[03] Dark Alliances

707 124 21
                                    

...

Ketenangan itu tampak jelas di antara mereka bertiga, seolah memang berada dalam lingkaran yang asing. Dalam khidmatnya makan malam dilakukan, diam-diam seorang wanita dengan rambut pirang panjang mencolok di antara ketiganya itu mencuri pandang kepada satu orang wanita dengan rambut sanggulnya dan satu orang pria yang sejak tadi fokus tertunduk menatap layar ponselnya.

Dari lirihan kecilnya terdengar helaan napas yang panjang. Dia tidak suka situasi ini. Biasanya makan malam yang dilakukan selalu dipenuhi dengan obrolan ringan ataupun tawaan kecil, tapi sekarang suasananya justru berubah menjadi situasi yang tidak membuatnya nyaman. Ya, dia tahu akan percuma jika memulai obrolan di tengah kegiatan makan seperti ini, terlebih jika tidak ada sang ayah bersama mereka.

"Anne! Kau tidak dengar?! Ambilkan air minum untukku!"

Sadar namanya disebut secara keras oleh sang ibu, lantas wanita dengan panggilan Anne itu bergegas pergi ke arah dapur untuk mengambil apa yang ibunya suruh. Di saat Anne pergi, saat itu juga Linda- sang ibu- berdecak kesal karena kebodohan yang dilakukan Anne.

"Ini, hati-hati Ibu, itu ..."

"Ahk!"

"... panas." cicit Anne meringis saat ibunya meraih kasar gelas yang ia berikan, tanpa peduli jika air di dalam gelas itu masih mengepul asap kecil.

Linda menyimpan kembali gelasnya begitu saja hingga membuat air di dalamnya sedikit berceceran. Wanita itu menoleh kepada Anne sangat tajam.

"Sialan! Kau ingin membunuhku?!"

"Ibu maaf. Tadi aku sudah mau bilang jika airnya panas, tapi Ibu malah langsung meminumnya," ucap Anne pelan.

Dengusan kasar terdengar jelas. "Kau menyalahkanku?!"

"Tidak, bukan begitu-"

"Ambil airnya kembali! Aku ingin air dingin!"

Tanpa menyelesaikan ucapannya, Anne pun mengangguk cepat dan bergegas pergi lagi ke dapur.

"Dasar bodoh!"

Tidak berselang lama Anne kembali, kali ini dia membawakan air minum dingin yang secara langsung ditenggak habis oleh Linda. Sedikit kebisingan itu berubah kembali menjadi suasana yang hening dan Anne lebih memilih menyantap makanannya.

"Anne," panggil pria yang merupakan kakaknya itu.

Kepalanya terangkat dan mendapati sang kakak yang tengah menatapnya insten.

"Tolong ambilkan aku lauk pauk yang lain," titahnya.

Anne mengangguk lalu mengambil sepotong ayam yang kemudian diletakkan di atas piring kakaknya. Akan tetapi baru saja sepotong ayam itu diletakkan, secara sengaja pergelangan tangan Anne dicekal dan diusap lembut oleh Jeff. Tindakan dari Jeff tentu saja membuat Anne terkejut namun juga sedikit tidak nyaman. Dengan cepat Anne menarik tangannya dari sentuhan Jeff. Sementara Jeff mengukir senyum kecil melihat tingkah adiknya.

**

Setelah makan malam usai, Linda menyuruh Anne untuk mencuci semua piring kotor. Lagi-lagi Anne hanya menuruti perkataan sang Ibu. Lagipula tidak ada kuasa Anne untuk menentang perkataan ibunya.

Di tengah kegiatan mencuci itu, Anne hanya bisa menghela napasnya. Entahlah, semakin ke sini Anne mulai sadar bahwa kehadirannya seperti tidak diinginkan oleh sang ibu, terlebih Linda selalu berkata atau bersikap kasar padanya. Berkali-kali Anne mencoba bersikap baik, Linda tetap tidak suka dan malah semakin membencinya. Ya, Anne tahu, dia hanya beban dan parasit dalam keluarga Foster.

Fakta bahwa Henry dan Linda bukan orang tua kandungnya tentu membuat Anne sedih dan kecewa. Linda bilang jika Anne adalah kesialan yang dibawa oleh Henry pada saat itu. Sementara Henry justru menganggap Anne keajaiban karena kedatangan Anne mencegah Henry yang hendak bertindak gila atas rasa frustasinya.

Mr. The Billionaire Wants MeWhere stories live. Discover now