-02-

315 40 4
                                    

Mobil Jisoo berhenti tepat di depan rumah lama dari Jennie. Jennie mengerutkan keningnya dan menatap Jisoo, "Kenapa kita kemari?"

Jisoo tersenyum dan mengusap pelan kepala Jennie, "Ada sesuatu yang mau dibilang Appa-mu kepadaku."

"Aku ikut." Rengek Jennie manja.

Jisoo menggeleng pelan, "Kau tunggu di mobil saja, ne?"

Setelah berkata demikian, Jisoo mencium sejenak kening Jennie kemudian turun dari mobilnya, meninggalkan Jennie yang mendengus kesal. Jisoo menghela nafasnya sebentar lalu melangkahkan kakinya ke dalam rumah lama Jennie.

"Lama tidak berjumpa, Jisoo-ssi." Jisoo tersentak dengan suara tersebut.

Jisoo membungkuk hormat pada pria tua di hadapannya yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah dari Jennie. Ayah Jennie menatap sinis pada Jisoo, lalu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.

"Duduklah. Tidak enak berbicara jika kau berdiri begitu." Titah Ayah Jennie pada Jisoo.

Jisoo menganggukkan kepalanya, lalu berjalan menuju sofa dan mendudukkan dirinya. Ayah Jennie menghidupkan cerutu di tangannya dan menghisap cerutunya itu sebelum akhirnya berkata, "Saya langsung pada intinya saja." Ayah Jennie meletakkan cerutunya ke asbak, "Kau mencintai Jennie?"

Jisoo mengangguk mantap, "Ne, saya mencintainya."

"Kalau begitu...." Ayah Jennie menatap tajam pada Jisoo, "Tinggalkan dia."

Jisoo tersentak mendengar perkataan Ayah Jennie. Dia tidak menyangka bahwa Ayah Jennie belum memberinya restu sampai sekarang.

"Sebagai gantinya, saya sudah menyiapkan pengganti dari Jennie." Ayah Jennie melanjutkan ucapannya.

Jisoo menggeleng, "Saya tidak akan mengkhianati Jennie, Appa."

Ayah Jisoo tertawa keras, "Kau kira aku akan tetap memberimu restu setelah kau datang dan menghancurkan kebahagiaan keluarga kecilku?!"

Jisoo tersenyum, "Untuk itulah saya tidak akan menyerah sampai anda memberikan restu itu pada saya dan Jennie."

BRAK!

"Bocah, dengarkan aku!" Ayah Jisoo menggebrak meja dan berdiri dari sofa, "Aku sudah cukup baik memberimu pengganti Jennie tapi ini balasanmu kepadaku?!"

Jisoo ikut berdiri dari sofanya lalu berkata, "Mianhae. Saya akan tetap setia pada Jennie."

Jisoo membungkukkan badannya. Setelah itu dia pergi dari hadapan Ayah Jennie. Ayah Jennie mengepalkan tangannya dan mendengus emosi.

"Karina, kemari!" Gadis yang dipanggil Karina itu pun menghampiri Ayah Jennie, "Aku punya satu tugas untukmu."

"Apa itu, Tuan Kim?" Tanya Karina dengan sopan.

"Deketin Jisoo dan buat dia tidak ada waktu bersama Jennie." Ayah Jennie tersenyum, "Dengan begitu, Jennie akan melayangkan gugatan cerai dan dia akan menangis pada saya untuk kembali."

Karina mengangguk, "Ne, Tuan Kim akan saya laksanakan."

***

Jisoo menghela nafas beratnya begitu dia berada di dalam mobilnya. Jennie melihat sesuatu yang tidak beres pada Jisoo pun bertanya, "Ada apa, yeobo? Apa yang dikatakan tua bangka itu padamu?"

Jisoo menatap Jennie sejenak, lalu tersenyum, "Gwencana. Appa hanya titip salam pada kita berdua."

"Yakin?" Jennie mengerutkan keningnya, "Karena wajahmu berbeda dari yang tadi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Never Let You GoWhere stories live. Discover now