89. Keterangan

742 153 20
                                    

Camelia menyerahkan botol air mineral yang tadi Junno berikan dan itu sejenak meredakan isakan. Setelah dia memberikan keterangan pada kepolisian seperti korban-korban sebelumnya.

Di sana, di sudut lain ruang interogasi tampak Lina yang terlihat lesu masih dimintai keterangan.

“Sudah.” Junno menyeka sudut matanya yang basah dengan tisu, lalu dia merapikan rambut perempuan itu yang sedikit terurai.

“Sampai kapan kita di sini? Aku lelah, mau pulang.” Camelia dengan suara serak. 

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore dan mereka masih harus tetap di sana, menunggu semua orang menyelesaikan urusan mereka.

“Sepertinya ada tambahan.” Rama, yang dalam kasus itu bertindak sebagai penyidik menghampiri Junno.

“Apa lagi?”

“Keterangan yang tidak sinkron antara Camelia dan Lina.”

“Soal apa lagi?”

“Bisa kalian masuk ke ruangan lain? Kami harus memastikan ini dengan benar.” Rama merentangkan tangannya ke salah satu ruangan.

“Baik, apa yang kurang?” Junno berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada sementara Camelia duduk berseberangan dengan Rama.

“Kamu bilang berapa harga yang diterima saat pertama kali bertemu Bima?” Pria itu bertanya.

“Seratus juta.” Camelia menjawab pelan.

“Apa kamu tau berapa yang masuk ke rekening Lina di tanggal dan hari yang sama saat kamu menerima uang itu?” Rama menyodorkan dua buku rekening yang disita anak buahnya dari tangan Lina, di mana tertera keterangan transaksi keuangan dan jumlah yang fantastis. Termasuk masuknya uang dari rekening atas nama stafnya Bima dan berpindahnya uang ke rekening Camelia.

“Berapa?” Junno melihat catatan tersebut.

“250 juta.”

Kedua mata Camelia melebar seketika.

“Setelah ditelusuri memang begitu kenyataannya. Dan menurut pengakuan Lina pun sama.”

“Kurang ajar. Dia menghargai keperawananmu hanya sebesar seratus juta saja? Dasar monster.”

“Begitu juga yang mereka lakukan kepada artis lainnya. Tapi mereka lebih murah.”

Camelia memejamkan mata untuk sejenak. 

“Lim’s Agency bukan hanya mengeksploitasi artis-artis dari segi materi untuk kepentingan hiburan, tapi juga secara se*ual. Mereka dilibatkan dalam aktivitas prostitusi kalangan atas. Apalagi artis baru yang belum punya pasar atau yang karirnya mulai meredup. Modusnya sama, untuk mendongkrak popularitas agar bisa naik lagi. Pasarnya adalah orang-orang berpengaruh seperti sutradara, produser atau pejabat publik.”

Camelia menghembuskan napasnya dengan keras.

“Ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, bayangkan berapa ratus orang yang sudah menjadi korban.” Rama menatap wajah Junno yang menegang.

“Bahkan iblis saja tidak sejauh ini.” Junno memeriksa beberapa dokumen berisi nama-nama dan foto beberapa orang artis yang sering dilihatnya di layar kaca.

“Mungkin beberapa hari ke depan Camelia harus datang lagi kemari, Junn. Karena keterangannya sangat kami perlukan. Dia adalah kunci dari kasus ini. Juga konfrensi pers yang akan terus dilakukan untuk perkembangan informasi dan berita.”

Junno memegang pundak Camelia. “Kau bersedia?”

“Sudah terlanjur, kan?” Perempuan itu menjawab lemah. Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan? Dirinya yang memulai peperangan ini dan sudah pasti harus bertarung hingga akhir.

My Hot BodyguardWo Geschichten leben. Entdecke jetzt