04. Sorotan

495 130 10
                                    

Lee Dongsun adalah karakter yang sangat kompleks. Dia memiliki dua kehidupan yang jauh berbeda. Sebagai seorang guru sekolah dasar baik hati yang penuh karisma, dan sebagai seorang pembunuh berantai berdarah dingin. Memiliki sisi perfeksionis terhadap penampilan rapinya, namun tidak keberatan jika darah mengotori tubuh. Target yang dia incar adalah perempuan berumur dua puluhan hingga tiga puluhan tahun. Dengan senyum yang manis, sikap yang gentle, serta suara lembut ketika berbicara, dia dengan mudah menarik korban-korbannya menuju tempat kejadian perkara.

Trauma di masa lalu sebab menjadi korban kekerasan oleh Ibunya sendiri, serta ia yang memang memiliki kecenderungan kepribadian sadistik, membentuk karakter gelap Lee Dongsun. Menggunakan fisiknya yang di atas rata-rata, juga otak pintar dalam mengelabui kepolisian, drama ini sukses menarik perhatian semua kalangan di masanya.

Park Chanyeol, aktor yang menjadi Lee Dongsun, melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam memerankan karakter tersebut. Senyum charming berlesung pipinya menjadi hal iconic di drama itu.

Dan Baekhyun harus me-reka ulang salah satu adegan ketika female lead di drama itu masuk ke dalam perangkap Lee Dongsun. Di kurung di dalam rumahnya dan melihat bagaimana si psikopat itu melatih ekspresi wajahnya di depan cermin.

Baekhyun mengambil napas dalam. Secara fisik, dia belum memiliki sisi maskulin seperti Park Chanyeol yang sudah matang. Bahkan, tubuhnya masih termasuk ke kategori kurus untuk anak seumuran. Dia juga tidak punya lesung pipi yang manis. Tidak juga bersuara berat yang menggoda. Serta tidak bertubuh tinggi semampai.

Tapi, bukan berarti dia tidak bisa menjadi Lee Dongsun.

Masing-masing dari mereka akan diberi waktu lima belas menit untuk menghafal dialog serta menyelami adegan yang akan dilakukan.

Tiffany menarik kursi lipatnya untuk lebih dekat. Camcorder di tangan, ia nyalakan. Merekam ekspresi tenang Baekhyun yang sedang membaca lembaran script. Tepat lima belas menit kemudian, script dilipat. Ia masukkan kembali ke dalam amplop dan Baekhyun letak di atas meja.

Guru akting melirik Tiffany yang memberikan anggukkan. Lalu, menatap Baekhyun.

"Ready?"

Kedua mata Baekhyun terpejam. Berbagai informasi Lee Dongsun yang ia sesuaikan untuk dirinya berbondong-bondong masuk ke kepala.

Dia tidak bisa membuat Lee Dongsun versi Park Chanyeol. Jadi, dia akan membuat Lee Dongsunnya sendiri.

"Action!"

Manik sipit membuka. Aura di sekitarnya berubah. Membuat suhu ruangan yang memang memakai AC itu, entah kenapa terasa lebih dingin dari biasa. Tanpa ekspresi, dia menatap pantulan diri di cermin besar ruang latihan.

Raut wajah Tiffany menjadi serius.

Jemari ramping terangkat membenarkan helai rambut. Menyisirnya dengan teratur dan telaten. Lalu, merapikan baju yang ia pakai. Meraih sesuatu dan bertingkah seolah tengah memakai arloji tangan. Manik cokelat melirik ke arah pojok meja.

Semua yang menonton drama, tahu ada benda apa di situ. Satu pigura foto berisi ia dan sang Ibu. Sengaja diletak di sana agar rasa benci dan dendam yang terkurung di dalam hati tak menghilang dari dalam diri.

Rahang bawah menegang. Gigi menggeletuk menahan emosi. Pangkal hidung mengerut.

Ketika manik cokelat terarah ke cermin, ia terdiam. Melihat ekspresi bengisnya yang mulai muncul. Gerakan tangannya berhenti. Ia menormalkan napas yang sedikit terburu. Lalu, semua kembali ke keheningan yang menyesakkan. Kedua mata mengedip pelan. Dua sudut bibir naik membentuk seulas senyum. Alis yang tadi sedikit menukik, mulai merileks. Satu kekehan terdengar memenuhi ruangan tersebut.

Stellify [ChanBaek]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt