Lembar demi lembar, ketuk demi ketuk,
Layar terang bernyanyi, kata kata berdansa di depan mata.
Dari prakerja sampai website entah apa.Ah susah sekali ternyata mencari kerja ya ?
Lembar demi lembar, ketuk demi ketuk,
Bisa bisanya tujuh tahun tinggal di kampus, mengejar angka di transkrip nilai hampir mampus, melawan penyakit dan derita dari gemuk sampai kurus.
Tapi akhirnya apa ?Kau hanya jadi pengangguran terpelajar.
Lembar demi lembar, ketuk demi ketuk,
Apa guna kau berusaha ?
Sudah S1 masih susah cari kerja!
Mending mati saja!Aku tertawa pelan, seperti kata pelatih ku dulu, saking parah jadi lucu.
Kau yang dulu dikata berakal, cerdas dan bisa capai segala.
Eh, mereka yang kau anggap dungu bagai lembu, bodoh yang tertanggung, malah sekarang lebih sukses dari dirimu.
Itulah kutuk mu, kau anggap dunia hanya sebesar otakmu, kau kira dunia bisa takluk kalau kau mau.
Lihat sekarang dirimu, hanya pengangguran penuh ilmu.
![](https://img.wattpad.com/cover/294706096-288-k438178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Voices Inside My Head
PoetryMore like my mind in a nutshell, if you read it, bear in mind that these poems aren't made to entertain you, but rather as an insight to my mind thus do not be disappointed if the poems aren't as good as you thought it would.