kenakalan ibo

2K 174 7
                                    





......

Setiap hari keluarga Yizhan di buat pusing tuju keliling oleh ulah si bungsu Wang itu.


Seperti saat ini. Ibo sedang berada di halaman belakang di dekat kolam renang.

"papaa...daddy...toyongiinn...ibo,,,," teriak balita nakal itu.

"ibo...dimana..."balas Zhan berteriak.

"di koyam yenang..ibo tijak bica yenang...."jawab Ibo.

Pasangan Yizhan yg mendengar kata kolam pun, lari tunggang langgang mencari anak bungsu mereka, mereka takut sesuatu terjadi pada anak mereka.

Sedangkan orang yg membuat kedua orang tuanya kalang kabut itu saat ini sedang bersembunyi di balik pot besar yg tak jauh dari kolam itu.

"ibooo,,kamu dimana nak"Xiao Zhan berteriak mencari anakanya karna tidak melihatnya dimana-mana. Mereka pun berlari mendekati kolam renang itu sambil mencari anak mereka.

"ibooo,,kau di mana sayang"panggil Yibo.

Saat mereka sampai di tepi kolam, mereka tidak melihat anak nakal itu di dalam kolam itu.

"hihihihihi"suara cekikikan dari arah pot besar itu, mengalihkan atensi keduanya. Barulah mereka sadar kalo mereka di kerjai oleh balita nakal itu.


"iboooo"teriak keduanya.

"kenya kayian hehehe"ucap Ybo lalu lari terbirit-birit masuk rumah, meninggalkan kedua orang tuannya yg pusing, mereka menjadi migren oleh kelakuan balita satu itu. Nakalnya melebihi ketiga kakaknya.

(bayangin sendiri saja iya seperti apa nakalnya bocah 2 tahun itu)

"yibo aku pusing, bisa-bisa aku akan cepat mati oleh kelakuan bocah setan itu"keluh Xiao Zhan.

"hus jangan bilang begitu, kau harus tetap sehat dan panjang umur, untuk menemaniku menjaga dan melidungi keempat anak kita"

"gendong, badan ku lemas"

Wang Yibo pun menggendong istrinya ala koala. Mereka pun menyusul balita nakal itu, sebelum balita itu melakukan hal yg tak terduga lagi.

Sampainya mereka di dalam, dapat mereka lihat anaknya duduk anteng di depan tivi sambil menonton film kesukaannya.


Ibo yg melihat papanya di gendong pun bertanya.

"papa tenapa, apa papa takit?"tanya ibo.

"iya papa sakit"jawab Zhan ketus.

"iih papa malah, tayak anak tecil taja"ledek Ibo.

"papa memang anak kecil, lihat papa di gendong oleh daddy uwee"balas Xiao Zhan.

"papa tulun ibo duda mau di dendong" Ibo menarik kaki papanya agar papanya turun. Setelah papanya turun lalu Ibo pun naik ke tubuh daddynya dan dialah yg sekarang di gendong oleh daddynya.

"nah ini balu benal, ibo yang di dendong"

"hush" dengus Zhan.

"uweee" Ibo menjulurkan lidahnya untuk meledek papanya.

Tak lama tiga bocah yg mulai beranjak remaja pun masuk ke dalam mansion itu.

"kami pulang"teriak ketiganya.

"gege, jie-jie"balas Ibo. Lalu turun dari gendongan daddynya dan berlari kearah gege dan jie-jienya.

Saat ketiga remaja itu mengira adik mereka mau memeluk salah satu dari ketiganya, mereka bertiga pun merentangkan tangan mereka.

Tapi bukannya mereka mendapat pelukan dari adik nakal mereka, malah yg di ambil oleh balita nakal itu adalah coklat yg ada di saku gege Liannya dan di tangan jie-jienya.

Setelah berhasil menyambar coklat tersebut balita nakal itu pun kembali lagi berlari kegendongan daddynya. "yeeeee,,,ibo dapac dua cukat"soraknya senang.

Hahahahahaha

Tawa Zhan dan Xian pun pecah melihat kelakuan si bungsu, dan juga melihat wajah masam Lian dan Yanli.

"ibooo...."teriak keduanya. "sini kau bocah nakal"raung keduanya.

"daddy toyong...."Ibo pun bersembunyi dalam dekapan hangat daddynya.


"sudah-sudah kalian ganti baju dulu sana, papa siapkan makan siangnya dulu"ucap Zhan menengahi.

"baik pa"jawab ketiganya.

Mereka pun masuk ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian.

Xiao Zhan pun pergi ke dapur untuk memasak makan siang untuk keluarganya, setelah berkutak selama 1 jam akhirnya semua masakan pun sudah di hidangkan di atas meja.

"yibo,,panggil anak-anak makanannya sudah siap"panggil Zhan dari arah meja makan.

Tak lama datanglah kelima orang tercinta lalu duduk dan makan dalam diam dan damai.

Setelah mereka selesai makan, mereka pun berkumpul di ruang keluarga saling bercanda ria, tentunya dengan segala tingkah dan ulah si bungsu, yg selalu meramaikan mansion besar itu.

Melihat orang-orang tercintanya bahagia, Xiao Zhan berharap dan berdo'a semoga keluarganya selalu bahagia sampai mereka tua renta dan pada akhirnya mati. Xiao Zhan benar-benar bahagia melihat keluarganya setiap hari selalu tertawa bahagia.

"apa yg kau lihat sayang?"tanya Yibo.

"hm,,melihat kalian semua, aku tidak menyangka, orang yg sangat ingin ku hidari ternyata orang itulah yg menjadi sumber kebahagiaan ku"jawab Zhan panjang lebar.

"aku juga bahagia sayang, memiliki kalian semua dalam hidupku, jadi mari kita hidup bahagia selamanya"

"tentu, mari hidup bahagia bersama"

Pada akhirnya mereka pun berciuman, tidak perduli ada anak-anak mereka disana. Ketiga remaja itu pun reflek menutup mata adik mereka.

"papa,,,daddy.."teriak ketiganya.

"hehehehe"cengir Yibo.

"terima kasih tuhan kau telah mengirim kan aku suami sebaik dan perhatian seperti Yibo, dan terima kasih telah mengirimiku 4 malaikat kecil ku, Yanli maafkan papa pernah berniat ingin menyingkirkan mu nak, papa berjanji akan membuatmu bahagia bersama kedua gegemu dan didimu"

"terima kasih tuhan kau telah mengirimiku istri yg sangat luar biasa ini, dan terima kasih telah mengirimku 4 anak yg begitu baik dan menggemaskan ini, Yanli maafkan daddy karna pernah mengabaikan mu sayang, daddy berjanji akan membahagiakan mu bersama kedua gegemu dan didimu"

"tuhan terima kasih telah menyatu kan kedua orang tua kami, kami berjanji akan menjaga dan melindungi semua saudara kami" si kembar.

"tuhan terima kasih karna engkau telah mengirimiku papa sebaik papa Zhan, berkat papa Zhan, Yanli mendapatkan kasih sayang dari daddy, terima kasih tuhan tolong jaga mommy Yanli disana, katakan padanya Yanli bahagia disini bersama daddy, papa, gege Xian, gege Lian dan didi Ibo"


"teyima tasih tuhan kayena cujah menggiyimi Ibo papa dan daddy yang baik, dan juja gege dan jeje yang baik ini, Ibo janji akan menjaji anyak yang baik, amin."



Sampai disini saja ya bay-bay.

TAMAT.

terjebak (yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang