23. Tegas

55 11 0
                                    

Karena semalam Davin dan Sheyra menginap di rumah keluarga Maheswara, jadi untuk makan siang hari itu mereka makan di luar. Begitu jam istirahat dimulai, Davin langsung menghampiri Sheyra di kafe dan mereka pergi bersama.

Sejujurnya, sekarang Davin tidak terlalu suka makan di luar di jam istirahat. Menurutnya, hal itu terlalu banyak menyita waktu, karena bukan hanya untuk makan, dia juga harus menghitung lama perjalanan dan menunggu makanan itu siap. Davin lebih suka makan masakan Sheyra berdua di kafe atau kantor sambil bercengkerama.

Jam istirahat tinggal lima menit lagi habis, mobil Davin baru saja memasuki kawasan kantor lagi. Biasanya kalau tidak makan di luar, Davin bisa nikmati kue kesukaannya dulu, tapi sekarang terpaksa dia meminta Sheyra untuk membungkuskan untuknya.

"Nggak mau di kantor aku aja?" tanya Davin begitu Sheyra pamit akan ke kafe lagi

"Ada yang mau aku diskusiin sama Tiara" jawab Sheyra

"Ya udah, semangat kerjanya ya, sayang. Kalau ada masalah apapun itu, kabarin aku!" ujar Davin

Sheyra mengangguk pelan, "Mas juga semangat ya? Mau cium tapi malu"

Davin tertawa pelan, "Kenapa malu?"

"Takut ada yang lihat"

Davin tertawa pelan, dia letakkan tangannya di belakang kepala Sheyra dan menariknya maju untuk memberikan kecupan singkat di kening. Lalu, Sheyra mendongak, memberikan akses Davin untuk melanjutkan kecupannya ke bibir sejenak.

"Kita udah suami istri, sayang. Nggak usah malu" lirih Davin

Senyum Sheyra mengembang, "Ya udah, aku ke kafe dulu ya?"

"Hati-hati nyebrangnya ya?"

"Iya, see you, suamiku"

Setelah memastikan Sheyra sampai dengan aman di kafe, Davin langsung masuk ke lobi kantornya. Hari ini, jadwalnya menemui klien global dari luar negeri secara daring. Jadi, dia harus menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya.

*****

Biasanya, selepas makan siang, Davin dan Sheyra memang tidak melakukan komunikasi intens. Itu karena Davin sibuk atau Sheyra juga kadang sibuk, mereka baru akan komunikasi lagi saat sudah pukul lima sore, waktunya pulang.

Namun, menjelang pukul lima sore, pesan Davin pada Sheyra belum juga ada yang dibalas. Memang belum pukul lima sore, jadi Davin tak ingin ambil pusing, istrinya itu pasti sedang sibuk.

Davin menunggu pukul lima sore sambil membereskan beberapa barangnya di atas meja. Lalu, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, Davin mendesah pelan, dia paling tidak suka kalau ada pekerjaan mendadak di ujung jam kerja ini.

"Masuk" ujar Davin malas

Pintu terbuka, menampilkan Jevan dengan wajah lesunya. Davin benar-benar tidak bisa menebak raut macam apa yang Jevan tunjukkan itu. Biasanya, kalau urusan pekerjaan, Jevan datang dengan gestur sigap. Kalau urusan pertemanan, biasanya Jevan datang dengan gestur santai.

"Kenapa lo?" tanya Davin curiga

"Lo udah mau balik?" balas Jevan balik bertanya

"Iya, udah selesai semua kan?" sungut Davin

Jevan mengangguk, "Udah kok"

"Terus lo kenapa? Galau? Makanya nikah, bro! Lo yang dari dulu ribet nyuruh gue nikah sekarang malah keduluan" tutur Davin

Tidak ada tanggapan canda dari Jevan, laki-laki itu hanya diam terpaku menatap Davin yang tengah sibuk memasukkan barang-barangnya ke tas.

Masa || Kim Doyoung & Kim SejeongWhere stories live. Discover now