Bab satu

1.6K 84 2
                                    

"besok kamu udah bisa mulai sekolah Echa, bibi udah daftarin kamu ke sekolah baru dan juga seragam baru kamu juga udah bibi ambilkan"

Mata Alesya berbinar mendengar ucapan yang keluar dari mulut Rose saat sedang menyeduh teh itu, merasa senang juga tak sabar untuk ke sekolah baru.

Dari beberapa hari disini Alesya sudah sangat nyaman terlebih Rose sangat baik padanya, meskipun baru bertemu tapi itu tak membuat keduanya Canggung justru semakin akrab.

"Ini silahkan diminum dulu teh nya biar rileks"

"Makasih bi"

Alesya mengambil secangkir teh dari tangan Rose dan meminumnya. "Aih panas!"

"Ditiup dulu Cha kamu mau lidahmu kebakar." Rose hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alesya.

"Iya bi ini udah ditiup. Ini karena Echa senang bakalan dapat teman baru di sekolah"

"Hm bagus kalau bersemangat gitu, oh ya Echa udah punya pacar belum?" tanya Rose.

Alesya menggeleng, jangan kan punya pacar dekat sama cowok aja Alesya nggak pernah. Di tempat nya dulu juga temannya cewek semua.

"Ya ampun keponakan bibi cantik-cantik kok jomblo," Rose terkekeh lalu pergi ke kamar setelah menggoda Alesya dengan pertanyaannya.

Alesya sendiri membeku ia lantas mengambil kaca yang tergeletak di meja ruang tamu, lalu memandangi wajahnya sendiri.

Rambut panjang tergerai indah, mata bulat dengan bola mata berwarna kecoklatan, bibir mungil dan hidungnya yang mancung. Alesya terlihat sangat cantik dan polos.

"Aku cantik juga ya?" gumam Alesya sambil memegang pipinya memuji dirinya sendiri.

~~

Hari pertama Alesya bersekolah jantung Alesya berpacu kuat saat berada di gerbang sekolah bertuliskan SMA ALEXANDRIA.

hari ini Alesya di antar Rose sebab belum tau jalan ke sekolahnya. Dengan langkah pelan Alesya masuk ke dalam gerbang dengan mata menunduk.

"Jangan takut Echa jangan takut" Alesya terus berjalan sambil memegangi roknya dengan tatapan terfokus ke tanah.

"Jangan takut jangan tak---"

BRUK!

"Aku nggak nabrak dinding kan?" Alesya masih menunduk tapi seketika matanya membola saat melihat sepasang sepatu di hadapannya.

Dengan ragu-ragu Alesya mengangkat kepalanya, sekali lagi ia dibuat speechless saat melihat cowok dengan tampang dingin sekaligus tampan berdiri di hadapannya.

Alesya memperhatikan wajah cowok itu lamat-lamat, hidungnya yang mancung, kulit putih, rahang tegas dan mata tajam rambutnya yang berantakan serta luka di sekitar sudut bibirnya menambah kesan badboy di wajahnya.

Alesya mengigit bibirnya khawatir, "apa aku kabur aja ya" batin Alesya yang sudah ketakutan.

Namun cowok itu justru mencengkram kuat tangan Alesya. "Beraninya lo nabrak gue! Siapa lo!"

Suasana si sekitarnya mendadak mencengkam, Alesya berusaha melepas tangannya dari cengkraman cowok itu.

"Aku harus pergi dari sini, tadinya mau minta maaf tapi nggak berani kalau sudah begini,"

Cowok itu semakin menguatkan genggamannya pada Alesya membuat Alesya geram dan spontan mengingit tangan cowok itu.

"ARGHH SIALAN LO UDAH NABRAK GUE SEKARANG GIGIT TANGAN GUE SEMBARANGAN!"

Ketua Geng Vs Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang