Bab 18

4 0 0
                                    

Selama berpacaran dengan Valen, Indra mengalami banyak momen-momen manis yang sederhana tapi menyenangkan. Dia suka mengajak Valen untuk berkendara mengelilingi kota sembari menikmati suasana langit jingga di sore hari.

Valen kebetulan sangat jarang naik motor. Bukannya dia manja, dia pernah jatuh saat pertama kali mencoba naik motor. Meskipun dia mengalami sedikit lecet, hal itu membuatnya trauma sampai-sampai dia tidak mau lagi naik motor.

Indra sempat bersusah payah membujuk Valen dengan rayuannya. Dia ingin membantu Valen untuk mengatasi rasa takutnya sekaligus menunjukkan kepada Valen betapa serunya naik motor, apalagi bersama orang yang dia sayangi.

Hari itu kebetulan bertepatan dengan tanggal 14 Februari. Indra sangat jarang mengecek kalender. Jadi, dia lupa bahwa hari itu adalah hari Valentine. Dia menganggap hari itu tidaklah berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Akan tetapi, Valen menganggap hari itu sangat spesial. Dia telah bersusah payah membuat cokelat khusus untuk Indra. Cokelat itu dibungkus rapi dalam sebuah kotak mungil berwarna pink beserta pita warna merah.

“Ndra …” Wajah Valen tampak ragu-ragu saat dia memanggil Indra. Bibirnya kelihatan bergetar. Mereka saat itu tengah duduk di sebuah bangku di tepi sungai sembari menikmati suasana langit senja yang indah bak lukisan abstrak.

“Iya?” Indra menatap Valen lamat-lamat. Tatapan matanya mengernyit. Dia merasa ada yang aneh dengan gerak-gerik Valen. Apakah perempuan itu mau putus dengannya? Indra jadi merasa gugup dan berpikir yang tidak-tidak.

“Nih … Selamat Hari Valentine!” ucap Valen sembari menyodorkan sebungkus cokelat yang dibuat dengan setulus hati. Indra mengatur napasnya sejenak. Kebahagiannya membuncah karena dia baru pertama kali mendapatkan cokelat saat Valentine.

Pada momen itu, Indra baru tersadar bahwa hari itu adalah hari ulang tahun Valen. Indra teringat dengan percakapannya bersama Ceper tempo hari sebelum dia jadian dengan Valen. Kenapa gua bisa lupa dengan hari sepenting ini, sih? Indra menggerutu sendiri dalam hati. 

“Eeeh .. makasih banyak, Val! Maaf, aku lupa kalau hari ini 14 Februari. Ehm … selamat ulang tahun, ya!” Indra menerima cokelat tersebut dengan senang hati. Valen sepertinya agak terkejut karena dia belum pernah memberitahu Indra hari ulang tahunnya.

“Kok kamu tahu?” tanyanya spontan.

“Jelas banget, deh! Orang-orang pasti bisa menebak hari ulang tahun lo dari nama lo, Val. Gue dan Ceper pernah ngomongin soal itu pas kita nongkrong dulu,” jawab Indra sembari tertawa ringan. Lantas, dia melihat jam tangannya sejenak. 

Masih ada waktu. Dia mengingat-ingat sisa uang yang dia bawa di dompetnya. Uang itu lebih dari cukup untuk merayakan hari ulang tahun Valen. Dia ingin menciptakan sebuah kenangan yang tak terlupakan di hari itu.

“Yuk, ikut gue!” Indra lantas menarik tangan Valen. Perempuan itu hanya menurut dan mengikuti Indra begitu saja. Mereka lalu pergi ke sebuah gamezone di salah satu pusat perbelanjaan untuk bersenang-senang hingga mereka lupa waktu.

Valen tampak ceria ketika dia memainkan salah satu wahana permainan. Begitupula dengan Indra. Rasanya, mereka berdua tenggelam dalam dunia mereka. Kebersamaan mereka membuat orang-orang yang melihatnya pun jadi merasa iri.

Setelah puas bermain-main di sana, Indra menutup hari itu dengan makan malam di salah satu restoran Jepang. Kebetulan, mereka berdua sama-sama menyukai makanan Jepang, seperti sushi dan wasabi panggang.

“Wah tadi seru banget, Ndra! Jarang-jarang gue bisa tertawa lepas seperti itu!” ucap Valen dengan mata berbinar-binar. Indra tersenyum menatap gurat wajah cantik yang bersinar layaknya rembulan di langit malam.

Begini Rasanya Jadi Pak GuruWhere stories live. Discover now