SILENCE 23

58 18 1
                                    

wei wuxian telah selesai memberesan jasad cangse sanren yang telah di manipulasi seolah-olah bunuh diri. di pagi hari itu wei wuxian menyeret kakinya yang telah terpincang-pincang ke rumah sakit naungan madam chen, seluruh dokter disana bergegas menghampiri wei wuxian yang berlumuran darah yang telah mengering, segesit mungkin menangani luka-luka yang berada di tubuh wei wuxian, ditengah penganan wei wuxian merasa sangat mengantuk, entah akibat bius atau rasa sakitnya, ia sudah tidak memperdulikannya.

dan saat dia bangun, dihadapannya seorang wanita yang sangat ia kenal tengh mengganti cairan infus yang telah habis itu, mengabaikan wei wuxian yang sadar setelah tiga hari pingsan. wei wuxian membuka suara, "Liu jiu, aku tak tahu kau bekerja dirumah sakit ini sekarang?"

liu jiu yang nampak acuh tak acuh hanya mendengus kesal dan fous dengan pekerjaannya, wei wuxian yang tak tahu apa yang terjadi dengan liujiu hanya bisa mengerutkan alisnya, sebelum akhirnya liu jiu berbicara

"Kau bertindak cukup bodoh, kau dan ibumu. keluarga Lan hancur dan anak-anak ku tersiksa, aku hanya menyuruhmu menghancurkan qingheng jun dan lacurnya, bukan seluruh keluarga Lan, apa kau tahu lan huan yang seharusnya kuliah kini menjadi pekerja serabutan, putraku yang malang"

wei wuxian menjawab dengan tawa bodohnya "oh ya? aku sudah mengetahui fakta bahwa Lan hua bukan anak mu"

mata liu jiu membelak "Apa chen an memberi tahumu?" wei wuxian mengangguk

"wanita itu!"

...

sore harinya saat wei wuxian merasa dirinya telah lebih baik ia memutuskan beranjak untuk melanjutkan perjalanannya untuk menciptakan masa depan yang damai untuk putranya. waktu demi waktu, wei wuxian telah menghabiskan pekannya untuk membunuh musuhnya.

telpon berdering, kali ini tertera nama wen qing dilayarnya, dengan berat hati wei wuxian mematikan ponselnya, dadanya sedikit sesak jika harus menerima makian wenqing lagi,setidaknya makian terakhir kali membangkitkan semangatnya untuk menyelesaikan masalahnya ini.

dan berakhirlah wei wuxian disini, dihadapan sebuah rumah dalam perumahan elite yang dijaga security dengan ketat, rumah Wei Cangze, ayah biologis dari wei wuxian yang merupakan target terakhir pembalasan dendam wei wuxian dan penuntasan musuhnya.

bel ditekan beberapa kali sebelum akhirnya seorang pelayan datang membukakan pintu dengan sopan mempersilahkan wei wuxian masuk, "Dimana ayah??" tanya wei wuxian sembari memberikan mantelnya kepada sang pelayan

pelayan tersebut mengambil mantel wei wuxian dan berkata "Diruang kerjanya Tuan, beliau tidak ingin diganggu" ucapan sang pelayan hanya dibalas decakan kesal wei wuxian. menghiraukan ucapan sang pelayan, wei wuxian berjalan dengan penuh emosi yang menggebu-gebu kearah ruang kerja sang ayah

didepan ruang kerja milik wei changze berdiri dua orang pria bertubuh tinggi dan kekar, tubuh mungil dan feminim wei wuxian tidak akan sanggup bergulat dengannya dalam keadaan seperti ini apa lagi luka yang ia miliki masih sangat basah, mungkin rencana wei wuxioan untuk saat ini hanyalah melihat kondisi sebelum akhirnya eksekusi

"sampaikan ke ayah, aku ingin bertemu secara pribadi" pinta wei wuxian kepada pria berbadan kekar yang berada di sisi kanan pintu, karna menurut wei wuxian wajahnya masih tampak seperti manusia, tidak seperti yang satunya, wajah yang ia miliki sudah dipenuhi luka dan setengah wajahnya terdapat luka bakar.

setelah berbicara dengan asisten wei changze pria kekar didepannya mempersilahkan wei wuxian masuk. Di dalam telah menunggu wei changze dengan segelas Champaign di tangan kirinya, kualitas AC yang dingin membuat wei wuxian sedikit merinding ngeri

"Kau membunuh sanren?" hal pertama yang didapatkan wei wuxian masuk adalah gelas champaign yang melayang dan nyaris mengenai wei wuxian

wei wuxian menelan ludah melihat wajah marah wei changze, dirinya memasuki kandang harimau lapar yang siap menerkamnya. "Mau bagaimanapun aku tak bisa menyembunyikan apapun darimu ayah" 

"membuatnya seolah-olah bunuh diri tidak dapat mengecohku nak, kau harus lebih teliti lagi dalam mengambil tindakan, aku bisa saja membunuhmu sekarang karna telah berani macam-macam!"

pemuda yang tadinya tegar menjadi sedikit takut dengan ancaman yang dilontarkan wei changze, seluruh rencana yang telah wei wuxian iapkan dengan matang luluh lantah saat itu juga, kekuasaan ayahnya terlalu mempengaruhinya

"apa kedatanganmu kesini untuk membunuhku? kau tahu itiu adalah tindakan gila yang bisa saja berdampak ke orang tersayangmu nak" ancaman wei changze membuat jiwa wei wuxian membara dan keberaniannya terkumpul kembali, dengan tangan kanannya wei wuxian mengambil sebilah pisau yang ia taruh di pangkal pahanya dan langsung menodongkannya ke wei changze

"katakanlah aku bodoh karna telah memasuki kandang harimau lapar" wei changze yang terpojok hanya dapat mengangkat kedua tangannya


"kau benar-benar anakku, tidak pernah takut akan kematian"

semakin wei wuxian mendekati ayahnya semakin besar juga rasa ingin menyelesaikan semua masalah ini dan menyusul putranya lalu hidup bahagia disana. bukan wei changzenamanya jika langsung menyerah, ia menyikut hidung wei wuxian dan menendang perutnya saat wei wuxian lengah, hingga memuat wei wuxian dipukul mundur.

pertarungan sengit terjadi, wei wuxian meraskan jika luka jahitannya terbuka hingga darah bercucuran keluar, dengan kekuatan yang tersisa ia menghaar ayahnya hingga babak belur. tulang hidungnya patah dan tulang rusuknya sedikit retak, telinganya terus berdengung akibat benturan yang terjadi, tapi wei wuxian belum juga meyerah ia melumpuhkan wei changze dan siap menusuknya, sebelum sekelompok pria bertubuh kekar masuk dan menembak wei wuxian

darah terus keluar dan wei wuxian benar-benar kehilangan banyak darah, dengan sisa tenaganya ia menusukwei changze dengan brutal dan maju untuk membunuh antek-anteknya. baku tembak pun terjadi, wei wuxian melawan tujuh pria bertubuh kekar sendiri dengan shotgun ditangannya yang ia dapatkan dari salah satu anak buah ayahnya yang tumbang

perjuangan wei wuxianpun berbuah manis ia berhasil membunuh para anak buah ayahnya yang berjumlah tiga puluh tiga, namun naasnya wei wuxian sekarat akibat kehilangan banyak darah, ia tersender lemas di pintu ruang kantor ayahnya dengan tubuh berdarah-darah

"a-yuan... ku rasa aku takkan bisa melihatmu tumbuh..." ujar wei wuxian lirih

~~~

"sudah baca novel vol terakhir bunnyshiel?" 

"tentu sudah, aku tak percaya itu adalah vol terakhir, masih banyak yang belum jelas"

"kudengar penulisnya meninggal akibat sakit"

"astaga? sungguh disayangkan sekali"

itulah percakapan sekelompok gadis sekolah lan wangji yang tengah membicarakan bunnyshiel atau lebih tepatnya wei wuxian, lanwangji yang mendengarnya hanya bisa menggigit bibirnya. berita tak mengenakan itu tersebar dua hari yang lalu saat novel vol terakhir Silence: The Revenge, seluruh fans bunnyshiel berduka.

lan wangji yang mendengar kabar itu berusaha mati-matian menemukan informasi dimana wei wuxian dikuburkan dan dimana kerabat serta teman wei wuxian hanya untuk memastikan apakah wei wuxian benar-benar tiada atau hanya sekedar gimick semata tapi hasil yang didapatkan nihil, lan wangji tidak dapat menemukan satupun informasi seolah-oah telah ditutupi dengan baik

"aku tak percaya endingnya sang tokoh utama mati dalam kesendirian, dan anak serta istrinya tak tahu jika ia telah tiada"



SILENCE (Mdzs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang