#! one

1.9K 267 9
                                    

"Dengar! Gadis pindahan dari kelas sebelah baru saja mengajak Jeno untuk berbicara berdua tadi!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dengar! Gadis pindahan dari kelas sebelah baru saja mengajak Jeno untuk berbicara berdua tadi!"

"Benarkah?"

"Sungguh?"

"Iya! Kami sedang menikmati makan siang saat tiba-tiba saja gadis itu datang ke meja dan—Aww!"

Kim Sunwoo mengaduh, otomatis mengusap belakang kepalanya yang baru saja di tempeleng. Dia mendongak dan tiba-tiba saja terkekeh canggung tatkala menemukan Lee Jeno—orang yang baru saja dibicarakan; berdiri tegap di sampingnya.

"Bagaimana, apakah Bae Sumin menyatakan perasaan nya padamu?"

"Apakah kalian berdua berkencan?"

Jeno tidak menjawab. Matanya kini berkelana mencari keberadaan laki-laki yang menempati bangku di barisan samping jendela. Ketemu. Pemilik kursi itu saat ini terlihat sedang duduk dengan kepalanya yang telungkup di atas meja.

"Hei! Apakah itu benar?"

Jeno menggeleng tipis. Enggan buka suara, dia segera melenggang pergi dari kerumunan teman-teman penggosip di kelasnya.

★🐈.

Tubuh Nana oleng, hampir saja jatuh ke depan kalau saja dia tidak punya refleks yang bagus dengan meletakkan tangannya pada pegangan bus.

Dia menoleh, mendengus saat menemukan Jeno yang kini mengambil kursi kosong yang tadinya ingin ia tempati. Lelaki mancung itu tersenyum lebar. Lebih ke arah mengejek di mata Nana.

Tidak ada sapa diantara keduanya sampai bus pulang yang mereka naiki saat ini berhenti di halte berikutnya. Mungkin Tidak, sebab keadaan yang sebenarnya adalah Nana yang memilih untuk abai terhadap seringaian menyebalkan yang sedari tadi Nana yakini tertuju kepada nya.

Orang-orang kini berbondong-bondong masuk menaiki bus yang tadinya punya ruang cukup lega. Tapi sekarang, Nana bahkan baru saja mendapatkan dorongan pada bahu kirinya; saking padatnya.

Seorang wanita tua yang ikut naik menarik perhatian Jeno untuk mempersilahkan kursinya. Lelaki mancung itu ikut berdiri, sengaja atau tidak meletakkan tangannya pada pegangan bus di mana ada tangan Nana di sana.

Manik Nana melebar, ingin bereaksi namun senyum ramah yang diberikan wanita tua tadi yang kini menempati kursi tepat di depan mereka memaksanya untuk tetap tenang.

Pun demikian bukannya Nana tidak berusaha untuk lepaskan tangan Jeno yang kini genggam erat punggung tangannya. Menggeliat saja dia tidak bisa apalagi menepisnya.

"Tangan mu hangat sekali, kenapa? Apa kau sakit?" Tangan kiri Jeno tiba-tiba saja mendarat begitu ringan pada dahinya.

Gigi kelinci Nana bergemelutuk, emosinya meningkat sudah karena lelaki mancung yang kini berdiri dekat di belakangnya.

don't look like a girl, nana! ✔Where stories live. Discover now