16. Sweet sweet love

1.1K 91 8
                                    

"Adeeeek, itu sepeda kamu ngehalangin mobil abang! Pindahin dulu supaya mobil abang bisa masuk!" teriakan sang Mami dari lantai dua mengganggu konsentrasi Venus kecil yang kini tengah fokus memecahkan soal latihan ujian nasional

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Adeeeek, itu sepeda kamu ngehalangin mobil abang! Pindahin dulu supaya mobil abang bisa masuk!" teriakan sang Mami dari lantai dua mengganggu konsentrasi Venus kecil yang kini tengah fokus memecahkan soal latihan ujian nasional.

Tak hanya itu, kini klakson mobil juga berbunyi beberapa kali dari luar pagar rumah.

Venus berdecak sebal, meletakkan pensilnya kemudian bangkit berdiri keluar dari rumah.

Melihat mobil abangnya masih membunyikan klakson bahkan saat dirinya sudah keluar rumah, Venus melotot kesal. Dengan kasar dia menaikkan standar sepeda kemudian memarkirkan di garasi rumah.

Tak lama mobil abangnya masuk.

"Dek, buah stroberimu sudah jadi incaran si kembar. Di panen sana, daripada nanti kamu nggak kebagian!" suara Maminya terdengar lagi saat Venus hendak masuk ke dalam rumah. Urung karena melihat buah stoberinya tampak terancam sekarang, dia memilih untuk mengambil kantong plastik dan mulai mendekati pekarangan rumahnya, siang ini dia akan panen stoberi dadakan.

"Wah, si adek lagi panen stoberi. Abang boleh minta nggak nih?" Sagara turun dari mobil dan langsung mendekati adiknya yang kini tengah memetik stoberi merah miliknya yang beberapa sudah ada yang masak.

Kebun stoberi itu tidak luas, hanya 3 kali 3 meter persegi. Kebun itu pun ada karena rengekan si bungsu yang iri sepupunya mempunyai kebun tomat.

Venus menatap kedatangan kakaknya dengan tak ramah. Dengan cepat dia menggeleng kepala dan menyembunyikan kantong plastik stoberinya ke belakang tubuh, melindungi dari ancaman lain yang datang.

Sagara sontak tertawa, dia tatap geli anak berbaju merah putih yang sebentar lagi SMP itu.

"Dih pelitnya, padahal sama-sama anak papi Iyo!" celetuk Sagara.

Venus diam tak menyahut namun tatapannya berubah tak fokus saat ada orang lain yang turun dari mobil kakaknya dan kini berjalan mendekat.

Venus menaikkan satu alisnya, saat seseorang itu tersenyum begitu tampan dan menyerahkan paper bag pada Sagara.

"Adik lo Gar?" tanya cowok itu. Venus menunduk kembali memetik buah stoberinya.

Meski begitu diam-diam dia melirik si tampan teman kakaknya itu. Dia tinggi sekali, putih dan sangat manis senyumannya. Venus cukup terperangah ada lelaki setampan itu di sekelilingnya. Biasanya lelaki tampan hanya dia lihat di televisi atau di sosial media.

Tapi yang ada di depannya sekarang benar-benar mirip opaa korea dengan potongan rambut dan gaya berpakaiannya.

"Oh, ini yang namanya mirip planet itu ya? Venus! Benar?" ucap cowok itu antusias.

Sagara mengangguk, dia juga menatap penuh minat adiknya yang kini merasa terancam karena kedatangan orang lain. Pasalnya si bungsu itu sangat memusuhi orang asing.

Peta hidup Venus (On Going) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora