ENAM

35 21 2
                                    

HAII LOVE...

GIMANA KABARNYA?? SEMOGA SEHAT DAN BAIK-BAIK AJA YAA.

TERIMAKASIH YANG SUDAH MENUNGGU SETIAP PARTNYA...

MAAF KARENA AKU UP CERITA NYA GAK KONSISTEN KARENA NGUMPULIN MOOD UNTUK NGETIK TUH SUSAAH HUHU😭🙏🏻...

TERIMAKASIH JUGA YANG UDAH SETIA SAMA CERITA INI...

Follow Instagram author :
@imyzrsmx

Happy reading love🤍

________________________

"Kar... Lo gak mau laporin aja om Antonio ke pihak yang berwajib?" tanya Aurel, yang masih terisak, sambil menatap lekat netra Karin.

Karin yang di tanya seperti itu hanya bisa menggeleng dan tersenyum dengan mengusap lembut lengan Aurel.

"Rel... Gue gak ada kepikiran untuk laporin papa ke polisi. Karena bagaimana pun juga, mau papa udah ngelukain gue, dan sebagainya.. Papa itu tetap papa kandung gue, tanpa dia.. Gue gak akan ada di sini.. Gue gak mau jadi anak durhaka karena ngebiarin papa di penjara."

"Tapi Kar-"

"Rel.. Dengerin gue. Gue gak apa-apa, gue akan melewati ini semua. Gue tau... Keajaiban Tuhan itu ada, dan keajaiban Tuhan itu gak pernah main-main. Gue yakin, semuanya akan indah kalau udah waktunya... Everything will be fine, okey? " potong Karin.

Aurel yang mendengar penuturan sahabatnya itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum getir dengan memeluk Karin, Aurel bangga pada sahabatnya ini, Karin begitu menyayangi sang papa walaupun ia mendapatkan perlakuan yang sangat buruk.

Aurel banyak belajar tentang pengalaman hidup Karin, dan dari setiap cerita Karin, selalu membuatnya bangga dan kagum pada Karin.

Namun, Aurel terkadang berpikir; kenapa gadis sebaik Karin harus menerima takdir seperti ini? Tidakkah bisa, takdir sedikit berpihak pada gadis ini?

Setiap kali Karin bercerita, rasanya Aurel ingin membawa Karin jauh-jauh dari kota ini, hatinya terasa begitu sakit mendengarnya.

Harapan Aurel hanya satu; Karin bisa merasakan kebahagiaan suatu saat nanti, kebahagiaan yang benar-benar bisa membuatnya lupa dengan rasa sakit ini.

❀❀❀

Sekarang adalah hari Kamis, dimana para siswa siswi kelas 11 IPA 2 memiliki mata pelajaran olahraga.

Di tengah lapangan terdapat satu kelas yang sedang melakukan pemanasan sebelum melakukan kegiatan olahraga inti, yaitu bermain basket.

Dari atas sana, di lantai dua, terdapat seorang siswa dari kelas 11 IPS 1 yang sepertinya akan pergi ke ruang guru, yang berada di lantai satu, ia menghentikan langkahnya untuk sesaat.

Memandang ke arah bawah, tepat menatap ke arah lapangan yang terdapat murid kelas IPA.

Ia melihat ke bawah dan seperti... Mencari seseorang?

"Dia gak sekolah?" gumamnya, saat menyadari orang yang ia cari tidak ada, di sana.

"Kayanya, kemaren pas gue anterin dia sampe rumah gak kehujanan deh. Masa iya sakit?" tanya nya pada dirinya sendiri.

Tiga detik kemudian ia menggelengkan kepalanya, "gue kenapa jadi kepikiran dia sih?!" ucapnya dalam hati.

Hingga ia di sadarkan oleh teriakkan seseorang dari arah belakang.

Kisah Kita tak Akan Amerta [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang