice mulai melihat semua wajah Halilintar yang pucat.
"Kuku mu juga panjang lebih cepat bahkan sekarang aku seperti ingin memotong nya"Ice mengelus rambut Halilintar sambil bergumam tidak jelas.
"Kapan kau akan bangun? " ice tertidur di samping ranjang Halilintar dengan memegang tangan Halilintar...
________________________________________
Maaf pendek ✋.
Aku ngebuat waktu di sekolah, mumpung jamkos.
Terima aksih udah di baca
KAMU SEDANG MEMBACA
its not my fault...
General Fictionkenapa kau harus hidup! ______ saya sudah menyesal melahirkan mu _____ aku tidak pernah menginginkan kakak seperti mu ______ aku tidak akan menganggap mu anak ku _______ 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐦𝐮 𝐚𝐧...