Chapter 12

14 3 0
                                    

┊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚★⋆。˚ ⋆
┊ ┊ ┊ ⋆
┊ ┊ ★⋆
┊ ◦
★⋆ ┊ . ˚

Malam yang cerah, sunyi, semua yang hidup tengah terlelap ke dalam mimpinya.

Namun Forest..

Dirinya terbangun dari tidurnya.

Entah mengapa setelah bertahun-tahun, kebiasaan itu masih saja tertanam kuat.

Dan lagi, ia pun keluar dari rumahnya dan duduk di anak tangga memandang rerumputan yang tertiup angin.

Udara dingin pun tak mengusiknya sama sekali kala dirinya merenung dalam pikirannya.

Sejujurnya, ia sedikit merindukan rumah lamanya.

Walaupun tempat itu pernah memberikan kenangan buruk baginya, itu tak sebanding dengan rasa rindu yang ia rasakan.

Benaknya kembali bertanya, apakah ladang bunga itu kini telah layu setelah dirinya pergi?

Apakah rumah itu telah dirobohkan dan dijadikan tempat baru?

Ia pun agak merindukan teman-teman terdahulunya, walau sekarang mungkin saja mereka masih memandangnya rendah.

Namun mereka telah memberikan masa kecil yang indah baginya, mengingat di tempat ini ia tak memiliki teman sama sekali.

Ia memang sulit berbaur dengan orang baru, bahkan hanya untuk berkumpul bersama orang sebayanya saja ia sudah merasa begitu gugup.

"Ah.. Tororo.. apa kau terbangun karena aku..?" Gumamnya pada seekor anjing yang mulai menghampirinya.

"Kau mau menemaniku?" Forest mengembangkan senyumnya kala anjing itu duduk di sebelahnya.

"Ehehe.. anak pintar.." pujinya seraya mengelus lembut kepala anjing tersebut.

"Hei.."
Tiba-tiba saja ia tersentak kala seseorang menyentuh bahunya dari belakang.

"Kenapa kau disini?" Tanya Hugo pada putranya yang masih terlihat terkejut.

"Ah, ayah.. kau membuatku terkejut.." gerutunya pelan.

"Tidak bisa tidur?"
Forest hanya mengangguk saja mengiyakan pertanyaan tersebut.

"Kau juga?"

"Aku sengaja bangun.." sahut Hugo membuat Forest sedikit terheran.

"Kau mau kemana?" Tanyanya lagi kala sang ayah mulai melangkah menuju mobilnya.

"Ayah?" Forest pun ikut mengekori Hugo yang tengah membawa sebuah teleskop.

"Tadinya aku ingin membangunkan kalian semua.. tapi ini rencana mendadak, jika ku bangunkan pasti akan marah." Perjelas Hugo tanpa menjawab pertanyaan Forest.

𝙵𝙾𝚁𝙴𝚂𝚃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang