chapter's 9

30 15 3
                                    

Pagi ini di Kediaman Stella, orang rumah tampak tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Bunda memanggil Stella yang masih berada di kamar. Stella yang telah selesai bersiap-siap, ikut bergabung bersama keluarganya di ruang makan. 

"Kenapa wajahnya ditekuk gitu." Tanya Ayah saat melihat wajah murung Stella. 

Stella yang mendengar pertanyaan ayahnya hanya menggelengkan kepalanya, Bunda yang juga menyadari ada yang tidak beres dengan Stella memilih untuk menggenggam tangan Stella dan memberikan senyuman hangatnya pada sang puteri. Stella yang mendapat perlakuan hangat dari Bunda tentu merasa jauh lebih tenang, kondisi hati Stella sebenarnya masih tidak baik-baik saja setelah perdebatannya dengan Kenzi semalam. Apalagi Kenzi juga tidak membalas telfon bahkan chat dari Stella, tentu hal ini membuat suasana hati Stella muram. 

"Gapapa, kalau ada masalah inget ya diselesein pake kepala dingin jangan pake emosi, dibicarain baik-baik dulu." Petuah bunda pada Stella sembari membenahi anak rambut Stella yang terlihat berantakan. 

Stella menganggukan kepalanya tanda ia paham dengan petuah dari ibunda.

"Kelas siang, kok udah rapi dari pagi mau kemana." Heran Nathan saat melihat Stella yang sudah rapi dengan pakaiannya sedangkan kelasnya masih nanti siang. 

"Mau keluar dulu, ada beberapa buku yang mau Stella beli buat tugas." terang Stella pada sang Abang. sembari menyantap sarapan paginya. 

"Perlu abang anter?" 

"Engga usah bang, aku mau naik ojol aja lagian nanti sama jessy juga kok aman." 
Stella menolak tawaran Nathan, karena sebenarnya ada tempat yang ingin ia kunjungi sendirian.

Stella kemudian melanjutkan sarapan paginya. Setelah selesai, Stella kembali ke kamar untuk mengambil beberapa barang yang akan ia bawa. Setelahnya Stella berpamitan pada Ayah, bunda dan juga abangnya.

Stella berangkat dengan ojol menuju suatu tempat. Tak butuh waktu lama Stella telah tiba di tempat yang ia tuju. Setelah membayar ojol, Stella melangkahkan kakinya mendekat ke arah danau. Stella memilih berkeliling di sekitar Danau, sembari matanya satu persatu menyusuri setiap langkahnya sekitar danau.

Stella tersenyum simpul saat melihat kilasan balik masa lalunya. Stella menghela nafasnya kasar, ia mengerjap-erjapkan matanya guna menghalau air matanya yang akan turun.

Stella memilih duduk di salah satu bangku yang ada di dekat danau. Tidak banyak yang Stella lakukan, ia hanya mengamati beberapa muda mudi yang sedang menikmati waktu mereka bersama di pinggiran danau. Terkadang Stella juga tersenyum tipis saat teringat dengan kenangannya di danau ini.

Terlalu banyak kenangan hingga Stella sendiri tidak mampu melupakannya, semuanya masih terekam jelas di memorinya. Bagaimana dulu ia begitu bahagia bisa menghabiskan waktunya bersama dengan orang terkasih yang selalu menjadi sandarannya.

Suara dering dari handphone Stella menyadarkannya dari lamunan. Stella mengeluarkan handphone dari saku celananya, stella melihat nama yang tertera di layar handphonenya.

"Hallo Jes, Kenapa?" Sahut Stella setelah terhubung dengan panggilan Jessy.

"Hallo Stel, maaf banget ya kayanya nyari bukunya belum bisa hari ini deh, ini gue ada acara mendadak banget, gapapa kan?" Sambung Jessy, begitu mendengar sahutan dari Stella.

"Gapapa jes, aman kok nanti  biar gue coba nyicil nyari deh."

"Okee, sorry banget yaa. Nanti gue traktir matcha deh hahaha, udah dulu ya love youu."

Stella terkekeh sembari menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah Jessy.

Tak ingin berlama-lama di sana, Stella segera memasukan handphonenya ke dalam tas nya dan secara perlahan berlalu meninggalkan danau.

Story Of ArkanallaWhere stories live. Discover now