CHAPTER 8. Amma Village

26 5 0
                                    

27 Mei pukul 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27 Mei pukul 22.15, sesuai dengan apa yang telah diinstruksikan oleh sang ketua geng Inferno Riders. Kini mereka berkumpul di sebuah villa bernama Amma Village milik keluarga Brigantara yang tak terpakai.

Karena Brama yang hobi membeli rumah diberbagai tempat dengan alasan investasi, ia tertipu oleh salah satu oknum yang mengatakan bahwa rumah tersebut berada di sebuah desa.

Namun itu semua salah, ternyata lokasi tersebut berada di tengah-tengah hutan yang cukup jauh dari pemukiman warga.

Berhubung rumah tersebut terlanjur dibeli oleh ayahnya Bintang, ia membujuk Brama untuk memberikan hak kepadanya atas rumah tersebut. Brama yang tak bisa menolak anak semata wayangnya itu, dengan suka rela menyerahkan rumah itu kepada anaknya.

Sampai saat ini Bintang memanfaatkan tempat itu sebagai markas besar persembunyian. Karena memang tidak ada yang mengetahui tempat tersebut selain keluarganya, dan juga orang-orang kepercayaannya Bintang.

"Akhirnya kita bisa kumpul lagi di udara yang segar ini brader-braderku". Alfiyan yang baru saja datang terlambat, merangkul Bintang dan Gibran yang kini tengah berdiri di tepi danau dekat villa tersebut.

Posisi villa yang menghadap kearah dalau luas, memberikan kesejukan yang teramat sangat saat memandangnya. Bahkan rumah yang terlihat elegan dan memiliki halaman yang cukup luas, membuat mereka nyaman menempatinya walau meski sesekali berkunjung.

"Kemana aje lu, jam segini baru nongol !" celetuk Gibran yang diiringi jitakan kecilnya.

"Sorry dong bro, biasa orang sibuk". jawab Alfiyan yang terdengar seperti cibiran.

Saat mereka berjalan menuju rumah, tak lama terdengar suara motor yang baru menghentikan lajunya, motor itu terparkir rapih dihalaman. Angkasa yang baru saja datang menghampiri mereka bertiga.

"Bi Minah !!!" teriak Bintang pada salah satu asisten rumah tangga yang ada di sana.

"Iya den".

"tolong buatin jus yah buat kita. Sama minta cemilannya bolehh?". pinta Bintang

"Siap den, bibi siapkan ". jawab Bi Minah

Sebenarnya Bintang sengaja menyuruh ayahnya mengirimkan beberapa asisten rumah tangga untuk menempati rumah itu, karena akan sayang sekali jika villa tersebut harus dibiarkan begitu saja tanpa perawatan.

Secara Bintang yang seringkali mampir kesana karena urusan geng motornya atau bahkan bosan dengan suasana kota. Tempat itu sangat cocok untuk menenangkan dirinya.

Tersisa 2 orang dari anggota inti yang belum hadir, yaitu David dan Alvaro mereka adalah junior kelasnya Bintang yang bisa diandalkan dan dipercaya olehnya.

Pasalnya mereka yang sangat mengidolakan Bintang sebagai pemimpinnya tidak akan mungkin menghianat darinya.

"Bocah kembar masih belum dateng juga?". tanya Alfiyan.

Bintang untuk Bulan ✨🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang