Coretan 1 (Yogyakarta)

130 60 12
                                    

Hai?
Selamat bersinggah
Di Cerita ke 4 ku
-
Kali ini kita akan membaca tulisan yang tak biasa, melainkan sebuah tulisan yang relate sama kehidupan nyata tentang aku dan dunia.
-
Selamat menjadi bagian dari coretan pertama Langit!!
-
Happy Reading..

-Selamat menjadi bagian dari coretan pertama Langit!!- Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Suatu hari di-bulan april, tepatnya di-kota bandung. Remaja itu, kini sudah duduk di-bangku kelas XII SMA. Mungkin hanya dalam hitungan bulan menjelang kelulusan.

Dan kabarnya, cowok itu sekarang sudah mempunyai pacar. Bahkan, baginya berpacaran ialah sebuah hal yang tak pernah ada dalam rencana hidupnya.

Namun siapa sangka, jika hal itu akan membuat dirinya mampu bertemu dengan salah satu titik kebahagiaan.

Hari itu, ribuan air hujan mengguyur deras dataran kota bandung. Jalanan sepi yang memperlihatkan kedua pasangan remaja yang sedang bercengkrama di-atas motor Astrea tua berwarna putih. Benar saja, tak lain ialah Langit dan pacarnya itu, hahaha. Mereka banyak bercengkrama disana. Keduanya tersenyum lepas. Melepas semua bebannya masing-masing. Bercanda selaknya anak-anak yang sedang bermain mandi hujan di-tengah jalan.

Sepertinya, kalo dilihat-lihat, mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Sal, demi kamu aku rela disamber petir sampe lima puluh kali," Serunya, menyeimbangkan nada bicaranya dengan bisingnya percikan air hujan.

"Kenapa gitu?" Ia membalasnya.

"Ya, asalkan gak kena, haha.." jawabannya nyeleneh. Ia malah tertawa dengan wajah tanpa dosanya itu.

Mendengar ucapan konyol barusan, keduanya kembali terkekeh kecil, tapi ada keselnya dikit buat pacarnya Langit yang mudah kebawa perasaan.

"Ada-ada aja ah, lebay tau,"

****

Huft.

Ternyata itu hanya haluan semata seorang pria yang sedang melamun disebuah kursi pesawat. Ia menatap sendu awan berkerumun yang lewat dibalik kaca. Tiba-tiba saja ia tersenyum dengan sendirinya. Seperti sedang mengingat suatu kejadian yang menyenangkan.

~~~

Suara langkahan sepatu pantofel itu menuju kearahnya. Disorot dari pakaian sampai pucuk kepalanya, sepertinya  seorang pramugari yang bertugas disana.

"Permisi kak, silahkan, ini makanannya," Ucapnya, menyuguhi beberapa box makanan.

Benar saja ia langsung tersadar. Raut wajahnya langsung terlihat kebingungan saat mendengar sapaan perempuan itu. Yang mungkin, kedatangannya secara tiba-tiba.

Coretan LangitWhere stories live. Discover now