15

175 30 6
                                    

HAPPY READING

-


"Hai, Vicky!"sapa seorang wanita yang terlihat tak asing bagi Vicky. Vicky yang saat ini tengah berada di bangku sebuah taman menoleh kearah suara yang seperti memanggil namanya. Kenapa Vicky bisa berada di taman ini? Karena dia bosan selalu berada di rumah tanpa melakukan apapun setelah dia selesai dengan pekerjaan rumahnya.

"Vanya!?"ucap Vicky setengah berteriak begitu melihat teman yang telah lama tak dijumpainya.

Vanya Stephanie, dia adalah salah satu temannya ketika masih berada di jenjang pendidikan menengah akhir. Vicky berdiri dan menghampiri teman yang ikut menemani suka dan dukanya menjalani kehidupan di SMA. Vanya juga menghampiri Vicky dengan kedua tangan direntangkan. Keduanya berpelukan setelah hampir lima tahun sibuk menjalani pendidikan lanjutan masing-masing.

Mereka melepaskan pelukan itu dan Vicky langsung mengajak Vanya untuk duduk di bangku yang didudukinya tadi.

"Udah hampir seperdua puluh abad kita gak ketemu. Apa kabar Van?"tanya Vicky karena dia bahagia bisa kembali bertemu dengan temannya yang satu ini.

"Bahasa lo ribet amat. Btw gue baik kok."balas Vanya.

"Ngomong-ngomong lo sekarang jadi lebih berisi? Apa emang lo lagi badan dua?"tanya Vanya menyadari perubahan Vicky. Jari telunjuk Vanya menyentuh pipi tembam Vicky.

"Oh iya, mana laki lo?"tanya Vicky segera mengalihkan pembicaraannya. Ya, Vanya memang telah menikah sekitar empat tahun yang lalu, namun bukan di Indonesia melainkan di negeri Paman Sam. Vicky saat itu juga tak dapat menghadirinya acara pernikahan Vanya karena saat itu Vicky sibuk dengan ujian di kampusnya.

Raut wajah Vanya yang tadinya tersenyum lebar kini berubah menjadi raut wajah sedih, "Gue udah cerai Vick,"

Vicky terkejut, "Eh, maaf maaf, gue gak tau kalo lo udah gak sama suami lo.."ucapnya. Lagipula Vanya tak terlihat seperti seseorang tanpa pasangan, karena perut wanita itu yang terlihat sedikit membuncit.

"Gapapa Vick, lagian juga nasib gue emang buruk."balas Vanya.

"Hush, gak boleh ngomong begitu."tegur Vicky sembari mengelus punggung Vanya agar dia tak menyalahkan takdirnya.

"Itu emang kenyataan Vick! Setelah cerai sekarang gue hamil! Hamil diluar nikah! Bayangin Vick!"ucap Vanya membuat Vicky terdiam. Vanya hamil diluar nikah?

"Cowok brengsek yang gak mau tanggung jawab! Gue kesel!"

"Van.."Vicky memeluk Vanya. Dia tahu apa yang dirasakan oleh Vanya, karena dia juga pernah berada di salah satu posisi yang dialami oleh Vanya, hamil diluar pernikahan.

Tangis Vanya pecah, membalas pelukan Vicky dan menangis di bahu sang teman. Vicky tak berhenti mengucapkan kalimat penenang supaya Vanya berhenti menangis. Vicky ikut merasa sakit mendengar ucapan Vanya tadi.

"Lo gak ada niatan buat gugurin kandungan lo kan?"tanya Vicky setelah pelukan mereka lepas.

"Hiks.. gue gak akan ngelakuin itu, gue takut.."

"Jangan pernah pikir buat gugurin janin lo ya? Dia juga punya hak untuk hidup di dunia ini walaupun lo gak suka dengan itu."

Vanya menganggukkan kepalanya, "Gue bakal minta sama dia buat tanggung jawab."

Vicky tersenyum, "Semangat, kalo dia gak mau, bilang aja, gue pasti bakalan bantu lo!"

"Makasih banyak, Vicky."







































Travis masuk kedalam rumah kontrakannya. Tumben sekali, biasanya ketika dia masuk akan langsung disambut oleh Vicky, namun kali ini dia tidak melihat keberadaannya. Mungkin saja wanita itu ada di dalam kamar. Langkah kakinya membawanya menuju dapur. Dia mengecek rice cooker dan bersyukur karena Vicky telah memasak nasi. Setelah mengecek rice cooker, Travis berganti mengecek lemari yang biasa digunakan Vicky untuk menyimpan makanan. Helaan nafas keluar, tidak mungkin kan dia hanya makan nasi? Mungkin ditambah garam?

"Vickyyyy, yuhuuu..."panggil Travis seraya berjalan menuju kamarnya. Begitu dia membuka pintunya, tak terlihat sosok sang istri yang biasanya tengah memainkan ponsel sembari berbaring di kasur.

"Kemana lagi dia?"Travis melepaskan jaket denim nya dan menggantungnya di gantungan lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menjadi seorang pelayan ternyata tak semudah yang dia lihat di film. Terlebih lagi restoran tempatnya bekerja ini selalu ramai, padahal karyawan yang bekerja di sana tak banyak, itupun harus membagi shift.

Travis mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya untuk mencari sesuatu yang bisa membuatnya lupa dengan rasa laparnya. Daripada membeli makanan secara online, Travis lebih memilih menunggu kepulangan Vicky karena dia tidak mau boros walaupun sudah gajian. Beberapa menit kemudian dia pun memutuskan untuk memainkan sebuah game battleground di ponselnya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan masuklah Vicky yang baru pulang karena dia sempat diajak ke kafe oleh Vanya walaupun Vicky telah menolaknya. Karena Vanya yang keras kepala, Vicky menurutinya. Alhasil wanita itu belum memasakkan makanan untuk Travis.

"Baru inget pulang lo?"sindir Travis.

"Sorry, tadi gue ketemu temen SMA,"

"Pantesan."

Vicky melepaskan kardigan yang digunakan olehnya, "Lo udah makan belum?"

Travis menggelengkan kepalanya, "Belum,"

"Ya udah, gue masak bentar, ya."ucap Vicky lalu keluar dari dalam kamarnya.

Travis menyelesaikan permainannya dan setelahnya menyusul Vicky ke dapur karena Indra penciumannya mencium aroma harum masakan walaupun baru sepuluh menit yang lalu Vicky pergi ke dapur. Travis tersenyum lebar begitu melihat makanan Vicky yang sudah seperti makanan wajib yang tak boleh terlewatkan selama satu bulan ini.

"Udah jadi belum?"tanya Travis.

"Bentar lagi,"balas Vicky yang mulai menyiapkan beberapa piring, namun pandangannya tak teralihkan dari masakannya.

"Sini gue aja yang bawa,"ucap Travis mengambil piring berisi lauk.

"Nih sekalian, makasih pak su."ucap Vicky memberikan salah satu piring yang telah dia isi dengan nasi.

Cup

"Eh, apenih bang??"

"Kan gue udah bantu, harus ada imbalannya dong..."Travis menerbitkan senyum lebarnya.

-

'✨MISTAKE✨'

Update lebih cepet nih yeoreobun🥰

Seperti biasa terimakasih telah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita ini⊂⁠(⁠´⁠・⁠◡⁠・⁠⊂⁠ ⁠)⁠∘⁠˚⁠˳⁠°

Kira-kira kalian pengin updatenya berapa hari sekali? Seminggu kali? 4 hari sekali? Atau.. tetep 10 hari sekali?

Udah segitu dulu ya

See you💕💕💕

To be continued..

MISTAKE [TRAVICKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang