Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Dua bulan waktu yang dibutuhkan Nana untuk bisa berjalan seperti sedia kala. Selama itu juga beberapa hal menjadi terasa aneh antara dirinya dan Jeno.
Nana ingin tahu kenapa?
Jeno terlampau lebih peduli namun juga takut-takut berada didekat nya dalam waktu bersamaan. Memang, teman kecilnya itu masih sama seperti kebiasaan nya, mengomentari segala sesuatu yang ada pada Nana jika menurut nya itu terlihat sangat perempuan.
Contohnya minggu lalu saat Bubu memberikan hoodie berwarna merah muda kepada Nana sebagai oleh-oleh. Jeno memberengut, bibirnya baru saja akan terbuka untuk berkomentar namun pria yang melahirkan nya itu sudah lebih dulu menoyor belakang kepalanya.
"Tidak apa-apa bagi laki-laki untuk menggunakan warna merah muda. Lagipula itu cocok untuk Nana!"
Benar itulah masalah nya. Nana yang tampak cocok dalam balutan hoodie berukuran besar itu amat sangat menggangu Jeno.
★🐈.
"Jaemin, ada yang mencari mu!" Nana mengangkat kepala dari permukaan meja. Dia menoleh ke arah pintu kelas dan menemukan Bae Sumin yang melambai ke arah nya.
"Bagaimana keadaan kaki mu, sunbae?" mereka memutuskan untuk berjalan menjauh dari ruang kelas yang terdengar ramai.
"Jauh lebih baik."
Keduanya berhenti di depan jendela yang memperlihatkan pemandangan anak-anak yang sedang olahraga di lapangan sana.
"Hari ini bukan jadwal mu ke akademi, kan?"
Nana mengangguk.
"Kalau begitu ayo pergi keluar!"
"Kemana?"
Bae Sumin, gadis berambut panjang itu tidak menjawab hanya tersenyum penuh arti.
Nana sempat membeku di tempat saat tahu tempat apa yang mereka kunjungi saat ini. Setelah jam pulang, tidak butuh waktu lama bagi gadis itu untuk menariknya ikut ke tempat yang sudah dia rencanakan.
