Bab 21

8.9K 524 11
                                    

Jangan lupa Klik ⭐ dan Komen
Dukungan kalian membuat Tyas semangat untuk terus update
Selamat membaca

***********

Disebuah kamar rumah sakit Gabriel tengah terbaring di ranjang dengan infus di tangannya dan tak berapa lama perlahan-lahan Gabriel membuka matanya.

"Ahkirnya tuan sadar" suara paman Jo yang berdiri disamping ranjang pun membuat Gabriel semakin sadar

"Dimana Haru?" ucap Gabriel langsung duduk

"Nyonya baru saja tertidur di sofa disana tuan, apa perlu saya bangunkan tuan?"

"Tidak perlu, bawakan obatnya?" ucap Gabriel sama melihat ke arah Haru

"Ini obatnya tuan, maafkan saya yang telah lalai" ucap Paman Jo sambil memberikan obat yang langsung di minum Gabriel tanpa membalas perkataannya

Setelah itu Gabriel membuka matanya sendiri, melepaskan softlens dari matanya lalu memberikannya ke paman Jo yang telah mempersiapkan softlens baru untuk Gabriel pakai

"Yang ini juga tak berguna" ucap Gabriel setelah selesai soflens barunya sambil berkedip beberapa kali

"Maafkan saya tuan, saya akan berusaha mencarikan yang cocok" ucap paman Jo sambil membungkuk

Gabriel tak menjawab ia malah menoleh ke arah Haru, melihatnya wajah Haru yang tertidur lelap.

"Tuan ini obat tetes matanya" ucap paman Jo memberikan botol kecil yang di ambil Gabriel sambil bertanya

"Berapa lama saya pingsang?"

"Hampir 5 jam tuan dan nyonya sangat ketakutan saya baru bisa menyakinkannya untuk beristirahat setengah jam yang lalu" jelas paman Jo sambil melihat Gabriel meneteskam obat ke matanya sendiri lalu menyambut botol obat itu setelah Gabriel sudah memakainya

"Benar-benar tak berguna" ucap Gabriel setelah melihat sekelilingnya untuk memastikan softlens yang ia gunakan berpengaruh namun ternyata tidak

Paman Jo hanya bisa menundukkan kepalanya setelah Gabriel berbicara dan kembali menatap kedepan namun paman Jo bisa melihat bahwa tuannya itu meremas kuat-kuat tangannya.

"Kau sudah bangun" suara ini membuat Gabriel tersadar

"Iya" jawab singkat Gabriel membuat Haru mendekat padanya dan memegang keningnya memeriksa suhu tubuhnya

"Apa kau pusing? Apa yang kau rasa? Aku akan panggilkan dokter?" ucap Haru dengan cepat

"Tidak perlu" Gabriel menahan Haru

"Kenapa kau tidak bilang jika kau sakit"

"Aku baik-baik saja"

"Baik-baik apanya? Kau pingsang dan tubuhmu sangat panas, kau tau betapa paniknya aku.... aku.... aku kira aku kehilangan dirimu... hiks... aku takut.... aku tak bisa membayangkan....."

"Sudah aku tidak apa-apa, maaf membuatmu khawatir" ucap Gabriel menyetuh pipi Haru

"Aku tak punya siapa-siapa lagi selain dirimu" ucap Haru pelan

"Tenanglah aku baik-baik saja, ayo kita pulang" ucap Gabriel sambil mengusap air mata di pipi Haru yang menatapnya penuh kekhawatiran

.
.
.
.
.

Pagi hari

"Apa kau belum selesai juga" ucap Haru yang duduk di sofa menunggu suaminya berkerja

"Jika kau bosan pergilah bermain, tugasku ini tidak akan pernah selesai" jawab Gabriel sambil meraba berkas-berkas di hadapannya

Istri Untuk Tuan (MXM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang