part 2

347 15 1
                                    

Agnes duduk disofa rotan yang ada dibalkon kamar tuannya, sedangkan tuannya sedang termenung memandang jalanan perumahan dia.

Mereka berdiam dengan perasaan masing-masing, entah itu apa tapi yang jelas. Agnes sedang berfikir bagaimana caranya agar tuannya itu mau menghubungi sekretarisnya, dan memulai kehidupannya yang dulu.

Dia juga ingin tuannya bangkit lagi dengan cara apapun, contohnya dengan cara melakukan kebiasaan tuannya dahulu yaitu memerintah sekretarisnya.

Tapi, apa boleh buat dia juga tidak tau. Apa yang ia harus lakukan.

"Agnes?"

"Iya tuan, tuan butuh sesuatu?"

"Sekretaris kennath, sudah berbicara apa saja padamu?"

"Dia hanya menyuruhku, untuk membujuk tuan. Karna perusahaan tuan saat ini sangat kacau, banyak musuh tuan yang ingin menghancurkan perusahaan tuan"

"Kalo begitu itu lebih baik"

"Apa maksud tuan dari perkataan tuan, tentang lebih baik. Apa tuan sudah tidak ingin mempertahankan perusahaan tuan?"

"Untuk apa diteruskan, toh saya sudah seperti ini. Apa yang harus dibanggakan lagi?"

Agnes menghelan nafas kasar, dengan pemikiran tuannya itu, dengan mudahnya ia merelakan perusahaan yang sudah dia bangun dari nol.

"Tuan. Apa tuan tidak ingin memperbaikinya?"

"Untuk apa?"

"Setidaknya, tuan mengingat bagaimana perjuangan tuan untuk menggapai titik puncak tuan. Apa tuan sudah lupa, dengan usaha tuan untuk membangun perusahaan itu?"

"Aku sudah tidak ada tenaga lagi Agnes"

"Apa saat ini sikap tuan, adalah versi terbaru tuan?. Mana tuan yang saya kenal, tuan yang selalu marah ketika ada orang yang menggagu ketenangannya, mana tuan yang selalu melukai seseorang yang sudah mengusiknya"

"Apa kamu sedang merundung saya?"

"Tidak"

"Terus perkataanmu barusan?"

"Saya hanya berbicara tentang fakta"

"Apa kamu sudah bosan, bekerja dengan saya?"

"Maaf tuan, tapi setidaknya fikirkan lagi tuan"

"Matahari mulai panas, saya ingin masuk"

"Baik tuan" kata agnes sambil berdiri.

Ia mendorong kursi roda tuannya kedalam kamar, setelahnya ia membantu tuan samudra untuk naik keatas kasur, dengan tenaga yang dia punya ia berhasil mebantu tuannya.

"Tuan, apa tuan ingin istirahat?" Tanya Agnes.

Tuan samudra hanya mengangukan kepalanya, itu berarti tandanya tuannya ingin tidur siang.

Samudra membaringkan badannya pada kasur.

Agnes berpamitan pada tuannya untuk keluar kamar.

"Kalo gitu saya pamit tuan, tuan selamat istirahat. Sore nanti saya akan kesini lagi untuk membantu tuan"

"Sudah sana pergi, saya mau tidur"

"Siap tuan" ujar agnes sambil tangannya melambungkan hormat kepada tuannya "kalo gitu saya permisi"

Agnes melangkahkan kakinya menuju pintu, dan membukanya. Sebelum pintu tertutup kembali, kepala Agnes ia biarkan masih didalam.

"Tidur yang nyenyak tuan"

Setelah berucap seperti itu, pintu tertutup dengan rapat. Sebenarnya samudra tidak benar-benar ingin tidur.
Ia memikirkan perkataan, Agnes barusan ada benarnya juga.

stay here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang