Tiga belas

39 4 2
                                    

VOTE nya manteman 🙏

Happy reading...

️☁️☁️

Pagi pukul 08:45 pelajaran pertama di kelas 8A berlangsung, terlihat bu rain sedang menjelaskan yang di mana seharusnya para murid mendengarkan tetapi berbeda dengan nota yang terlihat memikirkan sesuatu yang membuat para sahabatnya ikut berpaling dari penjelasan bu rain.

“temen lo kenapa tuh?” tanya vida kepada tari, membuat sang empuh membalikkan tubuhnya.

“mana gue tau” ucap tari dan langsung kembali ke posisi semula takut-takut bu rain melihat interaksi mereka.

“tanyain gih” ucap anggia membuat tari meliriknya.

Tari melihat situasi di kelasnya, melihat bu rain menulis di papan tulis membuatnya segerah mendekat ke nota.

“tata” panggil tari membuat nota terkejut.

“iya, kenapa?” tanya nota dengan melirik kearah belakang.

“lo yang kenapa” ucap vida membuat nota bingung.

“gue? Gue ga papa” ucap nota polos.

“oh, nanti gue cerita” ucap nota saat otaknya sudah pindah menjadi 4G dan itu membuat  mereka menggelengkan kepala mereka.

☁️☁️☁️

“oke karena kita sudah selesai makan, saatnya lo cerita” ucap tari dengan wajah penasaran dan tak lupa dengan kedua temannya yang juga memancarkan wajah yang sama dengan tari.

“hehehe gue belum minum” ucap nota dengan mengangkat es teh nya lalu meminum es tersebut.

Suasana kantin yang sedikit gaduh, karena bukan mereka saja yang ingin bergibah pastinya di setiap perkumpulan meja-meja tersebut memiliki ceritanya masing-masing yang pasti sudah siap untuk edarkan.

“buruan njir lama banget lo” ucap vida melihat nota yang asik memakani es batu.

“sayang es batunya kalau ga di keletusin vid” ucap nota yang di mana mulutnya masih penuh dengan es batu.

“bisa tidur dulu nih gue” ucap tari malas.

“mau nambah tapi takut gemuk” ucap anggia yang lain dari topik membuat mereka menatap anggia miris.

“olah raga gia” ucap tari, “liat nih gue karena ikut ekskul voli jadi kurus sehat gini” lanjut tari berdiri untuk menunjukkan body nya itu.

“dasar body shaming” ucap vida ketus.

“gue udah olah raga yah, tuh paskib kan olah raga juga” ucap anggia membuat tari menggelengkan kepalanya dan kembali duduk.

“gia sayang, lo paskib cuman beberapa bulan setelah itu lo ga ada latihan paskib lagi sementara olah raga tuh butuh komitmen panjang belum lagi makanan lo yang berminyak semua lagian paskib daerah belum sampai di istana negara yang latihannya di bimbing sama TNI yang udah pasti ketat betul kek mau masuk TNI” ucap tari membuat pencerahan kepada anggia.

“kalian bahas apa sih sampai istana Negara?” ucap nota yang baru saja menyelesaikan kunyahan es terakhirnya.

Mereka terkejut melihat empat tumpukan gelas yang berada di depan nota dan tentunya kosong tak tersisa.

Mereka Mezan dan NotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang