TW: Grooming, Cheating, Harsh Words.
"Allys, aren't you Johnny's girlfriend?" sahut Jennie bertanya.
"Um... no"
Kantin Jeshville selalu ramai, energi yang semarak dari obrolan para remaja memenuhi udara. Di antara lautan siswa, Allysa Gilbert tampak seperti bintang yang berkilauan. Rambut keemasannya tergerai di bahunya, membingkai kulitnya yang sempurna. Meskipun kecantikannya tidak dapat disangkal, ada anggapan bahwa ia tidak memiliki kecerdasan yang sepadan.
Wajar terjadi, karena ketika kalian mencoba berbicara dengannya tentang hal akademik, Allysa tidak dapat ikut dalam obrolan. Otaknya seketika mati seperti mesin tersiram kopi. Namun, jika kalian bertanya tentang dimana Allysa membeli pakaiannya atau bagaimana cara mendapatkan minuman gratis ketika datang ke klub malam, Allysa selalu bisa menjawabnya.
"Kutu buku isn't my type" lanjut Allysa mengisap soda yang tertata dimejanya, tatapannya terarah pada Johnny yang sedang makan siang di meja sebelah kanan miliknya "He's cute, but not my type"
"Tapi, dari mana kau mendapatkan informasi itu? Sangat tidak masuk akal"
Meja kantin sangat besar, bentuknya memanjang dengan bangku panjang di kedua sisinya. Saat ini Allysa duduk di tengah bagian, disebelah kanannya ada Krystal dan Minho, disebelah kirinya ada Soraya dan Jinu. Di hadapannya terdapat Jennie, Theo, Jeffry dan Roseanne. Posisi duduknya akan selalu seperti ini, karena pada dasarnya mereka adalah berpasang-pasangan. Kecuali Allysa.
It sucks. But, well... she's don't mind.
"Joy bilang padaku" jawab Jennie menggigit hamburger kantin, wajahnya mengerut kesal. Allysa tau bahwa dalam kepalanya, Jennie mengutuk hamburger yang tidak layak itu "Joy said he have a massive cock"
"Oh c'mon! We're talk about dick right now? In a fucking cafeteria?" protes Jinu yang mengundang kekehan dari pengisi meja. Wajahnya terlihat kesal, mungkin karena dia tidak ingin membayangkan bagian bawah seseorang ketika dia harus memasukan sesuatu kedalam mulutnya.
Soraya yang berada disampingnya juga ikut terkekeh, namun tangannya aktif menepuk-nepuk pelan punggung laki-laki itu.
Jennie memutar bola matanya malas "Kenapa kau sangat terganggu? You have small dick or what?"
"Mine bigger than you, J" balas Jinu memicing.
"I don't have a fucking dick, Jinu. That's not a flex you think it is" balas Jennie memutar bola matanya malas, membuat satu barisan meja tertawa.
Roseanne yang merupakan pemakan segalanya menjauhkan nampan berisi hamburger dihadapannya. Dia pikir rasanya tidak terlalu buruk seperti yang terlihat, dia hanya tidak menyangka itu tidak layak sama sekali. Saat ini, dia memutuskan untuk ikut masuk kedalam percakapan.
"Fucking nerd is a trend right now? Haruskah aku mencobanya?" sahutnya membuat Jeffry yang berada disebelahnya tersedak.
"Babe, what the fuck?" protes Jeffry menatap kekasihnya aneh "Kau tidak perlu mencari orang lain, aku bisa menjadi apapun yang kau inginkan. Menjadi nerd bukanlah sesuatu yang sulit"
Roseanne menangkup pipinya dengan tangan kanan, tertarik "Benarkah? Bisakah kita melakukannya malam ini?"
Allysa memutar bola matanya malas. Dia tidak pernah mempermasalahkan status lajangnya. Namun, ketika melihat seluruh temannya saling menggoda satu sama lain. Allysa mau tidak mau merasa tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK HEARTS: Tale of the Girl Who Makes the Tales
Teen FictionKumpulan ide-ide cerita yang kebetulan lewat tapi terlalu males untuk bikin long story-nya. So here, kumpulan long short story where Lisa is the main character, As usual. (Update sesuai ide munculnya kapan)