25. Titik Terang

3.2K 135 0
                                    

HAPPY READING~
.
.
.
.
.

Keesokan harinya Hanan tetap harus pergi untuk berdinas.Ia pulang dari rumah sakit tadi setelah melaksanakan sholat subuh.Rencanya nanti sore selepas dinas Hanan akan bertemu dengan Ahnaf dan Bang Rian ajudan Ayahnya yang dimintai tolong untuk memberi informasi mengenai Vania.

Keadaan Alin masih sama seperti semalam, masih berada di ruang ICU.Di rumah sakit ada orang tua Alin dan Affan.Sedangkan orang tua Hanan nanti akan datang siang hari.Maka dari itu Hanan akan bertemu dengan Rian.Keluarga Hanan tentu sudah mengetahui masalah ini.

Kali ini Hanan tidak fokus untuk dinas, dia menjadi uring uringan kepada siapapun yang mengusiknya, kepalanya selalu memikirkan istri kesayanganya itu.Raut muka ceria dan senyuman manis dari istrinya sekarang sudah hilang bersama mata binar cerahnya, berganti dengan mata tertutup rapat dan tubuh terbaring di kasur rumah sakit.

Hanan sedang duduk di bawah pohon sendirian melamun, padahal ini jam makan siang tapi Hanan tak mau beranjak untuk mengisi perut ksosongnya.Bahkan tadi pagi juga tidak sarapan.

Sebuah tepukan di pundaknya cukup membuat Hanan menoleh ke arah kirinya.Ada Lettu Yudha yang duduk disampingnya.Rupanya Yudha paham bahwa temanya ini memiliki masalah.

"Nan kenapa sih gak enak banget hari ini?"

Pertanyaan Yudha tak dijawab oleh Hanan yang asik melihat ke depan.

"Semalem juga nggak ada di rumah? Istrimu Dicari istrinya Letkol Jaka, hp mu nggak aktif ya?" Tanya Yudha lagi.

"Istriku ditabrak,tabrak lari tepatnya kemarin.Kacau aku Yud." Jawab Hanan singkat.

"Innalillahi , terus gimana?"

"Kayanya ada kaitanya sama orang yang pernah kasih terror ke Alin.Nanti mau ketemu Ahnaf."

Yudha tau siapa Ahnaf, jadi dia tak menanyakan lagi.

"Terus keadaanya gimana?" Yudha turut bersimpati dengan musibah yang dialami Alin.Apalagi Alin adalah tetangganya yang sangat akrab dengan istrinya.

"Masih kritis di RS.Kata dokter bisa aja Alin koma kalau nggak segera sadar Yud.Orang koma nggak bisa diprediksi kapan bangunya.Saya takut." Hanan menjawabnya dengan mata berkaca kaca.Ia tidak sanggup.Pasti istrinya sangat kesakitan.

Yudha menepuk punggung Hanan, bermaksud menguatkan temanya ini.Tanpa mereka sadari ternyata ada Letkol. Jaka yang memperhatikan mereka dibelakangnya.Jaraknya memang tak terlalu dekat tapi Letkol Jaka mendengarkan percakapan dua anggotanya itu.

"Lettu Hanantara." Panggil Letkol Jaka.

"Siap!mohon maaf Ndan kemarin istri Komandan cari istri saya tapi tidak ada di rumah." Jawab Hanan langsung berdiri tegap.

"Nggak apa Nan, istrimu kecelakaan?"

"Siap betul!"

"Maaf, bukan maksut saya menguping kalian berdua.Semoga istrimu baik baik saja dan cepat sembuh ya.Istri saya suka dengan kepribadian istrimu Nan, makanya kemarin sore ingin bertemu untuk bercengkrama saja.Jangan sungkan untuk meminta bantuan saya ya!"

"Siap terimakasih Ndan!"

....

Sore hari Hanan kembali ke rumah dinasnya untuk bersih diri dan bersiap.Hanan akan mampir ke rumah sakit terlebih dahulu dan menuju rumahnya yang di Araya mereka akan membahas di sana.Termasuk Ayah Hanan dan Affan akan ikut juga.

Tiba dirumah sakit ternyata orang tua Hanan telah datang,terlihat Bundanya yang menangis di pelukan Ayahnya.

"Hanan!" Panggil Bundanya.

We Meet Again?  [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin