Dua puluh delapan

30 3 4
                                    

Target tak tercapai
Telat update akan ku guncang
Huwakakakk

Miane...

Happy reading...

☁️☁️☁️

Sederhana, notifikasi selamat pagi yang membuat seseorang semangat dalam menjalani aktifitas, Ucapan selamat tidur guna mengistirahatkan tubuh dengan nyaman dan pertanyaan bagaimana hari ini membuat seseorang punya rumah yang sangat mengerti dirinya. Nyatanya hanya orang-orang yang beruntung mendapatkannya, entah lah mengapa tuhan tak memberi kesempatan kepada semua manusia untuk mendapatkan itu agar mereka tau caranya untuk pulang dengan benar.

Banyak nya manusia di dunia mengapa tuhan hanya memberikannya untuk sebagian saja? Lalu bagaiman dengan sebagian lagi? Atau hanya kita yang kurang beruntung? Nyatanya semuanya punya porsinya masing-masing.

Rumah bisa berbentuk dalam bagunan, alam bahkan raga, tetapi tak semua raga adalah rumah. Jika kita tak bisa mendapatkannya dari raga teman atau lawan jenis kita, mungkin keluarga kita?, tetapi jika keluarga bukan rumah untuk kita, diri kita juga rumah bukan? Tak ada yang sepeduli diri kita terhadap kita sendiri.

Terlihat Mezan bersandar di motornya dengan tangan memegang es cekek lalu sesekali ia meminumnya.

“lagi nunggu pacar bro” ejek Ari dengan Geo yang baru saja dari kantin.

“satu dong gorengan lo” pinta Mezan tanpa menjawab pertanyaan Ari.

“nanti latihan?” tanya Geo dengan menyerahkan tempe goreng kepada Mezan.

“tunda dulu deh, gue ada acara” ucap Mezan lalu berkaca di spion motornya.

thanks bro, gue tinggal dulu” ucap Mezan lalu meninggalkan temannya menghampiri Nota yang sedang berjalan ke parkiran.

“susah emang kalo punya temen bucin” ucap Geo yang di angguki Ari.

“pulang deh, ayo” ajak Ari yang di angguki Geo.

Nota yang baru saja menyelesaikan piket kelasnya di kejutkan oleh kedatangan Mezan dengan sebotol minuman.

“eh, kakak ngapain?” tanya Nota yang masih terkejut.

“nih, gue tadi mampir ke kantin bentar pas liat lo” ucap Mezan menyerahkan botol tersebut.

“makasih kak Eza” ucap Nota dengan senyum hangatnya.

“sama-sama Ta, sini tas lo” ucap Mezan mengambil alih tas Nota.

“eh, ga usah kak” ucap Nota tak enak.

“ga papa Ta, lo capek kan tadi abis piket kelas? jadi sekarang ayo kita cari udara segar” ajak Mezan dengan tangannya menggenggam tangan Nota.

“lo ga bawa motor kan?” tanya Mezan.

“enggak kak”

“nah, semesta memang selalu berpihak kepada kita bukan?” ucap Mezan menatap Nota tersenyum membuat Nota mau tak mau ikut tersenyum.

Nota ini apa yah? Rumahnya kok ada dimana-mana?!

☁️☁️☁️

“mau makan dulu ga?” tanya Mezan yang kini mereka masih di atas motor.

“ha?” tanya Nota bingung karena suara Mezan yang tak jelas.

“Ota sayang, mau makan dulu ga?” ulang mezan dengan sabar, tak lupa ia sedikit menghadap kebelakang agar Nota mendengarnya.

Mereka Mezan dan NotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang