25 - CERAMAH GUS AGAM

31.6K 1.6K 30
                                    

Assalamu'alaikum

Jangan lupa follow ig author:@wp.gulajawa
Gus Agam : agamganteng_12

Sebelum membaca awali dengan
Bismillahirrahmanirrahim

REVISI BAB 25
Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati

 Selamat menikmati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kini keduanya sudah tiba dilokasi tempat Gus Agam mengisi kajian. Saat ini Gus Agam dan Ziva tengah terduduk di panggung, tempat Gus Agam mengisi ceramahnya. Gus Agam sengaja menyuruh staf untuk tidak menaruh kursi untuknya duduk, karena Gus Agam ingin menemani istrinya duduk lesehan.

Sedari awal datang hingga sekarang, jari jemari Ziva masih kokoh memegang tangan Gus Agam. Tidak hanya itu, Ziva bahkan memainkan jari jemari Gus Agam yang cukup besar melebihi miliknya itu.

Ketika shalawat dan kata sambutan telah selesai. Dengan perlahan Gus Agam melepaskan jari jemari Ziva yang bertautan dengan miliknya.

" Lepas dulu ya, mas ngisi kajian dulu," bisik Gus Agam.

"Okeh."

Gus Agam tersenyum, dirinya lekas berdiri seraya memegang mikrofon. " Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ujarnya.

" Wa'alaikumsalam," jawab warga setempat.

" Wahhhh semangat sekali yaa, ibu-ibu lan bapak-bapak udah shalat isya opo durung ki ?" tanya Gus Agam pada para jama'ah .

Semuanya menjawab dengan berkata sudah atau belum dalam bahasa jawanya. Gus Agam terkekeh mendengar jawaban dari para jama'ah.

" Saya sama istri saya tadi sampainya pukul 05.30, sudah mau maggrib nggih. Kami shalat dulu tadi dirumah ustadz Abdul. Yang ngimammim itu anaknya, masih kecil. Usianya 8 tahun. Tapi lancar bacaan shalatnya. Kalau bapak ibu, dan mas mbak disini lancar opo mboten??"

" Mboten!!!" , "lancar!!" jawab para jama'ah yang membuat Gus Agam kembali tersenyum.

" Kalau semisalnya belum lancar nggih buk, pak, mas mbak. Belajar saja, jangan malu. Mentang-mentang sudah dewasa, lalu malas belajar karena malu. Jangan ya, rak uleh iku. Tetep saja kudu sinau nggih, karena apa. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali," jelas Gus Agam.

" Nggih," jawab semuanya.

"MasyaAllah Alhamdulillah," ujar Gus Agam.
" Bisa dimulai opo mboten niki kajianne?" sambung Gus Agam.

istri mungil nya Gus Agam (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang