3. Peringatan

278 83 4
                                    

Update lagi yah. Jangan lupa tinggalkan jejak and Happy reading



❤❤❤❤



Acara pemakaman dan penghormatan kepada mendiang Earl of Wales yang lama sudah berakhir. Semua keluarga dan para tamu undangan sudah mulai kembali ke kediaman mereka masing-masing. Rumah yang awalnya terlihat ramai kini kembali sepi. Hanya ada dirinya, Maria dan beberapa pelayan yang memang bekerja di tempatnya.

Reymond sudah terbiasa dengan kesunyian. Ia juga terbiasa sendiri, tapi saat kembali ke rumah dan tidak lagi menemukan senyum lembut sang papa membuatnya merasa asing dan kesepian.

Baru beberapa jam yang lalu papanya dimakamkan dan sekarang ia sudah merindukan pria tua itu.

Reymond tersenyum melihat pigura sang papa yang tergantung di ruang kerjanya. Pria itu tersenyum lebar, wajahnya begitu teduh dan menenangkan membuat Reymond semakin merindukannya. Sang papa adalah panutannya.

Meskipun tidak pernah kembali ke Wales selama hampir sepuluh tahun hidupnya, tapi Reymond selalu menyempatkan diri bertemu sang papa di London atau dimanapun mereka membuat janji.

Reynold Bolton adalah sosok panutan bagi Reymond. Hubungan mereka sangat baik meskipun Reymond memutuskan untuk meninggalkan Wales dan menjadi agen rahasia yang bisa membahayakan hidupnya sendiri tapi Reynold selalu mendukungnya. Bagi pria itu, Reymond boleh melakukan apa pun selama ia bisa menjaga diri dengan baik.

Dan itulah yang Reymond lakukan. Ia selalu berhasil menjaga diri dengan baik. Setiap kali misi selesai dilakukannya, Reymond akan dengan bangga memamerkannya kepada sang papa yang tidak kalah bangga dengan pencapaian yang didapatkannya.

Sekarang sang papa sudah kembali ke sisi Tuhan. Tidak ada lagi yang akan menjadi sosok panutannya. Tidak akan ada lagi orang yang akan selalu dikabarinya setiap selesai melakukan tugas. Hal ini jugalah yang membuat Reymond memutuskan untuk pensiun dari pekerjaan yang selama ini digelutinya. Ia harus kembali untuk melanjutkan tanggung jawab sang papa di Wales.

Meskipun ia sangat menyukai pekerjaannya selama ini, tapi Reymond tidak menyesali keputusan yang diambilnya. Satu-satunya yang disesalinya adalah ketidakhadirannya sebelum sang papa meninggal. Seharusnya ia berada di samping sang papa, menemaninya disaat-saat terakhir pria itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Tidak akan ada yang berubah meskipun Reymond menyesali hal itu seumur hidupnya.

Reymond menoleh ke arah pintu yang terbuka dan tersenyum melihat Maria yang berjalan ke arahnya.

"Disini Papamu terlihat begitu bahagia," kata Maria yang juga ikut memandangi potret sang mendiang suami.

"Iya. Papa selalu suka dilukis saat sedang tersenyum atau tertawa. Dia ingin siapapun yang melihat dirinya akan ikut bahagia."

"Dan keinginan Papamu terpenuhi," Maria menatap Reymond. "Kita bahagia melihatnya di potret ini. Aku benar, bukan?"

Reymond mengangguk. "Kau benar."

Maria kembali menatap lukisan sang mendiang suaminya lalu menatap Reymond. "Papamu menitipkan ini untukmu," Maria mengeluarkan sebuah amplop dari saku gaun yang dikenakannya dan menyerahkannya kepada Reymond. "Beliau meninggalkan ini untukmu karena beliau tahu tidak akan bisa bertemu denganmu lagi."

Reymond menatap surat yang Maria sodorkan lalu mengambilnya. Bahkan disaat-saat terakhirnya sekalipun, sang papa masih saja memikirkan dirinya.

"Papamu sengaja tidak memberitahumu saat dia sedang sakit karena dia tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Dia sangat menyayangimu, kau harus ingat itu."

FALL IN LOVE (SEQUEL OF SEASON SERIES#2)Where stories live. Discover now