18

379 21 0
                                    

⭐⭐⭐

Hampir sebulan sejak kejadian itu, dan Eunseok menepati janjinya. Tidak menemui Wonbin lagi.

Atas bujukan dan desakan Aeri, Wonbin kembali bekerja diperusahaan Eunseok, lagi pula bujukan Vanessa ada benarnya juga, Wonbin butuh gajinya untuk menghidupi mereka semua. Dan selama sebulan itu Eunseok, sang CEO menjadi orang yang paling sulit dilihat di kantor. jika tidak sedang melakukan perjalanan bisnis, lelaki itu mengurung diri di ruangan kerjanya dan tidak keluar-keluar. Sesekali Wonbin masih berpapasan dengan Mark, lelaki itu masih bekerja di sini, Eunseok tidak jadi memecatnya, sepertinya dia dan Eunseok sudah berhasil menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka. Dan Wonbin merindukan Eunseok. Dia sudah bertekad melupakan Eunseok, tetapi hatinya punya mau sendiri, kadang dia menatap lift khusus direksi yang menyambung langsung ke ruangan Eunseok dengan penuh harap. Berharap tanpa sengaja dia melihat Eunseok keluar dari sana, melangkah ke parkiran mobilnya. Tuhan tahu betapa ia bersyukur seandainya saja dia bisa melihat Eunseok, biarpun cuma satu detik, biarpun cuma dari kejauhan. Tapi entah kenapa Eunseok seperti punya pengaturan waktu sendiri agar tidak bertemu Wonbin. Sore itu Wonbin melangkah memasuki apartemennya dengan lunglai, dia tidak enak badan, sedikit panas dan meriang, jadi minta izin pulang cepat.

Ketika memasuki ruang tamu, dia mendengar suara tawa dari ruang tengah. Suara Sungchan dan dokter Aeri. Dokter Aeri sudah mendapat izin Eunseok menggunakan setengah hari kerjanya untuk melakukan terapi khusus pada Sungchan. Terapinya sudah membuahkan hasil, Sungchan sudah bisa menggerakkan jari-jari kakinya. sedikit mengangkatnya dan melatih saraf-sarafnya. Optimisme bahwa
Sungchan akan bisa berjalan lagi semakin besar. Wonbin melangkah ke ruang tamu dan melihat Sungchan sedang duduk di kursi rodanya sedangkan dokter Aeri menuangkan teh untuknya, sepertinya session terapi sudah selesai mendongak ketika merasakan kehadiran Wonbin dan tersenyum lebar, mengulurkan tangannya,

"Hai sayang." Dengan senyum pula Wonbin melangkah mendekat, menyambut uluran tangan Sungchan.. Lelaki itu membawanya ke mulutnya dan mengecupnya. "Bagaimana session terapi kali ini?" tanyanya lembut Sungchan tertawa dan Wonbin mengamatinya dengan bahagia. Sungchan banyak tertawa akhir-akhir ini. Lelaki itu makin sehat, warna kulitnya juga sudah jadi putih sehat, tidak pucat pasi seperti dulu. Badannya sudah berisi dan tampak lebih kuat. Sungchan sudah menjadi Sungchannya yang dulu, yang penuh tawa dan vitalitas, dengan semangat hidup yang memancar dari dalam dirinya.

"Aku tadi sudah belajar berdiri, sulit sekali Wonbin sampai keringatku bercucuran, tapi aku senang sudah sampai di tahap sejauh ini", jelas Sungchan bahagia.

Wonbin membelalakkan matanya senang. "Benarkah?" dengan gembira ditatapnya dokter Aeri, "benarkah dokter?" Dokter Aeri mengangguk dengan senyum. dikulum

"Perkembangan Sungchan sangat pesat Wonbin, aku optimis dia akan bisa berjalan lagi. Dengan bahagia Wonbin memeluk Sungchan erat-erat. "Oh aku bangga sekali padamu mendengarnya sayang!" serunya dengan kegembiraan murni.

Tapi tiba-tiba Sungchan melepaskan pelukannya dan menatap Wonbin sambil mengerutkan alisnya, "Sayang, badanmu panas." Gantian Wonbin yang mengerutkan keningnya lalu meraba dahinya sendiri, "Benarkah?Aku memang merasa tidak enak badan, makanya aku pulang cepat." Dengan cemas, Sungchan menoleh ke arah Aeri,

"Dokter, badannya panas bukan?" Aeri segera mendekat dan menyentuh dahi "Benar, kau panas Wonbin, apakah kau terserang flu?" Wonbin menggelengkan kepalanya.
"Tidak, saya tidak pilek ataupun batuk dokter, tapi ada masalah dengan perut saya akhir-akhir ini saya sering memuntahkan makanan yang saya makan, makanya badan saya terasa lemah dan..."

"Memuntahkan makanan?" dokter Aeri mengernyitkan keningnya, begitu serius. Wonbin menganggukkan kepalanya, tidak menyadari betapa seriusnya pandangan dokter Aeri menelusuri tubuhnya.

A Romantic story about wonbin (Eunseok X Wonbin) GSWhere stories live. Discover now