Kamu Cantik

20 15 0
                                    

"Kamu cantik tapi kamu terbiasa bebas, seperti namamu. Azzalea, bunga yang indah dengan berbagai warna dan bisa hidup dimanapun kamu berada," _ Zayn Alfarizi

..

Mata Lea mengerjap saat Zayn mengajaknya untuk shalat. Ini adalah yang pertama kali setelah beberapa hari mereka menikah. Selama tiga hari ini, Zayn hanya mengingatkan, bukan mengajak. Tapi kali ini dia benar-benar berbeda.

“Hei, kenapa malah melamun?” Suara lelaki itu mengejutkan Lea. “Ambil wudhu dulu,” ujarnya kembali.

Lea meringis dan tersenyum masam. Bahkan dia langsung menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Bagaimana cara mengatakannya ya. Sudah lama sekali Lea tidak melakukan ibadah itu, bahkan dia lupa kapan terakhir kalinya.

Sejak orang tuanya masih ada? Ah, tidak-tidak, bahkan jauh sebelum itu.

“Azzalea,” panggil Zayn kembali. Dia yang berdiri di hadapan Lea nampak memandang istrinya dengan bingung.

“Dokter duluan aja deh, saya entar aja,” ujar Lea. Ya, hanya itu yang terpikirkan olehnya saat ini.

“Shalat berjamaah lebih baik daripada sendiri. Sudah cepat, jangan lagi mengulur waktu.”

“Is, tapi saya nggak punya mukenah!” ucap Lea jujur, bahkan tanpa malu dia mengatakan hal itu.

“Beneran?” Zayn seakan tidak percaya.

“Beneran lah, untuk apa juga bohong,” sahut Lea. Dia bahkan langsung berjalan ke arah ranjang mereka dan langsung merebahkan diri di sana.

Zayn terdiam, tanpa mengatakan apapun dia langsung berjalan ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Lea yang memandangnya dengan bingung.

Lea menghela nafas, pandangan matanya memandang nanar ke atas langit-langit kamar. Entah kenapa hatinya merasa sedih saat ini. Bukan karena menikah dan hidup bersama dokter Zayn. Bukan, tidak munafik, ada rasa bahagia di dalam hatinya saat mendapatkan suami seperti lelaki itu.

Hanya saja, tiba-tiba dia merasa rendah. Ya, sangat rendah hingga rasanya Lea merasa sangat sedih mengenangkan perbedaan yang ada.

“Hah, aku ini perempuan liar, kenapa bisa dapat suami begitu ya? Apa Tuhan sedang menegurku?” gumamnya seorang diri.

Dia yang melamun sedikit terkesiap saat melihat dokter Zayn keluar dengan wajah basah air wudhu. Wajahnya yang tampan semakin berseri sekarang.
Apalagi mata beningnya itu, sangat indah dan tidak bosan untuk di pandang.

Bulu matanya lentik, alisnya tebal dan terukir indah. Rahangnya tegas tapi dia memiliki wajah yang teduh. Sungguh, ciptaan Tuhan yang sangat indah.

Lea memiringkan tubuhnya, dia terus memperhatikan Zayn yang saat ini tengah menunaikan ibadah shalat. Terlihat sangat khusyuk dan begitu tunduk. Dia bahkan tidak terganggu sedikitpun ketika Lea terus memandanginya sampai selesai.

Apa imannya sekuat itu? Sampai dia tidak bisa menceraikan Lea begitu saja.

“Saya keluar dulu,” ucap lelaki itu ketika sudah selesai shalat.

“Mau kemana?” tanya Lea, yang tidak ingin tahu tapi entah kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja.

“Membeli sesuatu,” jawab lelaki itu singkat.

Lea hanya mengangguk saja. Tidak lagi dia banyak bertanya dan lebih memilih tidur ketika suami tampannya itu pergi.

Tidur dan tidur, terlelap dalam mimpi indah yang sebenarnya hanya membuat pikirannya yang sedang rumit beristirahat sejenak.

Hingga rasanya, baru saja mimpi itu datang, tubuhnya terasa diguncang seseorang.

“Lea!”

Lea menggeliat, dia membuka mata dan langsung terkejut saat melihat ternyata yang datang adalah dokter Zayn.

Azzalea (Cinta Diujung Senja) || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang