96. Pekrjaan

2.4K 155 33
                                    

Junno meremat bokong Camelia seraya menekan alat tempurnya yang sudah tertaut sejak beberapa saat yang lalu, kemudian dia menghentak sambil meneruskan cumbuan. Desahan dan erangan segera mengudara, diselilingi suara decapan saat bibir mereka saling memagut.

Ciumannya turun menyusuri leher, medayap di dada kemudian menyesap bulatan indah yang semakin hari tampak semakin menantang.

Hasrat sudah membumbung tinggi dan gairah kian menggebu. Sepertinya tak ada hal lain yang mereka inginkan melebihi penuntasan aktivitas ini.

Setiap ekspresi, suara dan reaksi membuat keduanya menjadi semakin menginginkan masing-masing dan tak ada perasaan yang lebih besar dari itu.

Junno terus berpacu sedangkan Camelia berusaha mengimbangi, meski pada akhirnya dia tetap harus mengakui jika pria yang bergerak di atasnya lebih dominan dari segi apa pun.

Sesuatu dalam diri mereka terus bergolak hingga akhirnya tak ada yang mampu bertahan lebih lama lagi, dan keduanya membiarkan pelepasan itu menghantam bagai air bah yang menyapu seluruh akal dan pikiran.

***

Pandangan Camelia menyapu seluruh ruangan temaram itu saat tak didapatinya sosok Junno yang selama beberapa jam memeluknya setelah bercinta, lalu dia memutuskan untuk turun.

Tak didapatinya pula pria itu di ruang tengah atau dapur, hanya ruangan sepi dan cukup gelap karena semua lampu dimatikan kecuali di teras dan sekitar halaman rumah.

Tapi setitik cahaya tampak berpendar dari salah satu ruangan sehingga menarik Camelia untuk mendekat, dan dia mendengar bunyi klik-klik beberapa kali.

Perlahan dia membuka pintu, dan di sana lah Junno fokus pada laptopnya yang menyala.

“Junn?” Camelia menyelinap masuk, dan Junno sedikit terkejut karena keberadaannya.

“Mell? Apa yang kau lakukan? Bukankah kau sedang tidur tadi?” Pria itu memutar kursi yang dia duduki.

“Kau sedang apa?” Camelia malah balik bertanya.

“Aku? Aku … sedang bekerja. Ya, bekerja. Hehe.” Akhirnya Junno tak dapat menutupi apa yang sedang dia lakukan. Terlanjur juga pikirnya, perempuan itu pasti akan terus bertanya.

“Bekerja?”

“Iya.”

“Bekerja apa malam-malam begini?” Dan Camelia mendekat agar bisa melihat layar komputer lebih jelas. Di sana ada angka-angka dan banyak huruf seperti sebuah kode atau mungkin link.

“Hanya bekerja saja,” jawab Junno lagi yag menarik Camelia sehingga jatuh di pangkuannya.

“Kau memecahkan teka teki? Atau membuat teka teki untuk orang lain? Aneh sekali masa ada pekerjaan semacam itu?” Camelia tertawa.

“Coba tebak?”

“Apa?”

“Tapi ini rahasia. Hanya karena kau istriku maka aku akan memberitahukanya padamu.”

“Soal apa?”

“Pekerjaanku.”

“Pekerjaanmu? Sejak kapan kau bekerja? Bukankah kau sudah berhenti jadi bodyguard?”

Junno tersenyum. “Yang kau tau hanya sebagian, Mell.” Dia menyentuh bagian tengah laptop sehingga tanda panah di layar bergulir kemudian mengklik salah satu link dengan kode angka dan huruf. Sedetik kemudian sebuah gambar muncul dengan tulisan nama dengan kode-kode yang tak dia mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang