KE-TUJUH

15 4 2
                                    

"Hmm, terima kasih sudah mengantarku pulang. Maaf, untuk yang terjadi malam ini." Arana menggenggam tangannya kuat, tatapannya melihat pada Nabil yang hanya tersenyum tipis.

Saat ini mereka sudah sampai di depan kontrakan Arana, Nabil benar-benar menepati janji untuk mengantarkan Arana pulang bahkan setelah apa yang terjadi padanya.

"Aku tidak masalah untuk itu. Istirahatlah, aku juga mau pulang. Sampai ketemu lagi, Rana." Nabil melambaikan tangan, langkah kaki besar itu berjalan meninggalkan tempat Arana masih berdiri, menaiki motornya dan menghilang dibalik gang.

Arana menghembuskan nafasnya, berdecak kecil tidak menyangka bahwa peristiwa yang ia alami malam ini diluar prediksi BMKG. Bagaimana bisa Nabil yang notabenenya laki-laki baru ia kenal kemarin melihat dengan jelas kisah percintaannya yang berakhir memalukan.

"Ini semua karena laki-laki itu. Syarif, aku tidak akan tinggal diam." Arana berlalu masuk ke dalam kontrakan. Di dalam ia melihat Siti yang tengah menyapu, rupanya tantenya itu sudah kembali dari dinasnya.

"Baru pulang kamu?" suara Siti membuat Arana menoleh padanya sebentar sembari mengambil kunci kamarnya.

"Iya. Bukankah dinas Acil masih 1 bulan lagi."

"Aku pulang cepat karena mau menyelesaikan tugas akhir dulu, setelah selesai baru kembali dinas."

"Memangnya boleh seperti itu."

"Kata siapa tidak boleh, asal waktunya cukup saja dan tidak terlambat untuk mendaftar wisuda. Sudah, aku mau istirahat, kamu juga istirahat jangan jalan terus dengan laki-laki." setelah berucap Siti masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

Arana memutar bola matanya dan menggelengkan kepala.

"Dia yang mengajak bicara duluan malah dia yang mengomel." tidak ingin menambah beban pikirannya, Arana langsung masuk dalam kamar dan bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya. Entah besok dia akan dihadapkan dengan masalah apa, yang pasti Arana harus memberi pelajaran pada Syarif. Laki-laki itu sudah mempermalukan dirinya dihadapan gebetan barunya.

***
(Esok harinya di kampus)

"Hari ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara penentuan uji sampel kadar klorida. Pada materi sebelumnya kita sudah membahas terkait apa itu klorida, dan hari ini kita akan langsung praktek." Pak Dean yang selaku Dosen mata kuliah Kimia sedang menuturkan pelajarannya di hadapan semua mahasiswa.

"Perlu kita ketahui bahwa Kadar maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air minum adalah 250 mg/L dan dalam air bersih adalah
600 mg/L. Kemaren saya sudah minta kalian untuk membawa air sumur sebanyak 1 liter di dalam botol minuman besar. Apakah sudah dibawa?" tanya Pak Dean lalu melihat pada semua mahasiswa.

"Sudah pak, ini ada." tidak lama salah satu mahasiswa yang merupakan perwakilan dari mata kuliah beliau mengangkat 1 botol besar dan meletakan di atas meja.

"Bagus, kita langsung saja prakteknya. Arana bisa bantu saya untuk menyiapkan alat-alat." Arana yang sebelumnya terlihat melamun, setelah teman disampingnya memukul bahunya pelan, lantas Arana menghadap kembali ke depan dan menganggukkan kepalanya.

"Baik pak." seru Arana.

"Perhatikan, untuk alat kita menggunakan buret, erlenmeyer, gelas kimia, pegangan baret, pipet ukur dan pipet tetes. Kemudian untuk bahan kita pakai sampel air sumur dan aquadest jadi kita punya dua hasil dari sampel dan aquadest. Lalu NaCl yang 0,0141 N, kalium kromat 5%, nitrat 0,0141 N, sulfat 1 N, dan NaOH yang 1 N."

"Satu orang bisa bantu saya untuk praktek di depan, kita uji hasil dari sampel air sumur, nanti gantian 1 orang lagi bantu saya untuk uji pakai aquadest."

A JOURNEY OF LOVEWhere stories live. Discover now