Chapter 2

52 4 0
                                    

Happy Reading

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Happy Reading

.
.

ʚᥫ᭡ɞ

"Anak-anak kalian disini?" Vellyn melangkahkan kakinya memasuki ruangan perpustakaan setelah membuka pintu.

Vellyn beberapa kali menengok kearah kanan dan kirinya, berharap jika ia terjebak kedalam permainan mereka. Nihil, mereka tidak ada disana.

'Mereka kemana?' batinnya.

Mau tidak mau Vellyn harus mencari mereka. Kakinya melangkah keluar, tidak lupa dirinya menutup pintu.

Kakinya masih menuntunnya untuk berjalan, kedua matanya terus memperhatikan sekeliling.

Lorong yang ia berada saat ini sepi, hanya langkah kakinya saja yang terdengar.

Saat sedang berjalan, samar-samar ia mendengar suara dari arah taman. Sontak ia berputar balik, berarah ke taman.

Benar dugaannya, matanya menangkap seseorang yang ia cari selama ini. Tangan kanannya memegang pintu kaca, dan membukanya.

"Ternyata kalian disini, kakak cariin dari tadi." ia melangkahkan kakinya kearah mereka.

Perhatian mereka yang tadinya mengarah ke bunga yang mereka pegang, beralih kearah Vellyn yang tengah berjalan kearah mereka.

"Kakak? Sejak kapan kakak disini." tanya salah satu anak perempuan dari mereka.

Rambutnya yang terurai panjang sedikit berantakan, ranting-ranting tanaman kecil menempel di rambutnya.

"Baru saja." Vellyn duduk di rerumputan, tidak jauh dari anak-anak.

Melihat rambutnya yang terdapat ranting-ranting, ia mengambil ranting tersebut dan membuangnya. "Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Vellyn.

"Kami sebenarnya ingin bermain, tapi setelah melihat bunga-bunga di taman bermekaran. Kami mengurungkan niat." Vellyn mengangguk, ia paham kenapa mereka tiba-tiba menghilang.

"Kakak lihat, aku membuat rangkaian bunga untuk kakak." ucapnya, tangan kecilnya memegang rangkaian bunga.

"Wah cantik, Vina yang membuat ini sendiri?" Vina, nama yang disebut mengangguk.

"Kak Vellyn, rangkaian bunga buatan Vina itu jelek." ejek seorang anak laki-laki.

Vina yang merasa diejek tentu saja melawan. "Enak saja, rangkaian bunga Vina itu cantik. Kalo punya Riel yang jelek."

Goddess of LightOnde histórias criam vida. Descubra agora