DUA BELAS

7 2 0
                                    

Janeisha kesal tetapi ia benar-benar masih mengantuk saat ia berjalan ke dapur untuk mengambil minum saat  ia melihat handphone ibunya tergeletak di atas meja makan  Janeisha melihat ke sekeliling, ketika ia merasa situasi ini aman cewek itu segera menghampiri meja tersebut, saat tangannya hampir meraih ponsel itu

Deg.

Janeisha terkejut, tiba-tiba Atika merenggut handphone nya dengan cepat

Lalu Atika pergi tanpa sepatah kata pun, namun tingkah laku Atika yang aneh membuat Janeisha semakin curiga

Janeisha kembali berjalan ke arah dispenser dan mengambil minum. Ia terus berfikir keras namun, lagi-lagi ia harus berpikir positif karena bagaimanapun juga Atika adalah ibunya

Cewek itu kembali ke kamar nya dan ia tahu bahwa kakaknya sedang menangis, tapi Janeisha tampak tidak peduli ia kembali tidur di ranjangnya

                                *****

Malam berganti pagi, matahari bahkan sudah naik lebih tinggi sedangkan Janeisha masih tertidur lelap di ranjangnya

Janeeta sedang berada di depan cermin memakai skincare nya

Atika memekik dari bawah "HOI JAM BERAPA INI, BANGUN SARAPAN!" pekik Atika menggelegar hingga ke atas

Janeisha pun terbangun dengan tubuhnya yang lemah ia turun ke bawah menghampiri ibunya di meja makan

Cewek itu menarik salah satu kursi  dan duduk di kursi itu tak lama Atika datang dengan semangkuk besar yang berisikan nasi goreng lalu di hidangkan di meja makan

"Kakak mu mana?" Tanya Atika sambil menyusun kan piring di meja makan

"Kamar" singkat Janeisha masih terus menggosok-gosok matanya yang terlihat masih sangat mengantuk

"Astaga, anak ini udah jam berapa masih di kamar" gerutu Atika naik ke atas kamar anaknya itu

Atika memutarkan kenop pintu kamar dan melihat Janeeta yang sedang memainkan ponselnya dengan wajah murung

"Turun! Sarapan dulu, kalau ga mama sita aja lagi handphone nya" tegas Atika lalu membanting pintu dengan keras

Janeeta turun dengan wajah murung, dan sarapan walaupun sedikit terpaksa

                              ******

Cewek berseragam Pramuka itu turun dari motornya, ia melepaskan helm dari kepalanya lalu angin yang berhembus mengibas rambutnya membuatnya semakin terlihat keren dan tentu saja membuat beberapa siswa terpesona melihat sosok cewek keren ini

"Rey beruntung ya, pacarnya cakep banget" bisik beberapa anak cowok yang melihat Janeeta dari kejauhan

Ia tak menghiraukan siapapun yang ada di sekitarnya, dengan wajah murung Janeeta berjalan masuk kedalam kelasnya

Raisa dan Friska menghampiri nya dengan membawa sebotol minuman "Nah, jangan murung terus" ucap Raisa menyodorkan botol minuman itu

Friska mengerutkan keningnya melihat Janeeta yang tak seperti biasanya

"Heh, kenapa muka kau itu pagi-pagi sudah cemberut aja kau ini" ucap Friska melipat kedua tangannya dan menaikan satu alisnya

Semakin terlihat jelas air matanya sudah berkumpul bersatu di kelopak matanya dan matanya terlihat berkaca-kaca

"Net?" Ucap Friska heran melihat Janeeta yang terlihat ingin menangis

"Kamu nangis ya jane?" Tanya Raisa polosnya

Friska menepuk pundak Raisa kasar dengan tatapannya yang sangat sinis
"Ckk, kau ini gak lihat kau" cetus Friska sinis

Tak dapat menahannya lagi, air matanya sudah mengalir membasahi pipinya. Friska dan Raisa kaget, mereka berdua segera memeluknya

                                *****

Reyhan dan Janeeta sudah berada di belakang bangunan sekolah, sedangkan Raisa dan Friska mengintip mereka dari kejauhan di sebalik tumpukan kursi yang telah rusak

Janeeta berdiri menatap Reyhan yang jalan mondar-mandir tak jelas di hadapannya

Ia mengumpulkan keberanian untuk berbicara duluan "Rey, sebenarnya—" ucapannya terpotong karena Reyhan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanan cowok itu

Reyhan mendorong cewek itu hingga punggung Janeeta bersentuhan dengan dinding bangunan yang kasar

Tentu saja hal itu sontak membuat Janeeta semakin ketakutan dan juga heran. Sebenarnya cowok ini mau apa? Apakah ia sengaja membuat Janeeta terlihat ketakutan seperti ini? Tentu saja Reyhan pasti punya alasannya tersendiri

"Anjing, awas kau" decak Friska penuh kekesalan tetapi Raisa menarik tangannya untuk menahannya agar tidak menghampiri mereka berdua

Cowok itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Janeeta dengan tangannya yang masih menutup mulut cewek itu "Kita putus" satu kalimat yang sangat menyayat hati itu terlontarkan dari mulut Reyhan. Ia menjauhkan dirinya dari Janeeta dan menghela nafas panjang

"Nggak apa-apa, aku tahu" Janeeta menangis sesenggukan

"AKU TAHU ALASANNYA" pekik Janeeta menangis sesenggukan

"Baguslah kalau lo tahu, jadi gua nggak perlu jelasin lagi" ucap Reyhan sinis

"Asal kamu tahu Rey, aku selalu berusaha—"

"BERUSAHA APA JANE! APA??!" bentak Reyhan membuat tangisan Janeeta semakin menjadi-jadi dan sekarang cewek itu terlihat sangat gemetaran

Reyhan mengusap wajahnya hingga ke rambutnya dengan kasar "Astaga" Reyhan menggeram

"Sekarang nangis? Buat apa? Emang lo anggap gua ga, selama ini Jane?! Kalo gua ga sayang sama lo dari dulu, DARI DULU JANE gua putusin"

"Maaf, aku beneran ga ada waktu" Janeeta masih sesegukan berusaha untuk menahan diri

"Gua kayak bucin sendiri Jane dan sekarang seakan-akan gua yang jahat"

"Nggak Rey, nggak" pekik Janeeta sesegukan

"BANGSAT" umpat Reyhan menendang kursi yang tergeletak di tanah kering itu

Cowok itu berjalan pergi meninggalkan Janeeta, cewek itu menatap punggung Reyhan dengan pasrah

"Rey" panggil Janeeta dan cowok itu menghentikan langkahnya

"Maaf, dan terimakasih telah mencintai ku selama 2 tahun ini" ucap nya dengan suara lembut sambil sibuk mengusap kedua matanya yang basah karena air mata

Mendengar itu Reyhan menatap ke langit-langit agar air matanya tidak mengalir lalu menghela nafas panjang dan pergi dari sana dengan menggendong tasnya yang berwarna hitam

Friska dan Raisa berlari ke arah Janeeta dan segera menenangkan nya lalu memeluknya dengan erat

                               ******
Setelah Janeisha membasuh wajahnya ia melihat wajahnya di cermin "muka ku pucat amat, sumpah" ucap Janeisha berbicara pada dirinya sendiri

Saat keluar dari kamar mandi Janeisha mendengar suara dering telepon dari arah ruang tamu

"Ma, itu ada telpon" pekik Janeisha tetapi tidak ada sautan dari ibunya

Cewek itu berjalan ke arah ruang tamu dan mengambil ponsel yang terus berdering di atas meja

Janeisha sedikit kebingungan dengan apa yang ia lihat, ada seseorang yang menelfon dengan nama kontak 'Mas Seto'

Lagi dan lagi ntah darimana datangnya Atika langsung saja mengambil ponselnya dari tangan Janeisha dengan kasar dan wajah yang sinis

"Mas Seto siapa ma?" Tanya Janeisha

"Kawan" singkat Atika lalu pergi meninggalkannya begitu saja

"Kawan? Tapi kok kayak ada yang aneh" batin Janeisha

Janeisha sedikit terbatuk-batuk tak lama kepalanya juga sedikit terasa pusing jadi, ia pergi berjalan ke kamarnya untuk beristirahat

******

JANEISHA Where stories live. Discover now