Nyamperin

6 1 0
                                    


"Mungkinkah kita meneruskan yang
pernah selesai?"


🍃🍃🍃

Terlihat seorang guru sedang menjelaskan sebuah materi yang bertujuan agar siswa-siswi beliau mengerti tentang bab yang dipelajari saat itu. Tetapi lain halnya dengan Azilla. Sepanjang penjelasan materi dari Bu Sulis, tidak ada materi yang masuk sama sekali di otak gadis itu. Raganya memang anteng duduk dengan tatapan mata lurus ke depan seolah-olah sedang memperhatikan Bu Sulis menjelaskan materi. Tetapi pikirannya melayang pada kejadian semalam. Entahlah sepertinya sejak mantannya itu masuk kembali dalam hidupnya, membuat pikiran gadis itu dipenuhi dengan seorang Rafael William Mahesa. 

Apalagi setelah melihat postingan story WA yang dibuat oleh cowok itu. Zilla membuka ponselnya dan melihat kembali postingan story dari Rafael. Ia membaca kata demi kata itu kembali dan seketika otaknya berpikir. Terlihat sebuah background putih dengan kata yang bertuliskan 'tapi, mungkin gak sih kita punya kesempatan?' lanjut story kedua dengan background langit malam dan dipenuhi bintang dengan kata yang bertuliskan 'Masih menunggu datangnya hari dimana kau akan mencintaiku sekali lagi'. 

Jujur setelah membaca itu, hatinya tersentuh. Entahlah, Zilla berpikir kata-kata itu ditujukan pada dirinya. Karena story itu tepat dibuat ketika cowok itu pulang dari rumah Zilla. Salah ga sih berharap lagi sama mantan? 

"Ini ngode gue apa gimana ya? Tapi gue kok ngerasa anjay. Tapi kalo bukan buat gue, buat siapa ya? Pengen engga ge-er tapi kok dia ngechat gue mulu seolah-olah dia mau ngedeketin gue lagi," batin gadis itu menatap lama ponselnya.

"Haha, gak mungkinlah. Waktu itu kan dia yang minta putus. Please jangan berharap lagi Zil, 2 tahun lo udah hampir move on dari dia, selangkah lagi please, jangan sampe rasa yang lo hilangin selama 2 tahun itu sia-sia cuma gara-gara kegabutannya dia," lanjutnya.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul membuat Azilla segera membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan untuknya. Satu detik, dua detik kemudian matanya mengerjap dua kali seolah mencerna apa yang sedang ia baca. Panjang umur sekali ya si Rafael, baru aja dipikirin eh langsung ngechat.

Rafael 
Pulang jam berapa Zil?
15.00

"Jancok kata gue teh," umpatnya dalam hati. Gadis itu mengacak rambutnya kesal dan melempar asal ponselnya ke meja. 

"Azilla!!" panggil Bu Sulis.

Mendengar namanya dipanggil membuat gadis itu cepat-cepat menyimpan ponselnya kembali dan mengarahkan pandangannya ke guru itu.

"Iya, Bu?"

"Iya-iya apa? Kamu ini malah main hp, daritadi Ibu ngejelasin paham gak kamu?" tanya guru itu dengan wajah marah.

"Hehe, maaf ya, Bu. Handphone saya geter terus dari tadi, makanya ini mau saya matiin aja," alibi gadis itu.

"Alesan aja kamu ini. Perhatikan penjelasan dari saya jangan ke yang lain. Sekali lagi kamu ketahuan pegang main Hp, akan Ibu ambil Hp kamu."

"Iya-iya, Bu," jawab gadis itu malas. 

🍃🍃🍃

Suara mesin motor terdengar di area parkir SMA Unggul Gemintang. Motor sport berwarna merah itu terparkir dengan motor-motor lain di area itu. Sang  pemilik yang sedang duduk diatas motornya membuka helm full facenya. Terlihat cowok dengan seragam putih abu-abu dilapisi jaket jeans, menjadi pusat perhatian orang-orang yang hendak mengambil motornya karena mengingat sore ini tepatnya pukul 15.00 semua pembelajaran di SMA Unggul Gemintang telah usai. Tentu saja dengan pahatan wajah yang sempurna ditambah rambut tebal berwarna hitam pekat membuat beberapa siswi yang berada di area parkir mengarahkan pandangannya ke cowok itu. Bahkan ada yang sampai tantrum melihat ketampanan sang pemilik Ducati merah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Azilla's LoveWhere stories live. Discover now