Bagian 21

228 6 0
                                    

WARNING TYPO ⚠️







Renza kini suda di pindahkan ke ruang rawat inap yang sudah di pesan oleh jendral sebelumnya. jika Hekal masih dalam tahapan pemeriksaan dokter dengan berbagai alat medis yang masuk kedalam tubuh lemah Hekal.

"kal bangun, Kaka kangen sama kamu" ucap marel dari jendela pembatas .

"ayo bangun nanti kita ke museum bersama sesuai keinginan mu waktu itu sayang" ucap marel sembari menitihkan air matanya.

"bang sudah, ayok makan dulu, Abang juga lemah, kalo kaya gini Hekal juga bakal marah sama bang"ucap jiven menghampiri sang Abang.

"jivan Abang minta maaf, libatin kamu kedalam hal berbahaya "tunduk marel di depan sang adik.

"No , it's oke ,jiven jadi banyak belajar bang, jadi jangan meminta maaf yaa bang, jiven juga salah ga bisa jagain mereka semua" ucap jiven membalas dan merangkul pundak sang kakak.

Setelahnya jiven dan marel pergi menjauhi ruangan Hekal berada dan pergi untuk makan siang terlebih dahulu.

Disatu sisi yang lain Nazen juga masih berbaring di ranjangnya dengan di temani oleh hyunjin yang setia setiap saat.

"mendingan?" tanya hyunjin .

"iya" balasnya tersenyum.

"Uhmm..." canggung antara keduanya karena dengan posisi hanya berdua saja di ruangan itu.

Tok

tok

tok

Masuklah sosok pria cantik paruh baya dengan membawa beberapa bingkisan buat untuk yang sedang sakit .

"Naa...Zen, hiks papa makasih banget loh sama kamu, papa sudah tau semuanya dari jiven, makasih..." ucapnya terisak dan langsung memeluk Nazen.

"iya paa, Nazen tak masalah, ini sebagai balas Budi Nazen saat dulu almarhum om Joha juga pernah bantu saat Daddy Nazen sakit" balas nya.

"Kamu memang persis seperti mommy kamu, sekali lagi papa berterima kasih sama kamu" ucap pria cantik itu.

"Eh maaf.. jadi lupa kalau ada orang lain" sadar saat di depan nya masih ada hyunjin.

"Ah papa, ini teman Nazen , namanya hyunjin"

"Hallo Tante, aku hyunjin" salamnya

"ahhh iyaa, kenalin Tante Ten papah nya Hekal" balas pria itu.

"Apa kalian sudah makan?" tanya Ten.

"Uhmm baru saja hyunjin selesai membersihkan nya" balas Nazen mengangguk kecil.

"Baiklah papa tinggal dahulu ya sebentar, papa mau bertemu dengan marel" ucap Ten lalu mencium Nazen dan keluar.

^^^^^

Renza dan jendral serta bubu dan Daddy jendral tengah berada pada satu ruangan renza di rawat.

"Syukurlah renza tak mendapati luka yang cukup serius" ucap Donghae.

"Iya om" balas renza tersenyum.

"Kak keadaan kak ekal bagaimana , renren khawatir?" tanya nya kepada jendral.

"Hekal masih dalam tahap perawatan medis, luka nya bisa di bilang parah" jawab jendral.

"Sekali lagi sorry nda bisa bantu kak ekal waktu itu" ucap renza menunduk.

"Ini semua musibah , tidak ada yang tau, lagian kamu juga terluka, tidak apa Hekal kuat ko" celetuk bubu memegang tangan renza.

"ya sudah bubu keluar dulu" pamit nya melenggang pergi bersama sang suami.

"ehh Ten, udah lama tidak berjumpa, bagaimana kondisi mu?" tanya Tiffany.

"Eh bubu, baik , tapi Hekal masih tidak baik baik saja" ucapnya dengan lemah lesu.

"berdoa saja Hekal adalah anak kuat " balas bubu menyemangati.

"bisa aku bertemu renza sebentar?" tanya Ten kepada Tiffany.

"tentu silahkan, aku akan ke kantor polisi dulu " balas Tiffany tersenyum dan mempersilahkan Ten masuk ke dalam ruangan renza.

Tok

tok

tok

"permisi" ucap Ten.

"hallo bibi" sapa jendral kepada Ten.

"eh ada jendral"

"hallo Tante" sapa renza walau ia masih tak mengetahui siapa sosok pria manis yang datang itu.

"Oh ya kenalin Tante adalah orang tua Hekal panggil saja papa" balas Ten yang melihat wajah renza kebingungan.

"ahh hallo papa, ummm.... renza minta maaf Tan..." ucapnya saat menjabat tangan dengan orang tua Hekal.

Ten menangguk memeluk renza di dadanya sambil mengelus Surai hitam milik renza itu.

"Hiksss kak ekal seperti itu karena renza , maafin renza Tante" Isak nya saat di peluk oleh orang tua Hekal.

"It's oke baby, bukan salah kamu , kamu juga korban, Tante tau Hekal memang anak keras kepala" balasnya yang juga ikut menitihkan air matanya.

"cup cup kita berdoa ya untuk kak ekal biar bisa sekolah lagi" ucap Ten lalu melepaskan pelukannya .

"aigoo, ternyata anak Weeju sangat cantik seperti buna nyaa" rayu Ten melihat wajah merah bersemu renza karena menangis.

"Tante kenal dengan Buna?" tanya nya sesegukan.

"panggil papa sayang, tentu saja Buna mu adalah primadona saat kuliah dulu" ucap Ten menggoda renza membuatnya sedikit tersenyum.

"Tante bagaimana kondisi hekal sekarang?" tanya jendral memotong.

"Dokter bilang sedikit lebih baik setelah operasi kemarin, Tante harap Hekal bisa lebih cepat bangun" balas nya merenung.

"Tante maafin jendral Tan, jendral juga salah di sini" ucap jendral memegang sedikit tangan Ten.

"jangan selalu menyalahkan diri, tidak apa asalkan Hekal bisa selamat itu adalah anugerah kita semua" balas Ten mengelus punggung tangan jendral.

"ya sudah Tante tadi mau cari marel malah keasikan ngobrol kan hihi"

Ten pun keluar dari ruangan itu dengan lagi lagi menyisahkan renza dan jendral di dalam. Tepat saat baru saja keluar marel dan jiven baru sampai di depan area lorong itu.

"PAPA HIKS MAAFIN MAREL, HIKSS HEKAL PAPAA MAAF MAREL BUAT HEKAL TERLUKA" tangis marel pecah saat bertemu dengan orang tua Hekal.

"Marel suttt nak jangan seperti ini, hiks... Tante juga khawatir dengan Hekal, kita berdoa sama sama ya, kamu jangan nangis terus kasian Hekal nanti pas bangun malah liat mata sembab kamu" balas Ten menenangkan marel.

Marel terlalu sakit jika bertemu dengan papa nya Hekal pasalnya pria manis ini sudah sangat mempercayai dirinya bahwa Hekal akan aman dan bahagia bersamanya namun apa, sekarang Hekal malah terbaring dengan lemah di rumah sakit, itu membuat hati marel terluka, dan marel nampak seperti bajingan pembohong yang ingkar janji kepada sang Dewi.

+#+#+#+






oke sampai di sini dulu kalau suka jangan lupa vote and komen ya biar author semangat up story nya

btw story nya kalau gak jelas maafin yaa, hehe , maaf juga kalau banyak kesalahan pada penulisan and...

see u in the next chapter

TARUHAN? || [ NOREN ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang