A story between the manager and the most talented staff at office. Secret business (dating) trip that makes them more closer and another staff getting curious about their daily act at office.
They make a deal to keep this as a big secret under the c...
Aku tahu dia lebih cocok menjadi kakak untuk anakku, atau bahkan jika aku ingin, bisa saja aku jodohkan dia dengan Yeri, tapi entah mengapa hasrat untuk memilikinya sangat tinggi.
" Wendy.. "
Wajahnya terlalu polos untuk usianya.
" Ne, noona ? "
Aku tidak ingin menjatuhkan image yang selama ini sudah aku bangun di kantor, tapi
argh sulit sekali untuk menolak anak ini!
" Noona ? "
" Eoh.. oh iya, kita jadi photoshoot ? "
" Oh iya, ayo. "
Bahkan aku sampai lupa, aku mengundangnya ke sini untuk membantuku foto.
flash! flash! flash!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meski aku tahu aku harus melihat kamera, tapi tetap saja fokusku beralih pada wajahnya yang sangat serius.
" Kau mau melihat hasilnya dulu ? "
" Boleh. "
Dia mendekat ke arahku dan menunjukkan kameranya.
" Wow."
Dia benar-benar fotografer yang handal.
" Kau sudah benar-benar siap untuk menerbitkan rate card. "
" Jinjja ? "
" Ne. Seharusnya kantor berani membayar mahal untuk menjadikanmu model. "
" Dan kau sudah harus siap aku repotkan. "
Dia melihat ke arahku sambil tersenyum.
Ini sudah cukup dekat. Tidak. Ini sangat. Tidak. Ini terlalu dekat.
//IRENE POV - END//
Setelah sekian banyak foto yang diambil Wendy, ia baru tersadar bahwa jam sudah menunjukkan hampir 12 malam.
" Astaga, sudah hampir mau berganti hari. ", ucap Wendy.
" Iya ya, tidak berasa. Apa kau mau menginap disini saja ? "
Wendy langsung menatap Irene dengan terkejut.
" Wae ? Tinggal berangkat besok dari sini kan ? Aku masih ada kemejamu tuh. "
" . . . . "
" Bukannya kau menyimpan beberapa baju di kantor juga ? "
" I..iya sih.. tapi.. "
Irene seperti sudah tidak bisa menahan perasaan dalam dirinya. Ia beranjak dari tepi kasur dan mendekati Wendy.
