chapter. ii

744 127 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

. . .

"Latihan malam akan diadakan sesuai jadwal. Sebaiknya kalian bersiap." Kata sang Letnan sebelum keluar dari kelas mereka.

"terlepas dari perkataan komandan peleton, beberapa dari kalian pasti ingin pulang." Kata Young-Shin, membuat yang lainnya mulai menatapnya. "Kurasa kita semua entah harus pergi bersama.. atau tinggal bersama. Kurasa takkan ada hasilnya jika kita semua tidak sepakat." Lanjutnya.

"kalian semua melihat, komandan peleton benar. Jika kita keluar seperti ini, kita akan dimangsa bola." Kata Soo-Cheol, "Lebih baik aku tetap disini daripada mati mengenaskan di luar." Tambahnya. "Sshibal, apa bedanya jika kita tetap disini?! Ayo pergi saja!!" Hee-Rak membalas.

"hey, kau dengar ucapannya? Kita harus bertindak sebagai tim." Sahut Bo-Ra. "Jika dipikir-pikir, ini semua terjadi karena kalian tidak bertindak sebagai tim." Lanjutnya. "Ahh, sshibal. Apa yang baru saja kau ocehkan, Yeon Bo-Ra??" Hee-Rak berdiri dari kursinya. "Yah, sshibal. Kau ingin aku membacot lagi??" Bo-Ra berdiri dari kursinya dan berdiri di hadapannya.

"Apa ini saatnya untuk bertengkar??" Yoo-Jung menyentak. "Lalu apa? Apa saranmu?" Tanya Hee-Rak, "kau ingin aku melakukan apa? Hah?!"

Tae-Man mendorong Hee-Rak mundur dari Yoo-Jung, "Benar, itu salah kami..." Kata Tae-Man. "Hee-Rak, itu salah kita. Benar, 'kan?" Tanya Tae-Man sambil memegangi kedua bahunya. Hee-Rak menatapnya selama beberapa detik, "Lepas, sialan."

"Teman-teman.. mianhae." Tae-Man meminta maaf. Ruangan itu berubah menjadi sunyi, "Jadi, maksudmu.. lebih baik kita di sini bersama?" Tanya Ha-Na, memecah keheningan. "Jangan terlalu ekstrim. Mari kita dengar pendapat semua orang." Balas Yoo-Jung. "Dengar pendapat semua orang??? Untuk apa!!" Balas Hee-Rak, "Ambil suaraku saja. Entah kita akan pergi atau tinggal."

"Baiklah. Mari kita putuskan dengan mengangkat tangan." Kata Yoo-Jung, "Siapa yang merasa kita harus pulang?"

Satu persatu dari mereka mengangkat tangannya, kecuali Ae-Seol, Na-Ra, Chi-Yeol dan Young-Soo. "Kimchi.." bisik Deok-Joong yang tak mau mendapati amarah Il-Ha. Chi-Yeol perlahan mengangkat tangannya.

Il-Ha menoleh kearah Young-Soo, yang dengan gugup menatap ke bawah dan tak mengangkat tangannya. Dia berdiri dari kursinya dan berjalan ke meja Young-Soo, dia menampar kepalanya dan menjambaknya.

"Yah, Kwon Il-Ha!!"

"Dasar bedebah egois. Angkat tanganmu. Ku bilang angkat tanganmu, sialan!!" Marahnya, "Kwon Il-Ha, hentikan!" Balas Yoo-Jung. "Apa, sialan?!"

"Semua orang punya pendapat dan cerita sendiri!" Yoo-Jung membalas, "Cerita apa? Poin ekstra?" Tanya Il-Ha. "Bahkan jika wali kelasmu dan teman sekelasmu mati, kau senang selama kau mendapatkan poin ekstra untuk CSAT?" Lanjutnya. "Lantas, bagaimana denganmu? Kenapa kamu diam saja padahal kamu tahu tentang Young-Hoon?" Yoo-Jung bertanya.

"Jika kamu memberi tahu kami, keadaan akan berubah!"

"Tidak ada yang akan berubah. Pada akhirnya para murid pasti akan panik, takut, lalu memutuskan untuk meminta pulang kepada komandan peleton." Y/n menyahut berdiri dari kursinya, "Dia benar. Lagipula, memangnya kau peduli? Dia di kucilkan." Il-Ha berkata sambil menunjuk kearah Yoo-Jung,

𝐌𝐀𝐋𝐄𝐅𝐈𝐂! duty after school x reader Where stories live. Discover now