27. Positif dan Negatif

50 8 0
                                    

Rasanya memang tidak bijak kalau Sheyra tidak segera memuntaskan kecurigaannya. Selepas Davin pergi dan pekerjaan rumahnya selesai, Sheyra memutuskan ke kamar mandi lagi. Dengan gerakan yang pasti, Sheyra ambil beberapa alat tes kehamilan di laci kamar mandinya.

Tanpa perasaan apapun, Sheyra melakukan tesnya sesuai prosedur. Ada lima alat tes kehamilan yang dia gunakan sekaligus dari bentuk dan jenis yang berbeda. Sheyra ingin memastikannya betul-betul.

Setelah beberapa menit, Sheyra mengambil salah satu alat tes yang sudah menunjukkan hasilnya. Tidak ada reaksi apa-apa, Sheyra hanya menatapnya dengan ekspresi datar.

Positif.

Sheyra positif hamil, momen yang paling dia tunggu sejak lama akhirnya datang. Hasil yang ditunjukkan satu alat itu kemudian disusul oleh alat-alat lainnya. Semuanya menunjukkan hasil yang sama; Sheyra positif mengandung.

Masih belum ada reaksi intens dari Sheyra, dia hanya merapihkan semuanya dan meletakkan alat-alat itu asal di dekat wastafel. Harusnya Sheyra senang kan, tapi kenapa reaksinya begini.

Sheyra bangkit dan menempatkan diri di depan cermin. Tangannya mengusap perut datarnya sambil matanya menatap lurus ke depan.

"Gue harusnya seneng, gue hamil, bukannya selama ini gue pengen cepet punya anak? Kenapa rasanya malah gini" monolog Sheyra yang perlahan terisak

"Mas Davin nggak mungkin main di belakang gue, Mas Davin nggak mungkin sejahat itu sama gue. Mas Davin pasti punya penjelasan, gue harus tunggu sampai waktu itu"

Hari itu, tidak ada yang berubah dari aktivitas Sheyra. Dia tetap mengemudikan mobilnya ke tujuannya. Menyelesaikan masalah dengan supplier itu dengan baik lalu beralih menuju kafe.

Begitu sampai di kafe, Sheyra langsung menyeberangi jalan untuk ke kantor Davin. Biar bagaimana pun, Sheyra tetap harus mengabarkan berita kehamilannya pada sang suami.

Langkah Sheyra melenggang santai, sedikit dia bingung saat tidak mendapati Jevan di mejanya. Namun, dia tetap mengetuk pintu ruangan Davin dan masuk.

Sayangnya, tidak ada Davin di sana. Sheyra menghela nafas sejenak, berpikir bahwa kedatangannya ini bukan di saat yang tepat. Pasti Davin dan Jevan tengah ada kesibukan lain.

Saat memutuskan untuk berbalik badan, Sheyra malah dengar suara Davin dari arah balkon. Dia memutuskan mengubah arah langkahnya ke sana, mungkin Davin dan Jevan sedang di sana. Namun, yang Sheyra lihat dari pintu kaca yang sedikit terbuka itu bukan Jevan yang bersama Davin.

Melainkan, perempuan yang sama.

Nafas Sheyra terasa berhenti tiba-tiba, mereka berdua begitu serius berbincang sambil berhadapan. Lalu, tiba-tiba si perempuan mengikis jarak dan memeluk Davin

Sheyra masih menunggu, menunggu sampai Davin mengelak atau menghindar. Sheyra masih berharap Davin segera melepaskan pelukan itu. Tapi nihil. Davin memang tidak membalas, tapi tidak pula mengelak.

"Makasih buat waktunya semalam, Dav, makasih udah kasih kesempatan aku buat bicara"

Kepala Sheyra rasanya berdenging, air matanya sudah mengalir setitik. Semalam, Davin berbohong. Tiba-tiba seluruh tubuh Sheyra nyeri sekali, bukan hanya hatinya yang hancur, seluruh tubuh rasanya remuk.

"Aku janji akan jaga anak ini dengan baik"

"Anak..." lirih Sheyra

Pelukan mereka akhirnya terlepas, bukan Davin yang melepaskan, tapi perempuan itu sendiri. Davin masih bergeming tak menjawab. Dan itu malah membuat Sheyra merasa bahwa semua yang ada di pikirannya itu benar.

Masa || Kim Doyoung & Kim SejeongWhere stories live. Discover now