Episode 1

8 2 0
                                    

Happy reading.

Seojin tahu jika dia bercerita sesuai apa yang dia alami sebelumnya, akan ada masalah besar, atau mungkin temannya itu tidak percaya. Yeri pun mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menyetir mobil.

"Oh iya, kamu tahu, ketika kamu menghilang itu, sahabatmu yang itu bermesraan dengan pacarmu," ujarnya sambil melirik ke Seojin.

"Udah biasa aku lihat, biarin aja kalau si Hye-joo itu hamil tinggal memutuskan hubunganku dengan si Joon-ho," balas Seojin santai.

"Astaga, aku tahu kamu sebenarnya sakit hati. Kalau gitu kamu mau aku ajak ke bar? Mumpung masih hari libur untuk kita," ujar Yeri. Seojin pun menoleh ke samping, dan tersenyum miring.

"Seharusnya kamu yang menjadi sahabatku, kamu yang tahu tentangku, tentu saja dong aku ikut, susah lama tidak minum-minum," ujar Seojin dengan semangat.

"Ada banyak sekali teman tentara yang merekomendasikan tempat itu, dekat dengan dorm kita lagi," ujar Yeri.

"Wah, langsung saja kita ke sana nanti," balas Seojin dengan perasaan senang.

"Tapi ingat kita tidak boleh minum terlalu banyak, hanya sebatas dua gelas saja lho yaa!" peringat Yeri. Seojin menganggukkan kepalanya dengan semangat, seperti anak kecil yang baru saja di kasih permen.

"Pantas saja banyak yang suka sama kamu," gumam Yeri. Dia pun memarkirkan mobilnya ke parkiran dorm. Mereka berdua pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam dorm mereka. Seojin langsung berlari ke kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di kasur miliknya. Dia menopang kepalanya dengan lengannya lalu menatap langit-langit kamarnya.

"Mereka semua tampan-tampan, tapi ternyata aslinya seperti itu," ujar Seojin mengingat wajah wajah pria yang ditemuinya.

"Eh! Bentar, bukannya itu Kai!" Pekiknya sambil bangkit dari posisi tiduran.

"Astaga! Berarti mereka sebenarnya itu bukan manusia!" teriaknya lagi.

"Pantas saja visual mereka tidak biasa," lanjutnya. Dia langsung berjalan ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dengan tenang dengan pemikiran yang kemana-mana. Setelah itu, Seojin pun melilitkan handuk. Dia keluar untuk mengambil baju. Ada dua makhluk dengan masker untuk menutupi sebagian wajahnya duduk di kasur melihat Seojin yang seperti tidak mengetahui keberadaan mereka berdua. Seojin pun berhenti bergerak, lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke kasur dan melihat mereka berdua dengan matanya semerah darah.

"AAAAAAA!" teriak Seojin sambil menenteng pakaiannya masuk kembali ke kamar mandi.

"Seojin! Kenapa?" Teriak Yeri dari luar kamar.

"Bukan apa-apa, ada kecoak terbang tadi!" Balas Seojin dengan teriakan juga. Dia mengusap-usap dadanya sambil mengatur napas. Pipinya mulai memerah karena malu.

"Hantu tolong pergilah sebentar saja, aku ingin memakai pakaian," ujar Seojin dengan suara yang terdengar lirih. Sedangkan kedua pria yang ada di situ pun langsung menghilangkan dirinya. Setelah memakai pakaiannya, Seojin keluar dari kamar mandi itu dengan pelan-pelan. Sebelumnya dia mengintip sebentar lalu keluar.

"Syukurlah mereka pergi, bikin jantungan saja mereka," ujar Seojin. Dia langsung keluar dari kamarnya menuju ke dapur. Dia mengambil air putih lalu meminumnya sampai tandas.

"Beneran tadi hanya ada kecoak terbang?" Tanya Yeri. Seojin menganggukkan kepalanya.

"Mana mungkin kamu sampai teriak sekencang itu, biasanya kamu akan langsung melawan kecoak itu," ujarnya. Seojin langsung terdiam.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang, nanti akan aku kasih tahu, dan mungkin kamu tidak akan percaya, aku sendiri aja masih ragu," ujar Seojin. Yeri mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

EmperorWhere stories live. Discover now