Bab 58

282 26 7
                                    

Heppy reading🥰🥰

Warning taypo

🖤❤🖤❤


Mean ada di sana dengan senyum penuh kelicikan. Wajahnya terlihat sangat puas melihat plan dalam keadaan terikat tak berdaya.

"Apa kabar, Monster! Apa kau merindukan panggilan itu?" ucap mean seraya terkekeh pelan.

"Kau... Apa yang kau lakukan!?" teriak plan dengan suara menggelegar.

Mean tertawa mendengar suara teriakan plan, lalu mendekat dan berjongkok di hadapannya seraya berdecak. "Bahkan, dalam keadaan terikat pun kau masih begitu menakutkan, sayangnya kau tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Karena kau akan mati."

"PENGHIANAT! Kamu akan mati di tanganku!" Sekali lagi plan menunjukkan sifat galaknya di hadapan plan.

"Ya ampun, dalam situasi seperti ini pun kamu masih bisa mengancam. Aku benar-benar kagum padamu, Sob!" Mean berdiri dari posisi berjongkok, lalu meraih pistol dan mengarahkannya ke arah plan. Sesekali matanya melirik ke arah peak yang duduk di pojok ruangan sambil tersenyum licik.

"Haruskah aku membunuhmu sekarang? ucap mean.

"Tidak! Kau jangan membunuhnya sekarang. Dia pernah mengampuniku satu kali. Jadi kali ini, aku tidak akan membunuhnya. Kita akan menyerahkan pria ini pada Medthanan," ucap peak.

Seketika, seluruh tubuh plan bergetar mendengar nama itu disebut. Sungguh, hanya satu orang di dunia yang paling membuatnya takut. Yaitu kekejaman sang mantan suaminya.

"Bunuh aku saja!" bentak plan walaupun suaranya sudah jelas terdengar gemetaran.

"Harusnya kau senang akan bertemu dengan suamimu. Ah, mantan suamimu," ucap peak sambil mengetuk-ngetuk meja. "Kau ingat apa yang kau lakukan padaku waktu itu padaku,Rathavit? Haruskah aku membalasmu dengan cara yang sama?" ucap peak sambil menunjukkan jari-jari tangannya yang kini tidak utuh lagi.

Mendengar ucapan peak, plan semakin memberontak, berusaha melepas tali yang mengikatnya. "Kau masih beruntung karena aku tidak membunuhmu malam itu." Plan masih menunjukkan keberaniannya pada dua orang di depannya.

"Monster ini benar-benar banyak bicara."

"Dan kau, mean! Kau tidak lebih dari seorang pengkhianat. Kau dibayar berapa oleh peak?"

"Kau dan Bosmu, Tuan pin itu sama bodohnya. Aku sudah lama bekerja untuk Bos Medthanan. Dan aku baru tahu kalau kau ternyata adalah pria yang dicari olehnya. Aku hanya membantunya menangkapmu."

Plan semakin geram mendengar ucapan mean, ada rasa penyesalan dalam dirinya tidak mendengarkan perintah Perth untuk tidak kemana-mana. Kini, plan telah berada di tangan peak dan mean, dan kemungkinan sebentar lagi mereka akan menyerahkannya pada Medthanan.

"Beberapa hari lagi, sidang pin akan digelar. Aku membutuhkan satu tawanan lagi. Bawa saint dan anaknya padaku. Akan kugunakan dia untuk membungkam pin! Setidaknya sampai pin benar-benar dieksekusi mati," titah peak pada mean.

"Siapa kau yang berani memerintahku? Aku membantumu karena bosku yang memintaku membawa plan kemari." Mean melirik peak dengan tatapan menantang. "Bosku hanya memintaku membawa plan padanya. Soal saint, itu urusanmu!"

Peak terlihat sangat geram dengan nada bicara mean yang baginya sangat menyebalkan. Laki-laki itu mendekat dan menarik kerah kemeja mean. "Aku sudah membuat kesepakatan dengan Medthanan. Jadi perintahku adalah perintahnya. Kau mengerti?"

"Berhati-hatilah padaku, Teman! Ingat, jari-jarimu sudah tidak utuh. Apa yang bisa kau lakukan padaku dengan kondisi menyedihkan seperti sekarang?"

Mendengar nada menyindir itu, peak melepaskan cengkramannya, lalu segera kembali duduk di kursi kebesarannya.

terjerat cinta mafia kejam ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang