21

1.8K 101 7
                                    

"Jika diberi waktu memeluknya, apakah kamu hanya akan melakukannya sekali saja Estelle" kalimat itu terdengar dari mulut seseorang yang berdiri di samping gadis itu dengan gaya maskulinnya.

Estelle menoleh, dengan mata yang berkaca kaca, nafas yang memburu, mendadak menjadi tatapan tercengang saat yang ia lihat di depannya tak lain adalah salah satu teman Carina.

Awalnya gadis itu kira, dia adalah Carina, namun harapan itu nihil.

"Kak, apakah aku masih bisa memeluknya?"
tanya gadis itu, beranjak berdiri dengan tubuh lemasnya.

"Mungkin" satu jawaban menggantung yang Estelle terima.

Pupus sudah semua harapannya, lagi dan lagi Tuhan mempermainkan harapan gadis itu, hatinya yang saat ini sudah tak berbentuk lagi.

"Ikut saya El!" tanpa aba aba, wanita itu menarik paksa tubuh Estelle, membawanya kesebuah jeep hitam, memaksa gadis itu masuk ke dalamnya.

Sesaat kemudian, mobil itu melaju, sangat cepat, Estelle meremas ujung bajunya, dia tak sabar ingin segera tiba di tempat tujuan itu, berharap, Carina akan ada di depannya, menyapanya, dengan senyuman yang sangat ia rindukan.

"Sudah sampai" mendengar kalimat itu, Estelle dengan cepat membuka pintu mobil, disusul olehnya, Estelle membuntuti langkah kaki wanita tinggi di depannya dengan sedikit kualahan.

"Masuklah"

Gadis itu menurutinya, membuka pintu sebuah ruangan yang terlihat megah.

Booommm

Bak bom waktu, degup jantung Estelle begitu cepat, saat ia melihat sosok wanita yang sangat ia rindukan, duduk menatapnya dengan tatapan seolah Estelle bukan siapa siapa lagi baginya.

Carina Auriestella, tubuh itu tak perlu diragukan lagi, dia Carina, terlihat utuh tanpa ada yang berubau sedikitpun darinya.

Hanya satu yang membuat Estelle ragu, mungkinkah dia Carina yang Estelle kenal dan yang mengenalnya?

Tatapan wanita di depan Estelle itu sangat berbeda, tak ada lagi cinta baginya.

"Jika kamu bukan wanita yang kucintai itu, mungkin aku harus menyerah kak..." ujar dengan suara yang sangat lemah, lantas membalikkan tubuhnya, ia tak kuasa menatap mata Carina yang saat ingin tak ada lagi cinta yang sangat besar untuk Estelle.

Estelle melangkahkan kakinya, ia hendak meninggalkan ruangan itu, perlahan, dengan harapan yang telah pupus, harapan wanita itu akan memeluknya, dengan cinta yang sama itu telah hancur.

Tangan gadis itu meraih knop pintu, memutar berlawanan arah jarum jam, bersamaan dengan pintu itu terbuka, suara Carina terdengar di telinga Estelle.

"Did you miss me baby?"

Tubuh gadis itu meluruh, bersandar pada pintu yang kembali tertutup, telinganya tak mungkin salah mendengar semua itu bukan?

Carina menghampiri Estelle, duduk di depan tubuh lemas gadis mungil itu.

"Gimme your answer honey" ucap Carina, bukan jawaban iya atau tidak yang ia dapatkan, melainkan tangis Estelle yang tak tertahan, gadis itu menghambur ke pelukan Carina.

"sangat...aku sangat merindukanmu kak"

Carina menangkup wajah Estelle menatap dalam dalam, dua pasang mata itu saling beradu tatap.

Lega, cinta itu tak hilang sedikitpun, masih sama, utuh tak pudar meski waktu sudah sangatlah lama.

Carina mendekatkan wajahnya, melumat bibir gadis itu, yang dibalas dengan lembutnya, tangis Estelle berhenti, gadis itu mengalungkan tangannya di pundak Carina, meminta ciuman itu lebih dalam lagi.

"Kak..." panggil Estelle dengan suara pelan

"Hmm?"

"Jangan pergi lagi" ucap Estelle, lalu kembali melanjutkannya, meluapkan kerinduan yang telah ia tahan satu tahun lamanya.

"sure baby"

Estelle tersenyum tipis, Carina tak berbohong, seperti isi surat yang pernah ia tulis.

I'm Under Your Spell [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant