FOUR

1.4K 75 7
                                    




Happy reading.....







"Bang, bang Varo bangun udah pagi!!!" Teriak Leonal---Adik Alvaro. Leonal Vello Dawana merupakan adik satu satunya, ia sekarang sudah duduk di bangku kelas 3 SMP.

"Iya dek, Abang udh bangun kok," Ucap Alvaro. Ia langsung beranjak dari kasur nya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah lima belas menit lamanya, ia sudah siap dengan seragam yang tidak di masukkan, tidak di pakai dasi dan ikat pinggang, serta jangan lupakan rambut yang acak-acakan tapi tidak mengurangi kadar ketampanan nya malah makin tampan dengan gaya badboy nya.

Ia berjalan menuruni tangga dan melihat orang tuanya serta adiknya sedang berada di ruang makan.

"Pagi yah, Bun, dek," sapa Alvaro semangat dengan senyuman yang tetap melekat di wajah nya.

"Pagi sayang," ucap Fiona sambil berdiri dan mencium pipi anaknya, sedikit berjinjit dan merapikan rambut anaknya.

Arya yang melihat itu mendelik tak suka.
"Sayang ke Marilah di sudah besar, bisa merapikan rambutnya sendiri."

"Ayah cemburu?" Tanya Leo Polos.

Arya hanya mendengus, sedang kan Fiona terkikik dengan perkataan yang baru saja Leo ucap kan.

"Iya tuh dek, ayah cemburu sama Abang. Udah tua juga masih cemburu, ingat umur yah." Sarkas Alvaro.

Arya menatap tajam putranya. "Kamu ini,"

"Sudah-sudah kenapa malah berantem, sini Varo sarapan dulu," lerai Fiona. Alvaro pun duduk di sebelah adik nya.

"Kamu seperti nya sudah menemukan dia," Ucap Arya di tengah-tengah makannya. Arya bingung atas perubahan sikap anaknya. Karena biasanya Alvaro cuek, dingin, dan kejam. Ia pun jarang memperlihatkan senyuman nya, pada keluarga nya sekalipun. Ia juga jarang berada mansion. Ia lebih sering berada di apartemen nya dari pada di mansion nya.

"Yaa.....aku sudah memiliki nya," Ucap Alvaro sambil tersenyum mengingat dirinya yang mengklaim nya secara sepihak.

"Varo, tapi ingat pesan bunda, kamu boleh menyayangi nya, tapi jangan sampai kamu menyakitinya," nasehat Fiona.

"Iya Bun, janji Zizi Bakalan aman sama Varo."ucap Alvaro tegas.

"Bagus," sahut Arya menimpali.

"Kalian ngomongin apa sih? Kok Leo di kacangin?" Geretu Leo, karena ia tak tahu apa yang di ucapkan mereka.

"Anak kecil ngga boleh tau." Ucap Alvaro.

"Ishh Abang apaan sih orang Leo udah besar, apa jangan-jangan Abang udah punya pacar yah? Ihh mau dong di kenalin." Antusias Leo.

"Iya entar Abang kenalin, ayah sama bunda juga di rumah. Nanti Varo bawa Zizi ke sini pulang sekolah." Ucap Alvaro sambil beranjak dari duduknya.

"Kamu mau jemput Zizi dulu?" Tanya Fiona.

"Iya Bun," jawab Alvaro sambil Salim pada Fiona dan Arya, serta meng3cvp singkat pipi adiknya. Alvaro segera keluar dari mansion.

Sedang kan Leo mematung, "OMG! Demi apa? Abang cium pipi Leo?" Riang Leo sambil memegang pipi yang baru saja di cium Alvaro.

"Seneng banget keliatannya." Ucap Arya sambil tersenyum.

"Iyalah yah, jarang-jarang loh Abang cium Leo, biasanya dingin, jutek tapi entah Abang dapet hidayah dari mana dia berubah jadi lembut." Cerocos Leo.

Arya dan Fiona hanya geleng-geleng sambil tersenyum tipis.

------------------

Alvaro Kini sudah sampai di depan panti asuhan Cinta Bunda, terlihat mobil mewah terjejer rapi di halaman panti. Alvaro tak peduli, Alvaro segera turun dari motor nya dan berjalan masuk. Belum sempat mengetuk pintu, terdapat suara isakan dan jeritan seseorang.

My Plain Man (BL)Where stories live. Discover now